Tanpa menunggu lama, es jeruk dan es teh manis datang lebih dulu. Jeruknya asli, dengan rasa manis yang cukup dan menyegarkan. Tidak berapa lama kemudian, menyusul tiba pesanan bakso kami. Meskipun tidak ada yang istimewa dalam penyajiannya, namun melihatnya berada di atas meja segera terbitkan selera. Apalagi perut memang sedang lapar.
Penampakan bakso urat yang dipesan Tri. Irisan dagingnya terlihat menggoda, ditambah dua buah bakso kecil dan sebuah lagi berukuran lebih besar. Entah mengapa saya tidak pernah tertarik untuk mecoba bakso urat. Barangkali karena kesan kata ‘urat’ yang tidak begitu nyaman terdengar di telinga saya.
Di atas meja tersedia beberapa pilihan makanan kecil, seperti kacang goreng, dan sejenis gorengan lainnya. Kupat juga tersedia di meja sebagai teman bakso bagi pengunjung yang merasa cukup lapar. Makanan peneman bakso lainnya, berjenis kerupuk, dipajang berjajar di pojok sebelah kiri kasir, pada wadah-wadah plastik bermulut lebar.
Pandangan lainnya ke area yang digunakan untuk kasir dan pemesanan makanan. Mungkin suatu ketika nanti orang tak perlu antri pesan, namun langsung mencari tempat duduk dan melakukan pemesanan dengan menggunakan aplikasi smartphone dengan sistem first order first served.
Sponsored Link