Foto Sea World

Penampakan gerbang depan Sea World Ancol Jakarta beberapa tahun lalu. Tak ingat benar apakah bagian ini masih sama bangunannya ketika berkunjung beberapa bulan lalu. Jika pun ada yang berbeda maka biasanya hanya ornamen penghiasnya saja, yang umumnya mengikuti musim dan perayaan hari besar, seperti Lebaran, Imlek, Natal dan Tahun Baru.



Jangan lupa untuk berfoto di depan logo Sea World Ancol atau Sea World Indonesia dan Bruce, yang akan menjadi kenangan tak terlupakan nanti setelah 10 atau 20 tahun ke depan. Tokoh Bruce bisa berganti dengan ikon lain menyesuaikan dengan karakter kartun yang sedang popular.



Seorang pembawa acara tengah memberikan penjelasan kepada kerumunan penonton beberapa saat sebelum feeding time (waktu pemberian makan kepada ikan) dimulai di Akuarium Utama (Main Aquarium). Untuk hari biasa, feeding time berlangsung pada pukul 11.00, 15.30 dan di akhir pekan pada pukul 11.00, 14.00, dan 16.30.



Foto suasana dan ornamen di loket pembelian tiket masuk Sea World Ancol ini diambil pada tahun 2014, namun saya tak mengambil fotonya pada saat ke sana lagi beberapa bulan yang lalu pada tahun 2019 ini.



Ini adalah tontotan utama Sea World Ancol di Jakarta Utara setelah feeding time, yaitu terowongan pandang Antasena Tunnel yang berada di sepanjang bagian bawah akuarium utama yang berukuran raksasa itu. Seekor ikan pari tampak tengah “terbang malayang” di dalam air yang berisi ratusan ikan lainnya dari berbagai jenis dan ukuran.



Pandangan ke arah area food court yang berada di area setelah pintu keluar dengan jenis pilihan makanan yang terbatas. Namun dengan pungunjung yang umumnya hanya ramai di saat akhir pekan dan liburan sekolah, memang mungkin tak banyak yang bisa bertahan hidup di sana. Sebelah kiri adalah toko cendera mata.



Pada tahun 2014 harga tiket masuk masih Rp80.00 (lansia 55 tahun ke atas Rp48.000), dan untuk akhir pekan Rp90.000 (lansia Rp54.000). Tahun 2019 harga akhir pekan telah naik menjadi Rp100.000.



Berfoto di depan loket khusus buat rombongan dengan gambar karakter Nemo dan beberapa satwa laut lainnya.



Relief elok dipasang pada dinding yang berada di dekat pintu masuk Sea World Ancol yang menggambarkan karakter orang Jawa pada jaman dahulu dan sebuah perahu cadik Borobudur. Relief perahu cadik seperti itu juga bisa dijumpai di dinding Candi Borobudur.



Tulisan dalam dua bahasa yang memberi keterangan mengenai relief pada foto sebelumnya.



Salah satu akuarium di Sea World Ancol yang berukuran sangat besar dengan dinding yang sepenuhnya terbuat dari kaca tebal, memberi sudut pandang yang sangat luas kepada pengunjung.



Ikan yang dimasukkan ke dalam satu akuarium besar seperti ini pada umumnya adalah yang bisa hidup berdampingan dengan damai dan tidak suka berkelahi atau saling memakan. Kecuali memang ikan-ikan kecil tak unik yang sengaja dilepas ke dalam akuarium sebagai makanan ikan besar.



Ikan sebesar badan anak kecil dengan ekor berwarna kemerahan tampak tengah berenang melintas di dalam akuarium besar itu. Di belakangnya tampak ada beberapa ikan Arapaima (Arapaima gigas) tengah berenang kesana kemari.



Arapaima gigas disebut-sebut sebagai satu jenis ikan air tawar terbesar di dunia yang masih hidup hingga saat ini. Ikan yang tergolong ikan purba ini di alam liar diburu manusia untuk disantap dagingnya, sisiknya dipakai sebagai ampelas dan lidahnya sebagai parutan.



