Kabar tentang diluncurkannya mobil listrik Toyota bZ4X (dibaca bizet forex) yang dilakukan oleh PT Toyota Astra Motor pada hari Kamis, 10 November 2022, cukup menarik perhatian.
Pasalnya ini adalah mobil elektrik pertama yang dijual TAM di pasar Indonesia dan karenanya sudah sewajarnya menjadi perbincangan para penggemar otomotif, profesional maupun amatiran seperti saya. Konsumen tentu berharap akan ada alternatif selain mobil listrik merk lain yang sudah lebih dulu diperkenalkan di pasar.
Namun jika Hyundai dengan merek Ionic dan Kona menyasar pasar dari kalangan menengah atas, Wuling menyasar pasar menengah bawah, maka Toyota bZ4X yang didatangkan secara completely built up (CBU) dari Jepang itu membidik pasar atas dengan harga on the road Jakarta Rp1,19 miliar.
Mobil Listrik Toyota bZ4X. Sumber: toyota.astra.co.id
Ini tentu saja berita buruk bagi pasar menengah bawah yang berharap ada pilihan bagus selain Hyundai Ionic, atau bahkan Wuling Air EV. Yang disebut terakhir harganya ‘hanya’ di kisaran Rp238 juta.
Toyota tampaknya belum siap atau belum mau melepas begitu saja pasar gemuk yang dikuasainya dengan mobil konvensional yang menyumbang pemasukan sangat besar bukan hanya dari penjualan mobil baru namun juga dari penjualan suku cadang dan service kendaraan, baik berkala maupun yang sesaat.
Tentu itu karena mobil elektrik membutuhkan penggantian suku cadang dan service yang jauh lebih sedikit dibanding mobil konvensional. Migrasi ke mobil listrik yang terlalu cepat jelas akan sangat berpengaruh bagi pemasukan bulanan bukan saja bagi Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) namun juga bagi mitra dealer, bengkel independen dan pemasok suku cadang lainnya yang jumlahnya tak sedikit.
Bagusnya Hyundai dan Wuling terlihat jauh lebih berani, mungkin bukan hanya karena tidak memiliki beban jaringan dan pasar sebesar Toyota, namun menjadi pelopor penjualan mobil listrik bisa merupakan cara ampuh untuk mengguncang hegemoni penguasa pasar.
Bisa dikatakan bahwa dalam beberapa bulan mendatang ketika orang berbicara tentang mobil listrik maka top of mind-nya adalah Hyundai dan Wuling. Tesla, Toyota dan merk mobil mahal lainnya hanya akan menjadi perbincangan sampingan, hingga mereka berani mendobrak masuk ke pasar menengah bawah.
Merk mobil listrik lain yang sudah ada di pasar Indonesia adalah DFSK Gelora E, yaitu kendaraan komersial ringan angkutan barang yang tentu saja pangsa pasarnya terbatas. Jika saja DFSK mengikuti jejak Wuling Air EV dengan harga, desain, serta mutu yang bersaing maka ini akan membuat pasar bawah menjadi lebih bergairah dan punya peluang besar untuk merajai pasar.
Sumber detik.com
Merk utama yang masih ditunggu untuk masuk ke pasar mobil listrik Indonesia adalah Mitsubishi, Daihatsu, dan Suzuki untuk pasar umum, serta Porsche, Mercy dan Land Rover untuk pasar premium atas.
Dengan industri mobil listrik hulu hilir yang semakin mapan di Batang dan Cikarang serta kawasan industri lainnya, dan semakin luasnya fasilitas pendukung stasiun pengisian batere, diharapan dalam dua tahun ke depan akan semakin banyak pilihan mobil listrik yang menyasar pasar super bawah hingga super atas di Indonesia.
Pasalnya ini adalah mobil elektrik pertama yang dijual TAM di pasar Indonesia dan karenanya sudah sewajarnya menjadi perbincangan para penggemar otomotif, profesional maupun amatiran seperti saya. Konsumen tentu berharap akan ada alternatif selain mobil listrik merk lain yang sudah lebih dulu diperkenalkan di pasar.
Namun jika Hyundai dengan merek Ionic dan Kona menyasar pasar dari kalangan menengah atas, Wuling menyasar pasar menengah bawah, maka Toyota bZ4X yang didatangkan secara completely built up (CBU) dari Jepang itu membidik pasar atas dengan harga on the road Jakarta Rp1,19 miliar.
Mobil Listrik Toyota bZ4X. Sumber: toyota.astra.co.id
Ini tentu saja berita buruk bagi pasar menengah bawah yang berharap ada pilihan bagus selain Hyundai Ionic, atau bahkan Wuling Air EV. Yang disebut terakhir harganya ‘hanya’ di kisaran Rp238 juta.
