Kereta Api, Sawahlunto, Sumatera Barat

Lubang Kalam Sawahlunto

Lubang Kalam Sawahlunto adalah sebutan bagi terowongan jalan kereta api yang menembus kaki bukit Barisan sepanjang 835 m yang dikerjakan oleh orang rantai, yaitu para narapidana yang menjadi pekerja paksa dan dimanfaatkan pemerintah kolonial Belanda untuk menambang batu bara di Sawahlunto, Sumatera Barat.

Kalam adalah bahasa Minang yang artinya gelap, jadi lubang kalam adalah lubang yang gelap, alias terowongan. Lubang Kalam Sawahlunto mulai dibangun tahun 1892 dan selesai pada tahun 1894. Terowongan ini menghubungkan Stasiun Kereta Api Sawahlunto dengan Stasiun Kereta Api Muara Kalaban yang berjarak 7 km.

Dari arah Kota Sawahlunto kami mengambil belokan menuju ke arah Lubang Kalam yang berada di sebelah kanan jalan, pada GPS -0.70736, 100.78861, Waze, dan masuk ke dalam cukup jauh lewat jalan yang relatif sempit, sebelum akhirnya sampai di sebuah tempat dimana kendaraan bisa diparkir, yaitu pada pada GPS -0.70027, 100.77892, Waze.

lubang kalam sawahlunto
Penampakan Lubang Kalam Sawahlunto yang dilihat dari area di dekat tempat parkir kendaraan yang berada di sebuah pekarangan. Lintasan jalan kereta api yang pada jaman kolonial sering bergemuruh dilindas kereta pengangkut batu bara menuju ke pelabuhan Teluk Bayur itu kini hanya berbunyi jika Kereta Wisata Mak Itam melintas pada hari-hari libur.

Selain di Sawahlunto, terowonga kereta api di Sumatera Barat ada di Lembah Anai 1 (dibangun 1890-1891, 100 m) dan Lembah Anai 2 (1890-1891, 200 m) yang menghubungkan Stasiun Padangpanjang dengan Lembah Anai, dan Kupitan (1892-1894, 600 m) diantara Stasiun Muara Kalaban dengan Padang Sibusuk. Di Sumatera Selatan ada Terowongan Gunung Gajah (1928-1929, 364 m) menghubungkan Stasiun Lahat - Bungamas, dan Terowongan Tebingtinggi (1928-1929, 430 m) diantara Stasiun Saungnaga dengan Tebingtinggi.

lubang kalam sawahlunto
Pemandangan di dalam lorong Lubang Kalam Sawahlunto yang dipotret menggunakan kecepatan shutter sangat rendah yang hanya bisa saya lakukan dengan bersender pada dinding oleh karena tidak membawa tripod. Lubang bercahaya yang merupakan ujung terowongan terlihat sangat kecil. Pada jarak tertentu, terdapat lubang-lubang pada dinding terowongan, sebagai tempat berlindung bagi pejalan ketika kereta lewat.

Lubang Kalam Sawahlunto merupakan terowong kereta api terpanjang di Sumatera, dan hanya kalah oleh Terowongan Saksaat (dibangun 1902-1903, 949 m) di Jawa Barat, Terowongan Sumber atau Terowongan Wilhelmina (1914, 1116 m) di Jawa Barat namun sudah non-aktif, dan Terowongan Eka Bakti Karya (1969, 850 m) yang berada diantara Pohgajih - Sumberpucung, Jawa Timur.

lubang kalam sawahlunto
Lubang Kalam Sawahlunto yang saya foto dengan meletakkan kamera pada rel kereta api, cara lain agar kamera stabil ketika menggunakan kecepatan shutter yang sangat rendah, mungkin bulb kalau saya tak salah ingat. Bagian yang gelap di sebelah kiri adalah lubang tempat berlindung bagi pejalan ketika kereta lewat.

Dari stasiun Muara Kalaban ada percabangan rel, jika ke kiri lewat Lubang Kalam ke Sawahlunto dan ke kanan lewat terowongan Kupitan ke Stasiun Padang Sibusuk yang berlanjut ke stasiun Tanjung Ampalu dan berakhir di Stasiun Logas. Rel maut Logas - Pekanbaru, karena dibangun Romusha, telah lenyap karena konstruksi yang buruk. Sejak 2016 telah mulai dilakukan pekerjaan perbaikan untuk mengaktifkan jalur Muara Kalaban - Tanjung Ampalu, yang rencananya berlanjut ke Pekanbaru sebagai bagian dari Proyek Jalur Kereta Api Trans-Sumatera.

lubang kalam sawahlunto
Lubang Kalam dilihat dari dalam lorong ke arah dimana kami datang. Beginilah suasana di dalam lorong Lubang Kalam, jika dilihat dengan mata biasa. Gelap. Kondisi Lubang Kalam bisa dikatakan masih sangat baik dan rapi. Saya bayangkan akan menyenangkan jika ada tempat duduk nyaman di pinggir mulut terowongan untuk sejenak menikmati suasana, terutama jika kereta tengah lewat.

Meski masinis Kereta Api Mak Itam mengatakan bahwa separuh jalan kereta di Lubang Kalam ini menanjak, namun kemiringannya tidak terlihat kentara bagi saya ketika berdiri di sana. Mak Itam adalah sebutan bagi kereta api wisata dengan Lokomotif Uap Seri E1060 buatan Jerman tahun 1965, yang melayani carteran dari Stasiun KA Sawahlunto ke Muara Kalaban.

Pengemudi kendaraan yang menemani kami ke Lubang Kalam Sawahlunto saat itu adalah Edi Reflan (0812 6642 4563) yang selama beberapa hari membawa kami berkeliling. Saya rekomendasikan untuk menggunakan jasanya jika ingin menjelajah Kota Sawahlunto dan sekitarnya. Mudah-mudahan saja ia masih cukup sehat, aktif, dan nomor telepon genggamnya bisa dihubungi.

Lubang Kalam Sawahlunto

Sawahlunto, Sumatera Barat. Lokasi GPS : -0.69982, 100.77888, Waze. Rujukan : Hotel di Sawahlunto, Peta Wisata Sawahlunto, Tempat Wisata di Sawahlunto.


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! Februari 27, 2018.