Bandung, Jawa Barat, Museum

Museum Konferensi Asia Afrika Bandung

Sudah lumayan lama kami berkunjung ke Museum Konferensi Asia Afrika Bandung, kadang disebut Museum Asia Afrika, hanya beberapa minggu sebelum COVID-19 mulai masuk ke Indonesia. Ini mengurangi jumlah museum di Kota Kembang ini yang belum kami kunjungi hingga hari itu.

Ketika tulisan ini sedang dibuat, Museum Konperensi Asia Afrika sedang ditutup untuk kunjungan umum sehubungan dengan dilakukannya perbaikan dan pemeliharaan Gedung Museum KAA yang berlangsung sejak 28 Oktober 2022 hingga 2 Desember 2022.

Museum Konferensi Asia Afrika berada di Gedung Merdeka yang terletak di Jl Asia Afrika No 65 Bandung. Gedung ini dibangun pada tahun 1895 dan diberi nama Sociƫteit Concordia, yang tampaknya mengambil nama dari dewi keharmonisan atau dewi perdamaian dari jaman Romawi kuno. Pada tahun 1926 dilakukan direnovasi menyeluruh oleh Wolff Schoemacher, Aalbers dan Van Gallen.

Museum Konferensi Asia AfrikaPenataan dan suasana di dalam gedung dimana KAA berlangsung

Di jaman kolonial Gedung Sociƫteit Concordia menjadi tempat rekreasi dan sosialisasi orang-orang Belanda yang tinggal di Bandung dan sekitarnya, dimana mereka bisa berdansa, menonton pertunjukan kesenian, atau menikmati makan malam. Di jaman Jepang namanya diubah menjadi Dai Toa Kaman yang digunakan sebagai pusat kebudayaan.

Sejarah Museum Konferensi Asia Afrika

Ide pembuatan Museum KKA bermula dari seringnya Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (1978-1988) Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja mendapat pertanyaan dari para diplomat tentang Gedung Merdeka dan Kota Bandung, tempat diselenggarakannya KAA, serta banyak diantara mereka yang ingin mengunjunginya.

Timbulnya kehendak untuk mengabadikan KAA yang menjadi puncak prestasi politik luar negeri Indonesia, serta keinginan para pemimpin Asia Afrika untuk mengunjungi Kota Bandung, maka Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melontarkan gagasan untuk mendirikan Museum Konferensi Asia Afrika dalam forum rapat Panitia Peringatan 25 Tahun KAA pada tahun 1980.

Museum Konferensi Asia AfrikaMuseum Konferensi Asia AfrikaMuseum Konferensi Asia Afrika Gedung Merdeka dulu dan sekarang

Diantara yang hadir waktu itu adalah Dirjen Kebudayaan Prof. Dr. Haryati Soebadio sebagai wakil dari Departemen P&K. Gagasan pembuatan Museum KAA itu kemudian disetujui oleh Presiden Soeharto, dan selanjutnya menjadi salah satu program Panitia Peringatan 25 Tahun Konferensi Asia Afrika dengan Joop Ave sebagai Ketua Harian.

Dalam pembuatan museum, Joop Ave bekerjasama dengan Dept Penerangan, Dept P&K, Pemprov Jabar, serta Unpad. Sedangkan perencanaan dan pelaksanaan teknis dikerjakan oleh PT Decenta, Bandung. Nama ini mengingatkan saya pada Galeri Decenta (Design Center Association) di Jl Dipati Ukur yang didirikan oleh AD Pirous, Adriaan Palar, T. Sutanto dan G. Sidharta

Museum Kofperensi Asia Afrika diresmikan berdirinya oleh Presiden Soeharto pada 24 April 1980, sebagai puncak Peringatan 25 Tahun KAA.

Semula museum ini menjadi wewenang Depr P&K, sedangkan pengelolaannya di bawah koordinasi Dept Luar Negeri dan Pemprov Jabar. Namun pada 18 Juni 1986, wewenangnya dialihkan ke Dept Luar Negeri di bawah pengawasan Badan Penelitian dan Pengembangan Masalah Luar Negeri. Selanjutnya pada tahun 2003 dialihkan lagi ke Ditjen Informasi, Diplomasi Publik, dan Perjanjian Internasional. Sekarang ini UPT Museum KAA berada dalam koordinasi Direktorat Diplomasi Publik Kemlu RI.

Renovasi museum dilakukan lagi dalam rangka menyambut KTT Asia-Afrika 2005 dan peringatan 50 tahun KAA pada 22-24 April 2005 atas prakarsa Menlu RI Hassan Wirajuda. Penataan ulang musem dilakukan atas kerjasama Kemlu dengan Sekneg dan Pemprov Jabar. Sedangkan perencanaan dan pekerjaan teknis dilakukan Vico Design dan Waka Reality.

Koleksi Museum Konferensi Asia Afrika

Masuk ke dalam gedung museum terlihat panel-panel tertata rapi dalam beberapa deretan. Sempat agak bingung hendak memulai dari arah mana, kami pun berjalan mengikuti ayun langkah saja. Toh jika terlewat bisa balik lagi hingga puas melihat semua koleksinya, jika cukup tenaga dan waktu oleh sebab banyaknya koleksi yang dipajang.

Museum Konferensi Asia Afrika memiliki ruang pameran tetap yang menampilan benda-benda tiga dimensi dan foto-foto dokumentasi dari peristiwa Pertemuan Tugu, Konferensi Kolombo, Konferensi Bogor, dan Konferensi Asia Afrika tahun 1955.

Museum Konferensi Asia AfrikaMuseum Konferensi Asia AfrikaMuseum Konferensi Asia Afrika Sedikit dari begitu banyak koleksi Museum Konferensi KAA

Dipamerkan juga foto-foto peristiwa yang melatarbelakangi lahirnya KAA, dampaknya bagi dunia internasional, foto lawas Gedung Merdeka dari jaman kolonial, dan profil negara peserta KAA yang dibuat dalam bentuk multimedia.

Untuk menyambut kunjungan Delegasi KTT X Gerakan Nonblok pada tahun 1992 dimana Indonesia menjadi Ketua Gerakan Nonblok, dibuat diorama suasana pembukaan Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955.

Pada 1985 dibuat perpustakaan yang diprakarsai oleh Abdullah Kamil (Kepala Perwakilan Kedubes RI di London), dengan koleksi buku berisi sejarah, sosial, politik, dan budaya Negara-negara Asia Afrika, dokumen KAA dan konferensi lanjutannya, dan majalah serta surat kabar.

Pada tahun yang sama juga dibuat ruang audio visual yang menayangkan film-film dokumenter tentang kondisi geopolitik dunia hingga tahun 1950-an, KAA dan konferensi lanjutannya, serta film-film mengenai kebudayaan Negara-negara Asia dan Afrika.

Museum Konferensi Asia Afrika

Alamat: Jalan Asia Afrika No.65 Bandung 40111. Jam buka: 09.00 - 16.00, Senin dan Jumat tutup. Harga tiket masuk: gratis. Lokasi GPS: Google Maps, Waze


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! November 27, 2022.