Foto Pura Aditya Jaya

Pintu gapura berbentuk candi bentar untuk memasuki ke bagian tengah Pura Aditya Jaya dari arah depan, yang terhubung dengan ByPass atau Jl Jenderal Ahmad Yani, dilihat dari tempat parkir yang areanya mampu menampung cukup banyak kendaraan roda empat. Namun pintu ini tampaknya hanya dibuka pada acara tertentu.

The gate is in the form of a bentar temple to enter the middle area of Pura Aditya Jaya from the front side, which is connected to ByPass or Jl Jenderal Ahmad Yani, seen from the parking area which could accommodate quite a lot of four-wheeled vehicles. However, this entrance seems to be opened only on certain occasions.



Gerbang paduraksa yang menghubungkan wilayah tengah dengan wilayah utama Pura Aditya Jaya Rawamangun Jakarta. Gapura ini memiliki satu pintu utama di tengah yang dinamai Kori Agung dan dua pintu tambahan, masing-masing di sebelah kiri dan kanannya. Wilayah tengah pura yang disebut Madya Mandala atau Jaba Tengah berisi bangunan bernama Bale Wantilan, yang dipergunakan untuk mempersiapkan upakara atau perlengkapan yang diperlukan dalam upacara ritual atau Pujawali.

Paduraksa gate that connects the central area with the main area of Pura Aditya Jaya. The gate has one main door in the middle which is named Kori Agung and two additional doors, one each on the left and right side. The middle area of the temple called Madya Mandala or Jaba Tengah contains a building called Bale Wantilan, which is used to prepare ceremonies or to put equipments needed in ritual ceremonies or Pujawali.



Candi terbesar di Pura Aditya Jaya Rawamangun Jakarta ini berada di dalam wilayah utama yang juga disebut Utama Mandala. Tempat ini merupakan tempat paling sakral di sebuah pura, dan tak semua pura membolehkan pengunjung yang tak hendak beribadah untuk masuk ke area ini.

The largest temple in Pura Aditya Jaya Rawamangun Jakarta is located in the main area also called Utama Mandala. The place is the most sacred area in a temple, and not all temples allow visitors who do not want to worship to enter this area.



Salah satu arca yang menarik perhatian di dalam Pura Aditya Jaya Rawamangun adalah arca Dewi Saraswati, istri Dewa Brahma. Arca dewi ilmu pengetahuan dan seni ini letaknya berada jauh di dalam wilayah utama mandala, persis di belakang candi lebih kecil yang terletak di sayap sebelah kanan pura.

One of the statues that attracts attention in Pura Aditya Jaya Rawamangun is the statue of Dewi Saraswati, the wife of Lord Brahma. This statue of the goddess of science and art is located deep within the main area of utama mandala, just behind a smaller temple on the right wing of the pura.



Di sebelah kiri candi utama terdapat sebuah stana dengan sekitar delapan undakan yang bahunya berhias ukiran naga bermahkota. Badan naga ditutup kain merah marun bergaris putih, sedangkan kepala naga dibebat kain putih. Di keempat pojok lantai atas stana terdapat arca mahluk mistis bermuka raksasa berbadan singa dan bersayap, dan di bawahnya ada relief Kala. Di dalam stana ada sebuah patung dewata.

To the left of the main temple there's a stana with about eight steps which shoulders were decorated with carvings of a dragon with a crown. The dragon's body was covered with a maroon cloth with white stripes, while the dragon's head was wrapped in a white cloth. In the four corners of the upper floor of the stana, there were statues of a mystical creature with a giant face, the body of a lion and wings, and below it is a relief of Kala. Inside the stana was a statue of a god.



Di sebelah kanan candi utama ada lagi candi lain yang disebut Pengelurah dengan bentuk sedikit berbeda. Candi ini merupakan pelinggih bagi Bhatara Kala, anak Bhatara Siwa, dengan bhiseka (nama) Ratu Ngelurah. Di bawah puncaknya ada ruang segi empat, namun saya tak bisa melihat apakah ada patung di sana. Di atas meja berkain poleng di depan stana terdpat patung gajah dan sejumlah guci keramik.

