Sebagaimana lazimnya masjid di Jawa, di Masjid Agung Kyai Mojo juga ada bedug cukup besar dengan kentongan yang terbuat dari sebuah batang pohon utuh cukup besar dan tinggi yang dilubangi pada satu sisinya. Meski masih terlihat kuat, namun ada corat-coret tulisan pada kulit bedugnya. Sebuah nafsu keisengan tangan yang merusak. Bunyi bedug yang paling indah adalah ketika berada di bulan puasa dan waktu maghrib tiba yang menandai waktunya untuk berbuka puasa.
Pintu utama Masjid Kyai Mojo dengan bentuk rancangan yang agak unik, menggunakan pilar-pilar bulat dan bola-bola diatasnya. Rancangan dengan pilar seperti ini membatasi aliran orang masuk dan keluar yang mungkin bisa berbahaya jika dalam keadaan darurat. Ada baiknya pintunya dibuat lebih lentur, yang jika diperlukan dalam keadaan memaksa bisa terbuka semuanya tanpa ada pilar di bagian tengahnya.
Pandangan pada sisi kiri Masjid Kya Mojo, memperlihatkan atap limasan tumpang tiga khas bangunan masjid Jawa, dan menara masjid yang berbentuk kotak segi empat. Pada kemuncak masjid terdapat kaligrafi berbunyi 'Allah', sedangkan jendela-jendela kayu pada masjid mengambil bentuk panah sebagaimana Masjid At Tin di Jakarta.
Pandangan menyamping pada bagian mihrab Masjid Agung Kyai Mojo Minahasa dengan dua diantara empat sokoguru, dan bentuk seperti balkon di atas mimbar dan ruang pengimaman. Tak jelas apa fungsi balkon itu sehingga harus ada, dan merupakan struktur tambahan pada mihrab yang belum pernah saya lihat di masjid lain yang pernah saya datangi.
Sponsored Link