Setelah lama memakai theme dengan lebar tetap karena ringan dan sederhana, akhirnya sejak beberapa waktu Aroengbinang mulai menggunakan responsive theme. Blog akan menyesuaikan secara otomatis lebar layar bergantung pada gadget yang digunakan ketika membuka laman.
Laporan pada Adsense menunjukkan peningkatan jumlah pengguna perangkat mobile. Sebulan terakhir misalnya ada 42.8% pengunjung yang memakai perangkat mobile papan atas, 7,3% tablet, dan sisanya desktop. Dari data itu jelas pemakai perangkat mobile tak bisa diabaikan.
Google menyebutkan bahwa situs yang dioptimasi untuk ukuran layar yang berbeda bisa memperoleh rata-rata RPM 15% lebih tinggi, dan pertumbuhan pengunjung bisa mencapai dua kali lipat dibandingkan situs yang tidak dioptimasi untuk multi-layar.
Pemakai perangkat mobile jelas lebih suka dengan situsweb responsif, dan cenderung akan cepat pergi meninggalkan situs yang tidak menggunakan desain multi-layar. Ini bisa dipahami karena faktor kenyamanan dan kemudahan yang diberikan oleh situs multi-layar dalam melihat dan mencari informasi yang diinginkan.
Untuk membantu para publisher, Google Adsense telah membuat panduan multi-layar baru di AdSense Help Center yang mencakup topik:
- Mengapa berpindah multi-layar?
- Kisah sukses dengan multi-layar
- Apa pendekatan yang lazim?
- Bagaimana membuat situs multi-layar?
- Mendapatkan dukungan dari vendor multi-layar
Panduan itu bisa ditemukan di Multi-Screen Starter Guide, dan Multi-Screen Implementation Guide yang sayangnya masih ditulis dalam bahasa Inggris. Yang disebut terakhir berisi topik tips monetisasi, tips pengalaman pemakai mobile, dan tips optimasi mesin pencari mobile.
Jika mau praktis, ada banyak WordPress Theme gratis dengan responsive design yang bisa Anda gunakan. Tinggal menyesuaikan style di sana-sini untuk memperoleh tampilan sesuai dengan selera. Satu hal yang harus dipertimbangkan adalah bahwa hendaknya theme itu tidak "berat" ketika dibuka, namun sesuai dengan kebutuhan Anda.
Semoga bermanfaat.
Laporan pada Adsense menunjukkan peningkatan jumlah pengguna perangkat mobile. Sebulan terakhir misalnya ada 42.8% pengunjung yang memakai perangkat mobile papan atas, 7,3% tablet, dan sisanya desktop. Dari data itu jelas pemakai perangkat mobile tak bisa diabaikan.
Google menyebutkan bahwa situs yang dioptimasi untuk ukuran layar yang berbeda bisa memperoleh rata-rata RPM 15% lebih tinggi, dan pertumbuhan pengunjung bisa mencapai dua kali lipat dibandingkan situs yang tidak dioptimasi untuk multi-layar.
Pemakai perangkat mobile jelas lebih suka dengan situsweb responsif, dan cenderung akan cepat pergi meninggalkan situs yang tidak menggunakan desain multi-layar. Ini bisa dipahami karena faktor kenyamanan dan kemudahan yang diberikan oleh situs multi-layar dalam melihat dan mencari informasi yang diinginkan.
Untuk membantu para publisher, Google Adsense telah membuat panduan multi-layar baru di AdSense Help Center yang mencakup topik:
- Mengapa berpindah multi-layar?
- Kisah sukses dengan multi-layar
- Apa pendekatan yang lazim?
- Bagaimana membuat situs multi-layar?
- Mendapatkan dukungan dari vendor multi-layar
Panduan itu bisa ditemukan di Multi-Screen Starter Guide, dan Multi-Screen Implementation Guide yang sayangnya masih ditulis dalam bahasa Inggris. Yang disebut terakhir berisi topik tips monetisasi, tips pengalaman pemakai mobile, dan tips optimasi mesin pencari mobile.
Jika mau praktis, ada banyak WordPress Theme gratis dengan responsive design yang bisa Anda gunakan. Tinggal menyesuaikan style di sana-sini untuk memperoleh tampilan sesuai dengan selera. Satu hal yang harus dipertimbangkan adalah bahwa hendaknya theme itu tidak "berat" ketika dibuka, namun sesuai dengan kebutuhan Anda.
Semoga bermanfaat.
Sponsored Link
Sponsored Link
Sponsored Link
Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.