Altar sembahyang bagi Kwan Tee Koen atau Kwan Seng Tee Kun atau Kwan Kong, yang juga diapit oleh burung Hong dan naga. Kwan Kong yang hidup di jaman Sam Kok (Tiga Negara) adalah jenderal perang yang dipuja karena sifat kepahlawanannya. Ia rendah hati, setia, patriot, dan setiap tindakannya berpegang teguh pada ajaran pribadi yang luhur. Pengikut Buddha Mahayana menyebutnya sebagai Kwan Tee Pou Sat atau Ka Lam Pou Sat.
Sebagaimana umumnya kelenteng, di teras bagian depan terdapat hiolo Thian berkaki tiga bertulis nama kelenteng. Hiolo ini indah lantaran ketiga kakinya merupakan badan ular naga dengan kepalanya ada di bawah.
Sebuah piagam atau prasasti yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha pada 8 Agustus 2013, yang menyebut Kelenteng Hok Ling Bio sebagai Tempat Ibadat Tridharma dan beralamat di Jl Madurekso No. 02, Kudus.
Pandangan lebih delat pada meja dimana terdapat hiolo berbentuk trapesium terbalik. Hiolo adalah tempat menancapkan batang hio setelah digunakan untuk sembahyang. Bumbung yang di sebelah kanan adalah ciamsi untuk obat.
Sponsored Link