Toyota tampaknya belum siap atau belum mau melepas begitu saja pasar gemuk yang dikuasainya dengan mobil konvensional yang menyumbang pemasukan sangat besar bukan hanya dari penjualan mobil baru namun juga dari penjualan suku cadang dan service kendaraan, baik berkala maupun yang sesaat.
Tentu itu karena mobil elektrik membutuhkan penggantian suku cadang dan service yang jauh lebih sedikit dibanding mobil konvensional. Migrasi ke mobil listrik yang terlalu cepat jelas akan sangat berpengaruh bagi pemasukan bulanan bukan saja bagi Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM) namun juga bagi mitra dealer, bengkel independen dan pemasok suku cadang lainnya yang jumlahnya tak sedikit.
Bagusnya Hyundai dan Wuling terlihat jauh lebih berani, mungkin bukan hanya karena tidak memiliki beban jaringan dan pasar sebesar Toyota, namun menjadi pelopor penjualan mobil listrik bisa merupakan cara ampuh untuk mengguncang hegemoni penguasa pasar.
Bisa dikatakan bahwa dalam beberapa bulan mendatang ketika orang berbicara tentang mobil listrik maka top of mind-nya adalah Hyundai dan Wuling. Tesla, Toyota dan merk mobil mahal lainnya hanya akan menjadi perbincangan sampingan, hingga mereka berani mendobrak masuk ke pasar menengah bawah.
Merk mobil listrik lain yang sudah ada di pasar Indonesia adalah DFSK Gelora E, yaitu kendaraan komersial ringan angkutan barang yang tentu saja pangsa pasarnya terbatas. Jika saja DFSK mengikuti jejak Wuling Air EV dengan harga, desain, serta mutu yang bersaing maka ini akan membuat pasar bawah menjadi lebih bergairah dan punya peluang besar untuk merajai pasar.
Harga mobil listrik di Indonesia
Berikut adalah harga mobil listrik di Indonesia yang saat ini telah tersedia di show room para dealer, meski sebagian masih ada tenggang waktu pengiriman.Merk | Harga (Rp, juta) |
---|---|
BMW i4 | 1.997 (off the road) |
BMW iX | 2.267 (off the road) |
DFSK Gelora Electric | 484 - 582 |
Hyundai Ioniq 5 | 748 - 859 |
Hyundai Ioniq 5 | 748 - 859 |
Hyundai Ioniq Electric Prime | 682 |
Hyundai Ioniq Electric Signature | 723 |
Hyundai Kona Electric Signature | 742 |
Lexus UX30e | 1.431 |
MINI Electric | 1.050 - 1.100 |
Nissan Leaf | 728 |
Toyota bZ4X | 1.190 |
Wuling Air ev Standard Range | 238 |
Wuling Air ev Long Range | 295 |
Tesla Model 3 Standard Plus | 1.500 |
Tesla Model Y Long Range | 2.000 |
Merk utama yang masih ditunggu untuk masuk ke pasar mobil listrik Indonesia adalah Mitsubishi, Daihatsu, dan Suzuki untuk pasar umum, serta Porsche, Mercy dan Land Rover untuk pasar premium atas.
Spesifikasi Toyota bZ4X
Berikut adalah sejumlah informasi terkait Spesifikasi Toyota bZ4XPanjang | 4,69 m |
Lebar | 1,86 m |
Tinggi | 1,6 m |
Jarak Poros Roda | 2,85 m |
Radius Putar Minimum | 6,3 m |
Motor elektrik | 150 kW dengan max torque 266,3 Nm, front wheel drive. |
Ban | 18-inch Alloy Wheel |
Kelengkapan | Front Bumper Spoiler, Roof Spoiler, Qi Wireless charging pod |
Atap | Panoramic Roof |
Audio | touch and voice recognition 12,3-inch Toyota Audio Multimedia dengan Human Machine Interface yang terhubung ke smartphone |
Battery charging | 0-80% dalam waktu 30 menit dengan 150 kW system (CCS2), garansi batere selama 8 tahun atau 160.000 km. |
Dengan industri mobil listrik hulu hilir yang semakin mapan di Batang dan Cikarang serta kawasan industri lainnya, dan semakin luasnya fasilitas pendukung stasiun pengisian batere, diharapan dalam dua tahun ke depan akan semakin banyak pilihan mobil listrik yang menyasar pasar super bawah hingga super atas di Indonesia.
Sponsored Link
Sponsored Link
Sponsored Link
Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.