To the right of the main temple there's another temple called Pengelurah with a slightly different shape. This temple is a shrine for Bhatara Kala, Bhatara Shiva's son, with the bhiseka (name) of Ratu Ngelurah. Below the top was a rectangular chamber, but I couldn't see if there was a statue there. On the poleng-clothed table in front of the booth was a statue of an elephant and a number of ceramic jars.



Pada siang yang cukup panas itu terlihat seorang ibu muda dan anaknya terlihat tengah khusuk berdoa di area terbuka di dalam wilayah Utama Mandala. Suasana yang cukup hening karena lokasinya yang agak terpisah jauh dari jalan raya membuat ibadah di tempat ini bisa dilakukan dengan tenang.

On that hot afternoon, a young mother and her son were seen praying in an open area of the Utama Mandala. The atmosphere was quite quiet because of its location which was a bit far from the main road, making worship in this place can be done calmly.



Di sebelah kanan gapura candi bentar ada sebuah stana yang di puncaknya terdapat cungkup dengan tiang dua tingkat dibalut kain poleng dimana di tengah-tengahnya terdapat benda silindris yang dibalut kain kota hitam putih besar. Pada dinding tembok rendah di kiri kanan candi bentar terdapat relief.

To the right of the Candi Bentar gate there's a stana at the top of which there's a cupola with a two-tiered pole wrapped in a poleng cloth where in the middle there's a cylindrical object wrapped in a large black and white city cloth. On the low walls on the left and right of the bentar temple there were reliefs.



Pohon beringin besar rindang di sisi parkiran kendaraan yang cukup luas. Di sebelah kiri adalah gerbang masuk candi bentar yang berbatasang dg by pass dan dibuka hanya pada acara tertentu saja. Menempel pada dinding candi bentar terdapat sebuah prasasti.

A large banyan tree shading the side of the car park which was quite large. On the left was the entrance gate of the Bentar temple which was bordered with By Pass street and was opened only on certain events. Attached to the bentar ctemple wall was an inscription.



Pandangan dekat pada ornamen di salah satu tugu candi bentar dengan detail cantik yang ada di bagian depan Pura Aditya Jaya. Warna bata dan ornamen abu-abu tua menjadi ciri khas pada bangunan seperti ini.

A close look at the ornament on one of the temple statues with beautiful details on the front of Pura Aditya Jaya. Brick color and dark gray ornaments were the hallmarks of a building like this.



Candi dengan puncak bermahkota ini berada di belakang gerbang candi bentar yang ada di bagian dalam parkiran. Sisi depannya ada bidang miring dengan lekuk di bawahnya seperti badan ular naga. Sebuah bentuk yang unik.

The temple with a crowned top is behind the temple gate Bentar which is located inside the parking lot. The front side is an inclined plane with a groove underneath like the body of a dragon snake. A unique shape.



Relief pada dinding di samping kanan gerbang candi bentar di bagian depan. Di sebelah kiri ada mahluk berwajah kera berhadapan dengan ksatria berpedang di tangan. Di tengah seorang ksatria dengan gendewa di tangan kanan, sedangkan tangan kirinya menunjuk ke arah raksasa yang dadanya ditembus panah yang dilepaskannya. Sementara paling kanan ada lagi relief orang dengan tangan kanan lurus menunjuk. Di bagian bawah ada dua mahluk tengah memandang raksasa yang terkena panah. Belum saya temukan kisah apakah yang diceritakan pada relief ini.

Relief on the wall to the right of the bentar temple gate on the front side. To the left was a creature with the face of a monkey facing the knight with a sword in hand. In the middle was a knight with a sling in his right hand, while his left hand was pointing towards the giant whose chest was pierced by the arrow he had released. While on the far right there's another relief of a person with a straight pointing right hand. At the bottom were two creatures looking at the giant that was hit by the arrow. I have not found out what story this relief tells.



Gapura Candi Bentar dengan latar jalan tol layang di belakangnya, dari samping beringin yang rindang itu. Untuk masuk ke dalam pura, saya berjalan memutari tembok dalam pura hingga sampai ke candi bentar yang ada di bagian belakang. Jika memakai supir maka bisa turun terlebih dahulu di sana.

