Pandangan dekat pada salah satu candi perwara, yang di dalam ruangannya mestinya ada patungnya. Relief Kala di atas pintu masuk terlihat masih dalam kondisi yang relatif sangat baik. Stupa di latar belakang sepertinya tak natural oleh sebab mungkin memakai semen untuk merekat batu-batunya.
Pak Agus kelihatan ngganteng juga saat berdiri di bawah gapura paduraksa dengan relief Kala tanpa rahang yang kondisinya relatif masih baik. Jika ada gapura paduraksa, mestinya ada gapura candi bentar yang memisahkan bagian tengah candi dengan bagian luarnya. Meski masih perlu banyak sekali perbaikan pada detail ornamennya yang telah rusak, Candi Plaosan Lor ini masih terlihat sangat elok.
Sudut pandang yang memperlihatkan kedua candi utama di kompleks Candi Plaosan Lor. Entah sampai kapan serakan batu yang ada di sana itu bisa bersih dan berubah wujud menjadi candi-candi perwara yang elok untuk dilihat. Perlu dipikirkan struktur candi yang bisa lebih tahan goncangan gempa, agar perbaikan yang telah dilakukan dan memakan biaya tak sedikit tidak lantas menjadi sia-sia jika gempa kembali menyapa.
Bentuk-bentuk stupa di Candi Plaosan Lor ini memang akan mengingatkan orang pada Candi Borobudur, meskipun ukuran stupa yang ada di sini jauh lebih kecil dan lebih sedikit.
Sponsored Link