Foto Susu Cibugary

Saung bergaya tradisional yang tiang-tiang penyangganya terbuat dari batangan bambu beratap daun rumbia di bagian depan kompleks Wisata Susu Cibugary Pondok Ranggon. Selain lebih murah ketimbang kayu karena bahannya lebih mudah didapat, kenyamanannya juga tak kalah dengan yang terbuat dari kayu, batang pohon kelapa, atau pun beton.

Traditional-style saung with supporting poles were made of bamboo sticks with thatched roofs at the front area of the Pondok Ranggon Cibugary Milk Tourism complex. Apart from being cheaper than wood as the materials are easier to obtain, its comfort is no less than those made of wood, coconut tree trunks, or even concrete.



Saat itu kandang sapi perah Wisata Susu Cibugary Pondok Ranggon terlihat baru saja dibersihkan. Tempat makan dan minum sapi pun dibersihkan tanpa menyisakan air dan jerami sebatang pun. Jam makan minum sapi tampaknya belum tiba. Kebanyakan sapi perah yang ada di Wisata Susu Cibugary Pondok Ranggon memiliki kulit berwarna belang hitam putih, dan hanya sedikit yang belang coklat putih.

At that time, the Cibugary Dairy Farm in Pondok Ranggon was seen just being cleaned. The lane for feeding the cows were cleaned without leaving any trace of water and straw. It's not feeding time yet. Most of the dairy cows in Pondok Ranggon Cibugary Dairy Farm had black and white stripes, and only a few had brown and white stripes.



Wadah-wadah yang digunakan untuk menampung hasil susu perahan terlihat diletakkan di sisi kanan kandang sapi, yang baru saya perhatikan ketika hendak meninggalkan lokasi kandang.

The containers used to hold the milk products were seen being placed on the right side of the cows' shed, which I only noticed when I was about to leave the den.



Hanya dipasang sedikit genteng kaca di langit-langit kandang yang bisa memasukkan cahaya matahari ke dalam kandang sapi ini, sehingga suasana agak sedikit suram. Mungkin memang sengaja dibuat begitu agar sapi tidak kepanasan.

Only a little glass tile was installed on the ceiling of the cage that could bring sunlight into the cow pen, so the atmosphere was a bit gloomy. Maybe it was deliberately made so that the cow didn't overheat by the sun.



Tempat yang diperuntukkan bagi makanan sapi terlihat masih bersih dan kosong sama sekali. Tak jelas apakah jam makan pagi buat mereka telah usai, atau bahkan belum dimulai sama sekali.

The place designated for feeding looked still clean and completely empty. It is unclear whether their breakfast hour had ended, or had not even started at all.



Tali leher sapi itu cukup panjang yang memberi pilihan bagi si sapi untuk berdiri atau rebah.

The cow's neck strap was long enough to give the cow option of standing or lying down.



Sapi perah di Wisata Susu Cibugary, yang kebanyakan kulitnya berwarna belang hitam putih. Hanya sedikit yang berwarna coklat hitam. Lahan yang mahal membuat sapi-sapi ini harus selamanya berada di kandang. Sebuah kehidupan tak menyenangkan, meskipun makan minum kesehatan tercukupi.

Dairy cows at Cibugary Dairy Tourism, most of which had black and white stripes. Only a few were dark brown. Expensive land means that these cows must be in the pen forever. An unpleasant life, even though healthy food and drinking are sufficient.



Wid dengan seekor sapi perah. Sungguh bukan satu hal yang menyenangkan untuk hidup seperti para sapi itu. Meskipun makan minum tercukupi, namun mereka tak bebas untuk bergerak di lapangan rumput yang luas. Lahan memang sudah sangat mahal.

Wid with a dairy cow. It's really not a pleasant thing to live like the cows. Even though they have enough food and drink, they are not free to move in the large grassy field. Land is already very expensive in city like Jakarta.



Di bagian paling ujung kandang ada pula sapi yang seluruh badannya berwarna putih. Mungkin jenis sapi potong.

At the very end of the pen there were also white cows. Maybe they're raised for meat.



Sapi-sapi perah Wisata Susu Cibugary yang terlihat jinak, mungkin sudah sangat terbiasa dengan kunjungan orang-orang tak dikenal di tempat ini. Lagipula setiap hari ada pemerah susu yang menyambanginya, selain petugas kebersihan yang memberi makan minum dan membersihkan kulitnya.

The cows of Cibugary Dairy Farm looked tame, might be because they had been frequently visited by unfamiliar people. After all, every day there are milkmen who visit them, in addition to workers who feed dan clean them.



Kolam ikan luas yang letaknya hanya beberapa meter di belakang deretan saung Wisata Susu Cibugary, dipisahkan oleh semak dan tembok keliling. Tak ada saung-saung untuk pemancing di sekeliling kolam, dan tak terlihat pula ada pintu masuk ke tempat itu.

A large fish pond located just a few meters behind a row of Cibugary Dairy Farm huts, separated by bushes and a perimeter wall. There were no fishing huts around the pond, and there was no entrance to the place.



Saung-saung Wisata Susu Cibugary yang bukan saja bersih dan nyaman, namun juga ramah lingkungan dan tidak memakan biaya besar untuk membuatnya. Bambu juga jauh lebih cepat tumbuhnya ketimbang kayu.

Saung (traditional huts) at Cibugary Dairy Farma were not only clean and comfortable, but also environmentally friendly and did not cost a fortune to make them. Bamboo also grows much faster than wood.



Suasana yang relatif hening di Wisata Susu Cibugary, karena cukup jauh dari tepi jalan raya dan lalu lalang kendaraan, serta hawa yang tak terlalu panas, membuat pengunjung sangat nyaman untuk berbaring di saung sekadar meluruskan punggung.

The atmosphere was relatively quiet at the Cibugary Dairy Farm compund, because it's rather far from main road, and the air was not too hot, making us very comfortable to lie down in a hut just to straighten our back.



©2021 Ikuti