Seekor ikan pari dengan badan bertotol indah dan sejumlah ikan lainnya tampak berada di area Touch Pool Sea World Ancol, berupa kolam dangkal yang tak terlalu lebar untuk memudahkan pengunjung ketika berusaha meraba dan merasakan tekstur atau kelembutan badan satwa yang disentuhnya.

Touch Pool, kolam sentah yang digemari anak-anak hingga orang tua, karena semua pengunjung bisa menggunakannya dengan bebas, meski harus memahami bahwa satwa laut itu semuanya mesti diperlakukan dengan lembut layaknya piaran sendiri yang disayangi.



Melihat dan menyentuh satwa dengan tangan sendiri dan merasakan tekstur satwa yang dipegang tentu jauh berbeda dengan pengalaman ketika menontonnya di pesawat televisi atau di sebuah film layar lebar.





Touch pool termasuk salah satu area yang bisa dikatakan tak pernah sepi pengunjung, karena selain tempatnya memang berada di pusat lalu lintas orang, juga karena memang menarik untuk bisa memegang sejumlah satwa laut yang menarik di sana.



Papan tengara Ex-Quarium Sea World dan Aqua City. Mengunjungi satu per satu koleksi Sea World Ancol dengan begitu banyak satwa dan koleksi menarik perlu kesabaran dan ketelitian. Setidaknya jangan buru-buru pulang, oleh sebab kalau buru-buru sudah pasti akan ada yang terlewat. Sayang saja kalau sudah jauh-jauh datang ke tempat ini namun ada yang belum sempat dilihat.



Anak-anak dan orang tua masih sabar menunggu atraksi feeding show di Main Aquarium atau Akuarium Utama Sea World. Jika sesekali ada sesi tebak berhadiah di tempat ini yang dipandu oleh petugas tentu akan lebih seru dan menghibur, anak-anak terutama.



Beginilah salah satu penampakan koleksi akuarium di area Aqua City, berupa sebuah mobil mini lengkap yang telah disulap menjadi akuarium eksotis. Ikan yang ada di dalam mobil bisa dilihat dengan mudah karena lampunya menyala terang. Ornamen pada kap dan badan mobil serta pencahayaan yang elok membuatnya jadi jauh lebih indah.



Penampakan ikan-ikan yang ada di dalam mobil mini yang telah disulap menjadi sebuah akuarium yang sangat menarik. Tak jelas apakah sudah ada yang terinspirasi untuk membuat akuarium seperti ini di rumah mereka.



Phone booth atau bilik telepon yang juga telah disulap menjadi sebuah akuarium yang inspiratif di Aqua City Sea World Ancol. Dekor di sekeliling area ini dibuat seperti layaknya sebuah kota dengan gedung-gedung jangkung dalam bentuk grafis bercahaya.



Area bernama Swamp Land, berisi satwa yang hidup di daerah rawa-rawa dan hutan bakau. Terlihat di tengah sana adalah lorong terowongan yang menuju ke Otter’s Track, tempat untuk mengintip Berang-berang yang lumayan menarik.



Sebuah poster dipasang di area Swamp Land yang berisi informasi cukup lengkap tentang Otter atau Berang-Berang (Aonyx cinerea). Hewan yang hidup di daratan dekat sungai, danau, atau rawa ini merupakan hewan mamalia yang disebut dalam deskripsi sebagai lucu dengan sifat aktif dan cerdas. Penggambaran yang sangat dekat dengan kenyataan ketika kami mengamati tingkahnya yang lucu saat mereka menyapa pengunjung.



Akuarium besar dengan area pandang luas bernama Shark Aquarium dengan keterangan Hammerhead Shark atau Hiu Martil. Jika saat itu hiunya masih kecil, maka mestinya setelah lima tahun ukurannya sudah besar. Namun tentu ada batasan ukuran hiu yang bisa disimpan di akuarium ini dengan cukup aman.



