Pandangan pada sisi kanan kedung Curug Belot dengan tumpuk batuan, serta relung hitam pada dinding tebing. Entah ada apa di sana.
Kondisi Curug Belot relatif masih alami, dengan sedikit sentuhan tangan manusia di sana. Pengembangan curug ini ke depannya mestilah mempertimbangkan keserasiannya dengan alam.
Jalan desa yang telah diperkeras dengan semen, dan tampaknya bukan hanya menjadi lintasan para pejalan kaki, namun juga untuk jalan sepeda onthel dan sepeda motor, dan itu saya kira yang menjadi alasan mengapa jalan itu tidak dibuat berundak, yang mestinya lebih aman dan nyaman bagi pejalan kaki.
Pandangan pada jembatan di atas Kali Belot yang menghubungkan dua desa yang dipisahkan oleh kali. Karena jaraknya yang cukup jauh dari curug serta sungainya yang berkelok membuat jembatan itu tak bisa dijadikan sebagai dek pandang.
Pandangan tegak pada jalan menanjak tajam saat pulang meninggalkan area dimana Curug Belot berada. Lubang-lubang bulat di sisi sebelah kanan jalan sepertinya dimaksudkan sebagai tempat menancapkan tonggak untuk pagar pegangan tangan orang.
Air kali yang bening, dan anak-anak yang mandi bertelanjang bulat, menjadi pemandangan saat datang menuju ke dan pergi meninggalkan area Curug Belot. Kali dan masa kecil sering merupakan kenangan yang terlalu manis untuk dilupakan.
Sponsored Link