Lubang belakang dari bunker Jepang yang kubah perlindungan di bagian depannya berisi meriam. Moncong meriam menghadap ke arah laut.
Sayangnya pandangan dari belakang moncong meriam di bunker Jepang ini tidak lagi bebas ke arah laut di muara Batang Arau, terganggu dengan adanya bangunan di sebelah kiri dan pohon-pohonan di bagian depannya.
Dudukan meriam yang ditanam pada lantai beton bunker Jepang. Moncong meriam tampaknya bisa digeser secara horizontal dan vertikal untuk mendapatkan sudut dan arah tembak yang dikendaki.
Semoga saja bunker peninggalan Jepang ini cukup untuk menjadi bukti sejarah saja, dan tidak akan pernah digunakan kembali di masa mendatang.
Bunker yang saat itu tak terurus ini jika saja dirawat bisa menjadi ikon wisata populer di kaki Gunung Padang.
Sebuah tulisan tiga huruf "BOW" pada gapura tebal di depan bunker kdeua yang tak jelas apa artinya. Di Bunker Jepang yang satu ini ada dua ruangan namun atapnya sudah tidak ada lagi.
Sponsored Link