Ikan gemuk yang tubuhnya sangat khas, dengan bentuk kepala mirip gajah. Namun inilah yang dikenal dengan sebutan ikan duyung, bukan ikan gajah yang memiliki semacam belalai di mulutnya.



Ikan Arwana Merah atau Super Red Arwana (Scleropages formosus), merupakan ikan aseli Indonesia yang namanya telah mendunia.



Salah satu akuarium yang paling elok di Sea World dengan koleksi Arapaima yang lumayan banyak. Entah bagaimana caranya mendatangkan ikan ini dari Amazon, apakah menggunakan jalur laut atau udara. Mungkin yang disebut terakhir, supaya tak terlalu lama di perjalanan.



Pandangan lainnya pada ikan-ikan Arapaima dan sejumlah ikan besar lainnya yang sangat menarik untuk dipandang dan diamati, termasuk ikan yang berwarna putih bersih.



Tengara yang menandai tempat disimpannya koleksi spesimen King of the Sea, yaitu Coelacanth. Meskipun disebut bahwa ikan purba itu masih ada yang hidup di Indonesia dengan kondisi sudah rentan punah, namun seingat saya yang disimpan di sana adalah berupa spesimen awetan.



Ruang teater dimana pengunjung bisa duduk beristirahat sambil menonton film tentang dunia laut. Dinding ruangan ini diberi hiasan yang cukup elok, membantu menciptakan suasana yang menyenangkan.


">
Ini spesimen yang sepertinya bernama Ikan Kerapu Kertang atau Giant Grouper (Epinephelus lanceolatus), yang badannya bisa tumbuh mencapai panjang 3 m dan beratnya 400 kg. Mulutnya bisa terbuka lebar untuk menghisap mangsanya agar langsung masuk ke dalam perutnya. Ikan ini berburu makanan pada malam hari karena matanya berfungsi maksimal justru saat cahaya berkurang.



Salah satu koleksi spesimen di Sea World Ancol yang tak jelas benar merupakan spesies dari jenis yang mana. Bisa Pari Keke namun bisa pula bukan.



Spesimen satwa laut purba di Sea World Ancol yang disebut sebagai King of the Sea ColeAcanth atau ikan raja laut, yang masih hidup hingga kini namun sudah mulai terancam atau rentan.



Koleksi Sea World yang mengagumkan ini bernama Parni, yaitu Ikan Pari Mas atau Giant Whipray yang hingga saat ini merupakan ikan pari terbesar di Indonesia dengan diameter tubh 250cm dengan beratnya mencapai 230kg.



Koleksi menarik lainnya di Sea World Ancol adalah Giant Spider Crab atau Kepiting Laba-Laba Raksasa, yaitu spesimen seekor kepiting raksasa yang bentuknya menyerupai laba-laba



Koleksi menakjubkan Sea World Ancol lainnya, berupa Giant Pacific Octopus yang diberi nama panggilan Gudel singkatan dari Gurita Dewa Laut yang berasal dari perairan dingin Laut Jepang. Satwa ini merupakan gurita pasifik pertama yang dimiliki oleh Sea World Indonesia.



Koleksi spesimen Hiu Buto (Nebrius ferrugineus) atau Tawny Nurse Shark, dengan panjang ikan dewasa bisa mencapai 330 cm berasal dari perairan Indo-Pasifik.



Sebuah jangkar kapal di dekat tengara harga untuk “pijat ikan” selama 20 menit seharga Rp40.000.



Sebuah poster yang dibuat untuk memberi informasi tentang Garra rufa, yang disebut sebagai ikan dokter. Tak jelas apakah sudah ada penelitian ilmiah yang cukup untuk mendukung klaim manfaat yang tertulis di sana.



Tangga untuk menuju bagian atas area dimana pengunjung bisa melihat pemandangan Akuarium Utama dari sisi sebelah atas. Tak lengkap memang jika sudah masuk ke Sea World namun tidak menaiki tangga ini.



