Sisi kanan Kompleks Makam Yudanegara II dengan sejumlah kubur berada di tempat terbuka. Di ujung kanan, di tempat yang lebih tinggi, terdapat sebuah cungkup makam berukuran cukup besar, namun saya tidak sempat berkunjung ke sana.
Makam Ngabehi Dipawidjaja (Dipamenggala) dan istrinya, serta beberapa makam lainnya. Dipawijaya yang memiliki nama kecil Bagus Gugu adalah anak bungsu Dipayuda Seda Jenar. Nama Dipawijaya digunakannya setelah menikah dengan putri Dipayuda II. Setelah pensiun ia menggunakan nama Dipamenggala. Anak Dipawijaya yang bernama Mas Kadirman kemudian menjadi Bupati Banjarnegara dengan gelar Dipayuda IV, atau Dipayuda Banjarnegara.
Makam Joeda Atmadja, Wedana Batur, yang merupakan menantu Mertadiredjan I, sedangkan Mertadiredjan I adalah cucu Patih Danuredjo dan saudara kandung Raden Adipati Bratadiningrat, Bupati Banyumas yang dimakamkan di Kebutuh, Sokaraja.
Cungkup yang terlihat masih cukup lapang dan lumayan megah di Kompleks Makam Yudanegara II. Di ujung kiri adalah makam RM Margono, bersebelahan dengan makam isterinya. Lalu ada makam RA Mohamad, RM Soebardi, dan RM Mohamad. Raden Mas Margono Djojohadikusumo (16 Mei 1894 – 25 Juli 1978) adalah pendiri Bank Negara Indonesia. Ia adalah orang tua Prof. Dr. Soemitro Djojohadikusumo. Dua anaknya lagi gugur dalam peristiwa Lengkong, yaitu Kapten Anumerta Soebianto Djojohadikusumo dan Taruna Soejono Djojohadikusumo (lihat travelog Monumen Lengkong).
Cungkup makam lagi di Kompleks Makam Yudanegara II, diantaranya terdapat makam R. Ngaliman Dipodiwirjo yang wafat pada 16 Juni 1926. Di sebelahnya makam R Nganten Aminah Dipodiwirjo yang wafat pada 7 Juni 1921, dan M Adjeng Moersita Dipodiwirjo yang wafat pada 19 Februari 1931.
Deret tiga makam di Kompleks Makam Yudanegara II. Di sebelah kiri adalah makam R Kertapradja yang wafat pada 13 September 1889. Kemungkinan ia adalah putra Tumenggung Dipayuda bernama Raden Cakrayuda, yang ketika menjadi Bupati dan berkedudukan di Patikraja berganti nama menjadi Ngabei Kertapraja.
Di luar Kompleks Makam Yudanegara II, di seberang jalan, terdapat kompleks makam lainnya yang tidak begitu besar. Dari papan di depan makam, terbaca nama-nama Kangjeng Raden Mas Tumenggung Cokronegoro II, Bupati Banyumas ke-16 yang memerintah 1864 – 1879; Raden Ayu Gusti Paku Alam, anak Tumenggung Cokronegoro II yang menjadi istri Pangeran Adipati Paku Alam; dan Kangjeng Raden Mas Tumenggung Cokrokusumo, putera Tumenggung Cokronegoro II, yang menjadi Bupati Purwokerto pada tahun 1885 – 1905.
Sponsored Link