Di dalam cungkup terdapat tiga makam. Satu ditutup dengan kelambu, diapit sebuah makam di kiri-kanannya. Tak lama saya berada di dalam ruangan. Suasana temaram senja di makam yang sepi, sendirian, membuat saya tak bernafsu untuk membuka kelambu makam.
Pendopo di depan cungkup Makam Ronggo Panambang I yang tampaknya merupakan hasil pemugaran yang dilakukan pada 1997 itu. Area yang disebut Astana Randusongo ini boleh dikatakan sangat luas. Selain pendopo dimana saya duduk menunggu kuncen, saya lihat ada lagi pendopo di ujung sana yang tanahnya berada lebih tinggi.
Tiang penopang pendopo yang meski terlihat menua karena terpapar panas, hujan, segala macam debu, namun terlihat masih artistik, dengan kubur berbalut batu pualam terlihat di latar belakangya.
Sudut pandang lainnya pada pendopo di depan cungkup makam yang berisi cukup banyak jirat kubur, juga ada pendopo satu lagi di sisi sebelah kiri cungkup yang saat itu terlihat tanpa ada makam di dalamnya. Suasana di kompleks Astana Randusongo ini terbilang masih wingit, terutama jika berada di dalam cungkup makam selepas senja, sendirian.
Sponsored Link