Foto lainnya yang memperlihatkan keelokan dari area Aqua City, lengkap dengan lalu lintasnya.



Pengunjung bisa masuk ke dalam mulut ikan hiu di sana itu untuk difoto bersama. Ini termasuk ikon Sea World yang harus diambil fotonya untuk kenangan 20-30 tahun lagi ketika anak-anak sudah dewasa.



Foto besar seekor ikan hiu raksasa yang memberi ilusi seolah sedang hendak memangsa mereka yang duduk di atas mulutnya. Wajib berfoto di sana.



Penampaan lainnya pada gerbang bagian depan Sea World Ancol atau Sea World Indonesia. Dekor di tempat ini bisa berubah dari waktu ke waktu menyesuaikan dengan apa yang sedang populer waktu itu.



Foto lainnya pada bagian gerbang Sea World dengan bangunan utama berada di belakangnya. Pintu masuk ke dalam gedung berada di ujung sana.



Pelataran Sea World dengan kolam di depannya dan sejumlah patung satwa laut. Beberapa pengunjung tampak baru saja datang dengan berjalan melipir pinggiran gedung menuju ke pintu masuk Sea World yang ada di sebelah kanan.



Poster yang berisi jadwal feeding time pada tahun 2014 yang sekarang sudah berubah lebih banyak lagi, dari waktu itu hanya 6 satwa sekarang di tahun 2019 udah ada 9 satwa dengan jadwal feeding time yang berbeda.



Peta Sea Worl Indonesia pada tahun 2014, yang menunjukkan dimana pengunjung turun dari kendaraan dan kemudian berjalan melipir bangunan ke arah sebelah kanan untuk masuk melalui main entrance gate. Ada yang tetap dipertahankan hingga sekarang di tahun 2019 seperti Touch Pool dn Shark Aquarium, namun ada beberapa koleksi baru yang telah ditambahkan dan tak ada di peta ini.



Pada foto tampak ban berjalan dimana pengunjung hanya perlu berdiri dan akan dibawa maju dengan pelan untuk melihat akuarium raksasa di sebelah samping dan atasnya hingga keluar lagi dari lorong terowongan ke area di samping akuarium utama.



Pandangan lainnya pada Antasena Tunnel atau terowongan Antasena, mengambil nama dari seorang tokoh pewayangan, anak dari Bima atau Werkudara. Yang menarik adalah Antasena ini, yang nama panjangnya Anantasena, rupanya merupakan tokoh wayang ciptaan pujangga Jawa dan tidak ada dalam naskah aseli Mahabharata. Kesaktiannya adalah bisa terbang, masuk ke bumi, menyelam ke dalam air, dan kulitnya kebal terhadap semua senjata karena dilindungi sisik udang.



Pemandangan elok dari Terowongan Antasena.



Seekor ikan pari melayang dengan santai di atas kepala saat kami masih berada di terowongan Antasena. Ini adalah merupakan puncak pemandangan yang paling menarik selama berada di dalam lorong.



Inilah pemandang kerumunan orang yang kami lihat sesaat setelah keluar dari Terowongan Antasena. Pertunjukan pemberian makanan di Akurium Utama belum lagi selesai dilakukan.



Tampak di belakang kaca akuarium utama ada beberapa orang penyelam yang tengah beraksi di dalam air untuk menghibur para pengunjung yang sebelumnya duduk sabar menunggu kemunculan mereka.



Dua diantara sekian banyak koleksi Moray Eel, sejenis belut berukuran besar atau dikenal dengan nama Sidat di kampung-kampung di Jawa namun dengan ukuran yang jauh lebih kecil.



Pandangan lainnya pada koleksi Moray Eel dengan lenggok tubuhnya yang sedap dipandang. Ditemukan ada sekitar 200-an spesies moray eel di seluruh dunia, baik yang hidup di air tawar, air laut maupun air payau.



Pemandangan elok pada koleksi Moray Eel Sea World Ancol.