Candi Bentar gate with an elevated toll road in the background, from the shady side of the banyan tree. To enter the temple, I walked around the inner wall of the temple until I reached the Bentar temple at the back. If you come with a driver, you can get off there.



Pohon beringin yang ada di bagian belakang tak kalah tua dan rindangnya, terlihat dari akar-akarnya yang berukuran besar bergelantungan dari dahan-dahan yang tinggi. Pohon besar dan tua seperti ini boleh dikatakan sudah jarang bisa ditemukan di Jakarta.

The banyan tree in the back was no less old and shady, it could be seen from its large roots hanging from tall branches. Large and old trees like this were rarely found in Jakarta.



Sebuah bale, yang mungkin bernama Bale Gede, terlihat berada di sisi kiri pohon beringin besar yang dibebat dengan kain poleng. Pada bale itu terdapat dua buah amben yang pada dindingnya terdapat lukisan. Di sebelah kanan tampaknya adalah lukisan Dewi Saraswati dengan tangan memegang sitar dan tengah naik seekor angsa, wahana tunggangan Dewa Brahma. Dewi Saraswati adalah isteri Dewa Brahma.

A bale, which might be named Bale Gede, could be seen on the left side of a large banyan tree covered with a poleng cloth. In the bale there were two plinths with paintings on the walls. On the right appeared to be a painting of Goddess Saraswati holding a zither in her hand and riding a swan, Lord Brahma's riding vehicle. Goddess Saraswati is the wife of Lord Brahma.



Ketika memasuki wilayah pura dari arah timur, ada sejumlah gazebo beratap rumbia yang keempat tiangnya dibebat dengan kain poleng. Di wilayah luar Pura Aditya Jaya yang disebut Nista Mandala atau Jaba Sisi ini terdapat Rumah Tunggu, toko buku yang menjual buku-buku tentang ajaran agama Hindu, kantin yang cukup menyenangkan, Bale Gede dan dapur.

When entering the temple area from the east, there were a number of gazebos with thatched roofs which four poles were wrapped with poleng cloth. In the area outside Pura Aditya Jaya which is called Nista Mandala or Jaba Sisi, there's a Waiting House, a bookstore selling books on Hinduism, a pleasant canteen, Bale Gede and a kitchen.



Sebuah poster yang tampaknya merupakan tempat pengumpulan dana bagi ritual ulang tahun berdirinya atau Piodalan Pura Aditya Jaya Rawamangun yang saat jatuh pada bulan Februari.

A poster that appears to be a place to raise funds for the anniversary ritual or Piodalan Pura Aditya Jaya Rawamangun which falls in February.



Pohon beringin dan Bale Gede dilihat dari sisi yang berbeda, memperlihatkan besarnya ukuran pohon yang konon biasa menjadi tempat tinggal jin dan para lelembut ini. Ada yang percaya bahwa jika ada orang mematahkan janggut atau akar pohon beringin yang menggantung dan ada genderuwo yang tinggal di sana, maka orang itu akan jatuh sakit.

The banyan tree and Bale Gede were seen from different side, show the size of the tree which is said to be the place where the genie and the supernatural live. Some believe that if someone breaks the beard or roots of a hanging banyan tree and a genderuwo lives there, that person will fall ill.



Posisi pohon beringin yang ada di jaba luar terhadap pintu gapura candi bentar yang menuju ke area jaba tengah Pura Aditya Jaya. Pintu ini terbuka dan tidak ada penjaga di sana, sehingga saya bisa masuk ke dalamnya.

The position of the banyan tree in the outer jaba towards the gate of the temple briefly leading to the area of the middle jaba of Pura Aditya Jaya. The door was open and there were no guards there, so I could go inside.



Di kiri kanan undakan pintu utama Kori Agung itu dijaga oleh arca raksasa dalam posisi berdiri memegang gada. Wilayah tengah Pura Aditya Jaya yang disebut Madya Mandala atau Jaba Tengah ini berisi bangunan bernama Bale Wantilan, yang dipergunakan untuk mempersiapkan upakara atau perlengkapan yang diperlukan dalam upacara ritual atau Pujawali.

