Salah satu jirat kubur dengan papan tengara berbunyi “Pengoeloe Landrad Koedoes” yang berada di salah satu cungkup di area tengah. Pengulu atau Penghulu Landrad adalah jabatan Kepala Pengadilan Agama semasa penjajahan Belanda.
Sebuah cungkup tanpa dinding di dekat gapura paduraksa tengah dengan tiga jirat kubur di dalamnya. Meski ada beberapa batang pohon tanggung, namun area tengah kompleks Makam Sunan Kudus ini masih memerlukan banyak pohon peneduh.
Sebuah kubur dengan badan berundak warna merah bata dan nisan batu hitam berbentuk unik, menyerupai kenong pada perangkat gamelan, atau songkok. Sebuah papan menyebut nama KHR Asnawi, keturunan ke-14 Sunan Kudus, dan keturunan ke-5 KH Mutamakin dari Pati.
Papan itu menyebut nama KHR Asnawi yang wafat pada 26 Desember 1959, hanya tiga bulan setelah saya lahir. Pada tahun 1924 ia ditemui KH. Abdul Wahab Hasbullah Jombang, yang membuatnya kemudian hadir di Surabaya pada 31 Januari 1926 untuk mendirikan Nahdlatul Ulama (NU).
Sponsored Link