Jawa Timur, Surabaya

Gedung Balai Kota Surabaya

Gedung Balai Kota Surabaya berada di Jl. Taman Surya, Kota Surabaya, dengan halaman depan sangat luas dan lapang. Halamannya dipercantik dengan sebuah kolam air mancur lingkar yang memancarkan air arah lengkung ke pusat di bangunan memanjang ini. Bangunan tua klasik ini merupakan salah satu gedung warisan kolonial di Surabaya.

Pagar besi di bagian depan kompleks tampaknya selalu terkunci dan mungkin hanya dibuka jika sedang berlangsung sebuah acara besar yang melibatkan para pejabat tinggi. Sehingga setelah memotret Gedung Balai Kota Surabaya dari arah depan, saya pun berjalan memutari jalur pedestrian di luar pagar untuk masuk dari pintu samping sebelah kanan.

Jalur pedestrian di sebelah kanan luar arah kedatangan ke Gedung Balai Kota Surabaya itu cukup lega dan lebar, sangat memadai dan nyaman. Jalur itu telah dipasang paving blok yang rapi, dan juga sudah diteduhi dengan pepohonan cukup rindang di sepanjang lintasannya. Kebersihan halaman dan jalur pedestrian tampak terjaga dengan baik.

gedung balai kota surabaya
Gedung Balai Kota Surabaya yang diambil dari sela pagar depan yang terkunci. Ada tulisan Balai Kota pada atap susun kecil di posisi paling atas. Di bawahnya terdapat tulisan besar menandai ulang tahun kota saat foto diambil, kemudian lambang Tugu Pahlawan yang dililit Sura (Hiu) dan Baya (Buaya), dan tulisan. "Pemerintah Kota Surabaya".

Sementara pada atap genting bagian bawah di kiri kanan menara terdapat tulisan "Sparkling Surabaya" dengan bintang besar kecil berkelip. Burgermeester (Walikota) Surabaya pertama adalah A. Meyroos yang baru dilantik pada 1916, sepuluh tahun setelah Gemeente van Soerabaia (pemkot Surabaya) dibentuk, dan menjabat sampai 1920.

gedung balai kota surabaya
Gedung Balai Kota Surabaya pada bagian utamanya dengan panjang 102 m dan lebar 19 m, menggunakan tiang-tiang pancang beton bertulang. Rangka atapnya dibuat dari besi berpenutup sirap, yang kemudian diganti genteng. Dua menara pendek simetris di kedua sisi pintu masuk yang merupakan salah satu ciri gaya arsitektur vernacular Belanda.

Istilah arsitektur vernacular digunakan untuk mengelompokkan cara konstruksi yang menggunakan tradisi dan sumberdaya lokal untuk menyesuaikan dengan situasi. Karena iklim tropik yang panas dan lembab maka atap Gedung Balai Kota Surabaya dibuat bertumpuk untuk menyediakan celah ventilasi guna mengalirkan udara segar ke dalam ruangan.

gedung balai kota surabaya
Undakan pada bagian depan Gedung Balai Kota Surabaya yang menghubungkan bagian luar gedung dengan ruang depan yang cukup luas. Selain memberi kesan tersendiri, undakan juga menjadi penyaring pertama kebersihan ruang tengah, serta sebagai antisipasi agar genangan air dari luar tidak masuk ke dalam ruangan.

Gedung Balai Kota Surabaya baru dibangun pada masa jabatan walikota Surabaya yang kedua, yaitu G.J. Dijkerman. Gedung Balai Kota mulai dibangun pada 1923, tiga tahun setelah G.J. Dijkerman menjabat, dengan arsitek C. Citroen dan pelaksana H.V. Hollandsche Beton Mij, menelan biaya sekitar 1000 gulden, dan baru ditempati pada 1927.

gedung balai kota surabaya
Ruangan bagian depan Gedung Balai Kota Surabaya yang disangga pilar-pilar persegi, dengan lampu gantung di tengah ruangan. Di tengah ruangan ada sebilah papan berisi tulisan tentang filosofi pada simbol Kota Surabaya. Dijelaskan bahwa logo "Soera ing Baya" tidak berkaitan dengan legenda perkelahian antara ikan hiu (sura) dengan buaya (baya).

Logo itu merupakan modifikasi lambang Geeminte Soerabaia (1906 - 1942) yang aslinya ikan dan buaya dalam perisai bermahkota yang dipegangi dua ekor singa Neerlandia. Logo yang dirubah dan ditambah Tugu Pahlawan itu ditetapkan sebagai lambang Surabaya pada 19 Juni 1955 dengan SK No.34/DPRS, dan SK Presiden RI No. 193/1956 4 Desember 1956.

Kata "Sura-Bhaya" konon berasal dari peristiwa pemberontakan seorang kelana bernama Bhaya terhadap Singasari. Von Faber dalam "Er werd een stad geboren" (1953) mengaitkannya dengan dongeng Sura, prajurit Singasari, lawan Bhaya, juga "sura-ing-baya" (berani dalam bahaya), "dapper in gevaar" atau "wani ing pakewuh" (berani menghadapi kesulitan).

Surabaya (Curabhaya) berpadanan kata dengan Surapringga, Surabanggi, dan Surawesthi, dengan sura mengandung arti "keberanian" atau "kepahlawanan", dan baya (pringga, banggi, serta westhi) mengandung arti "bahaya" atau "kesulitan". Gedung Balai Kota Surabaya pernah dipakai sebagai Gedung DPRD sebelum menjadi pusat administrasi pemkot Surabaya.

Gedung Balai Kota Surabaya

Alamat : Jl. Taman Surya No. 1, Surabaya. Lokasi GPS : -7.26065, 112.74679, Waze. Rujukan : Hotel di Surabaya, Tempat Wisata di Surabaya, Peta Wisata Surabaya


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! Mei 04, 2018.