Ruang intip Swamp Land yang menyerupai kokpit piring terbang.



Koleksi kura-kura yang sedang berenang di sebuah akuarium di Sea World Ancol.



Jika ingin melihat pertunjukan feeding time untuk Sea Turtle ini, pengunjung harus bersiap di tempat pada pukul 9.30 untuk hari biasa dan pukul 15.30 di akhir pekan.



Koleksi spesimen Arapaima di Sea World Ancol Jakarta.



Ini adalah Piranha, salah satu ikan pemakan daging paling ganas di dunia yang bisa menghabiskan daging seekor kerbau besar dalam waktu yang singkat, menyisakan tulang-tulangnya saja.



Kerumunan orang di depan akuarium utama tampak masih belum bubar, meski para penyelam telah tak terlihat lagi di balik kaca sana.



Meskipun ada larangan untuk tidak mengangkat Bintang Laut ini karena bisa membahayakan satwanya, namun ada saja orang yang tak membaca tulisan di papan larangannya.



Merasakan tekstur tempurung kura-kura di Touch Pool Sea World.



Terumbu karang ini dibangun satwa kecil sederhana bernama polip yang masih berkerabat dekat dengan ubur-ubur dan anemon. Butuh waktu ribuan tahun untuk membentuk terumbu karang, dan banyak tumbuhan serta binatang laut yang sangat bergantung padanya, baik untuk mencari makan maupun untuk berkembang biak. Merusak terumbu karang karenanya sama saja dengan merusak biota laut.



Kerumunan orang di depan Shark Aquarium. Nama Hammerhead Shark sudah tak terlihat lagi di foto tahun 2019 ini.



Kerumunan orang di depan kaca akuarium utama diambil dari lantai di atasnya.



Ikan hiu yang tampak sangat elok, dengan lubang-lubang di samping kepalanya yang menginspirasi desain sebuah mobil super mewah dengan merk terkenal.



Sebuah kapal buatan di Sea World Ancol dengan tulisan "Misteri Kehidupan Laut Dalam".



Penampakan lainnya dari spesimen King of the Sea di Sea World Ancol Jakarta.



Spesimen Ikan Pari Keke dengan bentuk tubuh seperti ikan hiu dan ikan pari dengan kepala segitiga dan moncong sekop.



Penampakan lainnya dari spesimen Giant Spider Crab di Sea World Ancol.



Penampakan lainnya dari awetan Gudel atau Gurita Dewa Laut yang sepertinya belum lama mati, mungkin karena umur. Gudel dalam bahasa Jawa adalah sebutan bagi anak Kerbau, sedangkan anak Kerbau disebut Pedhet.



Berfoto di moncong hiu.



Berfoto dengan pakaian penyelam.



Masuk ke area Jellyfish yang baru dibuka pada tahun 2018 dengan menampilkan 1000-an ubur-ubur di dalamnya.



Tiga diantara sekian banyak ubur-ubur yang gerakannya di dalam air sangat mempesona setiap mata yang memandangnya.



Koleksi ubur-ubur elok lainnya. Ini adalah salah satu area yang menurut saya paling mengesankan di Sea World tahun ini.



Penampakan ubur-ubur cantik lainnya. Satu-satunya keluhan adalah sungguh sangat tak mudah untuk memotret ubur-ubur yang selalu bergerak naik turun di dalam ruangan dengan cahaya yang sangat temaram.



Salah satu berang-berang yang mengeluarkan bunyi ribut sambil menggerak-gerakkan badan dan kepalanya. Entah apa yang diinginkannya, atau hanya sekadar ingin bermain dengan pengunjung.



Ada satu lagi Linsang atau Berang-Berang yang bergabung dengan temannya yang telah "mejeng" lebih dulu, menjadi semacam sebuah pertunjukan gerak tanpa kata bermakna namun menarik untuk dilihat.



Koleksi kepiting raksasa di Sea World Ancol.



Berfoto dengan badan Sea Turtle.



©2021 Ikuti