On either side of the main door of Kori Agung were guarded by giant statues in standing positions holding maces. The middle area of Pura Aditya Jaya, called Madya Mandala or Jaba Tengah, contains a building called Bale Wantilan, which is used to prepare ceremonies or to store equipments needed in ritual ceremonies or Pujawali.


Selain kedua raksasa penjaga di kiri kanan undakan, dan biasanya ada pula sepasang arca naga, maka yang terindah di gapura Kori Agung adalah ornamen pada pintu yang berwarna keemasan, serta deret ritmis papan di atasnya. Pada kedua daun pintu itu terdapat relief pohon dan bunga serta manusia. Pintu utama hanya dibuka pada acara-acara tertentu di hari-hari besar.

Ada yang menyebutkan bahwa yang boleh lewat pintu utama ini hanyalah pretima / simbol Ida Bhatara, sedangkan umat hanya boleh melalui pintu samping. Sebenarnya aslinya pintu pura hanya satu, namun untuk melancarkan arus orang maka dibuat pintu samping kiri kanan Kori Agung.

In addition to the two giant guards on the left and right of the stairs, and usually there's also a pair of dragon sculptures, the most beautiful part at the gate of Kori Agung are the ornaments on the golden door, as well as the rhythmic series of boards on it. On both leaves there were reliefs of trees and flowers as well as humans. The main door is only open for certain events on big days.

Some say that what can pass through this main door is only the pretima / symbol of Ida Bhatara, while the ummah can only go through the side door. In fact, the original door was only one door, but to smooth the flow of people, a door was made on the left and right side of Kori Agung.



Area di sebelah kiri jaba utama Pura Aditya Jaya Rawamangun, dengan keramik bertepi garis-garis orange berselang-seling rumput yang menjadi batas tempat duduk yang mengingatkan saya pada batas tempat duduk di masjid, hanya bedanya tempat ini sepenuhnya terbuka.

The area to the left of the main jaba of Pura Aditya Jaya Rawamangun, with ceramic borders with orange lines criss-crossed with grass which forms the seat limit which reminds me of the seating limits in the mosque. The only difference is that the place is completely open.



Kori Agung dilihat dari bagian dalam memperlihatkan adanya sebuah gapura kecil di belakang pintu utama yang berfungsi semacam kelir, sebuah bale di pojok sana, serta memperlihatkan Bale Wantilan di sebelah kiri yang ada di jaba tengah.

Kori Agung was seen from the inside showed a small gate behind the main door which functions like a screen, a bale in the corner, and showed Bale Wantilan on the left within the middle jaba.



Pemandangan area utama mandala dengan candi utama di tengah, stana Pengelurah di sebelah kanan, dan sebuah stana lagi di sisi sebelah kiri, serta baris-baris tempat duduk bersembahyang. Arca Dewi Saraswati ada di area belakang candi.

A view of the utama mandala area with the main temple in the middle, the Pengelurah stana (god's place) on the right, and another stana on the left side, as well as rows of prayer seats. The statue of Goddess Saraswati was in the area behind the temple.



Pemandangan dari depan Bale Wantilan di jaba tengah ke arah pohon beringin yang ada di jaba luar, memperlihatkan gapura candi bentar di sebelah kanan, sebuah cungkup berisi perlengkapan ritual dan kotak derma berlambang swastika, serta seorang pria yang berjalan keluar setelah selesai sembahyang di pura.

A view from the front of Bale Wantilan in the middle jaba towards the banyan tree in the outer jaba, showing the temple gate of the temporary temple on the right, a cupola containing ritual equipment and a donation box with the symbol of a swastika, and a man walking out after completing prayer at the temple.



Pandangan dekat ke arah bagian bawah candi utama Pura Aditya Jaya dengan kepala dua ekor naga yang berdiri tegak badannya melilit candi, di tengahnya terdapat arca kepala gajah, dan di atas kepala gajah terdapat relief seorang pria dan wanita yang duduk bersisian dipisahkan sebuah bokor.

