Melihat undakan yang jumlahnya tak sedikit, saya memilih mendaki ke puncak teras candi dan kemudian menuruni bukit lewat jalan setapak yang berada di sisi sebelah kanan bukit. Jalur itu lebih mudah, lebih cepat, dan lebih menghemat tenaga. Pemandangan susunan batuan trap-trapan pada foto di atas diperoleh dari jalur alternatif pendakian ke puncak candi itu.
Dari papan ini saya ketahui bahwa selain Candi Sukuh, Candi Cetho dan Candi Kethek, di lereng Barat Gunung Lawu ini juga terdapat candi lain, yaitu Candi Planggatan dan Candi Menggung. Dari denah terlihat bahwa Candi Kethek merupakan candi dengan lokasi tertinggi dibanding candi lainnya.
Bagian dari papan informasi di Candi Kethek yang menjelaskan mengenai deskripsi bangunan candi, latar belakang agama dengan ditemukannya arca kura-kura di sana yang sering dikaitkan dengan mitologi dalam agama Hindu, serta penelitian yang pernah dilakukan oleh para ahli di candi ini.
Seorang gadis tampak tengah melangkah menuju ke papan pengumunan di pelataran pertama Candi Kethek, sementara sepasang muda-mudi lainnya berjalan ke arah trap-trapan dengan teras-teras candi di atasnya, serta undakan-undakan batu di bagian tengah yang menghubungkan semua teras itu.
Suasana di teras keempat yang ternyata tidak ada bangunan candi di sana kecuali sebuah stana kecil kosong dengan kemuncak mahkota, dibalut kain khas poleng Bali yang terlihat sudah kotor, serta sebuah anglo di depan stana yang digunakan untuk menancapkan dupa.
Sekelompok orang tampak tengah berjalan di jalan setapak di tepian jurang yang beberapa saat sebelumnya telah saya lewati. Ketika mengambil foto ini saya membelakangi kelokan ke kiri yang berlanjut ke tanjakan terakhir itu.
Sponsored Link