Di belakang si pria ada relief pria lagi dalam posisi berdiri namun kepalanya sejajar dengan pria yang duduk, dan di sebelah kanan wanita ada seorang pria dalam posisi duduk di bawahnya. Di pojok kaki candi ada binatang berkepala raksasa berbadan singa dan bersayap yang menghadap menyudut luar.

A close look at the lower part of the main temple of Pura Aditya Jaya with the heads of two dragons standing upright around the temple, in the middle there's a statue of an elephant's head, and on top of it is a relief of a man and a woman sitting side by side separated by a bowl.

Behind the man there's relief of another man in a standing position, but his head is parallel to the seated man, and to the right of the woman there is a man sitting under her. In the corner of the foot of the temple there is a giant headed animal with the body of a lion and wings facing the outside corner.



Di tengah-tengah badan candi utama ada relief Kala yang dikelilingi oleh suluran dan bebungaan. Sebuah arca bermahkota di kiri kanannya dengan satu tangan di atas perut dan telapak tangannya menghadap ke arah dalam, berdiri di atas padma. Di atas relief Kala dan di kedua pojokannya terdapat lagi relief-relief Kala yang lainnya.

In the middle of the main temple body there is a Kala relief surrounded by tendrils and flowers. A crowned sculpture on his left and right with one hand on his stomach and palms facing inwards, standing on lotus. Above the Kala relief and in both corners there are other Kala reliefs.



Di tengah puncak candi, diapit sepasang kepala naga terdapat relief pria tanpa busana berwarna keemasan. Tiga petal bunga muncul dari kepala, kedua telinga, bahu, siku, kemaluan, dan kedua lutut, sementara tangannya menggenggam sesuatu. Mungkin melambangkan Dewa Indra.

In the middle the temple's pinnacle, sandwiched betweens a pair of dragon heads there's a relief of a naked golden man. Three petals appeared from the head, ears, shoulders, elbows, genitals and knees, while his hands were grasping something. Perhaps it symbolizes Lord Indra.



Pandangan pojok pada candi utama, dengan arca-arca yang kepalanya dibebat kain putih dan berkain kuning putih, payung putih dan kuning. Kotak sumbangan bergambar swastika ada di depan candi. Tampaknya kepala yang saya kira gajah adalah kepala Akupa, penyu raksasa jelmaan Wisnu yang menggendong Mandaragiri dalam kisah pencarian Tirta Amrta oleh para dewa dan raksasa.

Corner view on the main temple, with statues whose heads are wrapped in white cloth and white yellow cloth, white and yellow umbrellas. A donation box with a swastika symbol was seen in front of the temple. It seems of what I thought was the elephant's head was apparently the head of Akupa, a giant turtle incarnated by Vishnu who carried Mandaragiri in the story of the search for Tirta Amrta by gods and giants.



Penampakan bagian dalam stana yang ada di sebelah kiri utama mandala, dengan sebuah arca bermahkota berkulit putuh yang bagian bawahnya dibebat kain hitam dan merah marun. Ornamen berwarna keemasan mendominasi dalaman stana ini, dengan dua buah bokor tempat persembahan.

Inner appearance of the stana which is to the left of the main mandala, and a statue with a white crown, the lower part of which was draped with black and maroon cloth. Gold ornaments dominated the inside of this booth, with two bowls of offerings.



Pandangan samping dari stana Pangelurah yang bentuk khasnya dicirikan dengan adanya ruang segi empat tepat di bawah puncaknya. Agak tertutup rimbun pepohonan di belakang stana adalah arca Dewa Saraswati yang berwarna keemasan.

A side view of the Pangelurah stana, which is characterized by its distinctive shape by a rectangular space just below its peak. Slightly covered in lush trees behind the stana is a golden statue of Goddess Saraswati.



Seorang pria tengah duduk bersila mengheningkan pikir jiwa rasa untuk bersembahyang kepada Penguasa Alam Semesta. Semua mahluk menyembah pada Tuhan yang sama, hanya cara dan nama-Nya saja yang berbeda. Kain putih di atasnya menjadi peneduh dari sengat matahari.

A man was sitting cross-legged silencing the soul of feeling to pray to the Lord of the Universe. All beings worship the same God, only the way and the name are different. The white cloth on top provides shade from the sun.



Kaki candi utama yang sama dengan salah satu foto sebelumnya, hanya saja pada foto yang ini ada sepasang burung kecil sejenis burung gereja yang tengah hinggap di atas relief yang ada di tengah. Mereka tak kabur dipotret karena saya memakai lensa jarak jauh. Lingkungan pura yang hening dan banyak pepohonan menjadi surga bagi burung-burung itu.

The base of the main temple is the same as one of the previous photos, only in this photo there is a pair of small sparrows perched on the relief in the middle. They didn't fly away because I used a tele lens. The temple environment was quiet and the trees had made it a paradise for the birds.



Entah pohon apa yang berada di belakang luar stana Pengelurah itu, dengan akar-akar seperti pipa-pipa panjang yang keluar dari dahan-dahannya. Tulisan putih pada stana berbunyi "Pengelurah, Stana Ratu Ngelurah". Jika saja setiap stana ada tulisannya, tentu akan sangat membantu.

I don't know what's the tree behind that stana Pengelurah, with its roots like long pipes coming out of its branches. The white writing on the stana reads "Pengelurah, Stana Ratu Ngelurah". If only every stana (god's place) had writing, it would be very helpful.



Pada sisi samping Pangelurah terdapat sejumlah kendi air, dan ada pula relief pada bagian bawah candi serta di atas belitan badan naga. Relief itu tentu bercerita tentang sesuatu yang mungkin berhubungan dengan kisah Samudera Mantana. Relief yang di kaki sebelah kanan tampak sudah memerlukan perawatan.

On the side of Pangelurah there were a number of water jugs, and there were also reliefs on the lower part of the temple and above the entanglement of the dragon's body. The relief certainly tells about something that may be related to the story of Samudera Mantana. The relief on the right leg seemed in need of treatment.



Pandangan pojok kanan dari Stana Ratu Ngelurah memperlihatkan detail ornaman yang ada pada candi, serta guci keramik yang ada di atas meja. Pengelurah atau Pangelurah berasal dari kata lurah yang artinya pembantu atau patih. Pengelurah bertugas menjadi pembantunya para Dewa atau Dewata pada setiap pamerajan atau tempat suci.

The right corner view of Stana Ratu Ngelurah shows details of the ornaments on the temple, as well as the ceramic jars on the table. Pengelurah or Pangelurah comes from the word headman which means assistant or patih. Pengelurah has the duty to be his assistant to the gods at every pamerajan or holy place.



Seekor kura-kura berukuran cukup besar di tepian kolam utama mandala. Kura-kura adalah jenis binatang yang hampir selalu ada di setiap pura, meskipun hanya dalam bentuk relief atau arca. Di Pura Aditya Jaya ini ada kura-kura hidup yang elok.

A fairly large tortoise on the edge of the main mandala pond. Turtles are almost always present in every temple, albeit only in the form of reliefs or sculptures. In Pura Aditya Jaya there were beautiful living turtles.



Jika sebelumnya kepalanya memanjang keluar, maka kura-kura ini terlihat mulai memasukkan kepalanya ke dalam tempurung, satu hal yang dilakukannya karena tampaknya saya terlalu dekat dengannya. Matanya yang berwarna kehijauan tampak ada garis hitam yang membelah di tengah bintik matanya.

If previously the turtle's head was stretching out, he tortoise seems to have started to insert its head into its shell, one why it did because it seemed that I was too close to it. His greenish eyes had a black line dividing them in the middle of his eye spots.



Arca raksasa ini merupakan salah satu arca yang ada di depan pintu utama Kori Agung di jaba tengah. Lumut tampak mulai tumbuh di wajah dan mahkotanya, serta sebagian tangannya.

The giant statue is one of the statues in front of the main door of Kori Agung in Jaba Tengah. Moss appeared to have started growing on his face and crown, as well as part of his hands.



©2021 Ikuti