Foto Istana Boneka

Penampakan luar Istana Boneka Dufan Ancol itu terlihat cantik, dengan tengara nama diletakkan di taman kecil di bagian depan yang gampang terlihat pengunjung saat melewatinya. Ini tentu berkat perbaikan dan peningkatan yang dilakuan secara berkala dan terus menerus oleh pengelolanya. Istilahnya adalah facelift, ganti kulit yang membuat penampilan lebih segar dan indah.



Lorong air Istana Boneka Dufan memiliki rel tunggal yang berada di tengah-tengahnya. Di atas rel itulah perahu yang kami tumpang bergerak maju dengan stabil, baik dalam kecepatan maupun arah, tanpa menyenggol beton pembatas yang ada di pinggiran sebelah kiri dan kanan lorong kanal.



Segmen Istana Boneka Dufan yang menggambarkan ragam satwa dan budaya suku Papua. Ada boneka burung Cenderawasih bertengger di atas rumah yang berbentuk seperti pelor beratap susun konsentris, boneka laki-laki dan wanita yang memakai pakaian adat Papua, patung Asmat, dan ragam ornamen khas propinsi di ujung Timur Indonesia ini.



Sudut pandangan lainnya pada area sekitaran Istana Boneka Dufan ketika senja mulai jatuh, langit mulai temaram, dan lampu-lampu mulai menyala. Jika akhir pekan pengunjung masih bisa menikmati kebanyakan wahana di sini hingga pukul 8 malam.



Di sebelah kiri dan kanan kanal itulah instalasi boneka animatronik dipasang, lengkap dengan pakaian adat, satwa khas dari daerah itu, bangunan dan ornamen khas lainnya yang membedakan daerah itu dengan daerah lainnya di Indonesia. Di sebelah kiri adalah Istana Boneka dari Pulau Kalimantan, sedangkan di sebelah kanan dari daerah Sulawesi.



Di sebelah kanan ada kerbau dengan tanduk khas melengkung ke atas, dan seekor babi celeng berukuran besar, yang dipasang beberapa meter sebelum instalasi boneka dengan pakaian adat dan ornamen dari daerah Sulawesi. Jarak instalasi di kiri dan kanan sering sangat dekat sehingga membuat kadang ada instalasi yang terlewat atau tak bisa melihatnya secara utuh.



Di sebelah kanan ada sekumpulan wanita menggunakan ikat kepala terbuat dari kain tenun dan ada pula yang tengah memukul semacam jimbe. Ada pula wanita yang memakai kain dengan cara diikat. Tak ingat lagi saya darimana ini daearahnya, mungkin Nusa Tenggara. Sementara agak jauh di sebelah kiri ada boneka pria dengan pakaian ada Jawa dan sikap khas Jawa pula.



Ini pandangan yang lebih jelas pada boneka dengan pakaian adat Jawa itu, kain beskap dan blangkon model Surakarta. Di sana ada sejumlah boneka yang duduk di belakang gending Jawa seperti gender, gendang, dan gong. Ada pula wanita yang menggunakan pakaian wayang orang.



Di sebelah kiria adalah Istana Boneka bagi kawasan Sumatera, dengan sejumlah ragam etnik di sana. Rumah gadang dari Sumatera Barat terlihat di latar belakang. Ada plua yang tengah menari piring dengan lilin menyala di atas piringnya. Di atas terowongan lengkung ada ornamen mobil antik. Boneka yang ada di sebelah kanan tak jelas dari daearah mana, namun mungkin sekitaran Jawa Timur.



Pandangan dekat pada Istana Boneka untuk wilayah Sumatera. Ada yang sedang bermain musik dan ada pula yang menari. Deretan lampu sorot tampak memancarkan sinar warna-warninya yang memberi penguatan pada dekor indah yang dipasang di sebelah kiri dan kanan kanal air.



Kami mulai memasuki Istana Boneka untuk kawasan dunia. Yang terlihat pada foto adalah boneka dengan dandanan dan dekor ornamen Jepang. Bunga Sakura tampak ikut menghiasi segmen internasional ini, juga pintu gerbang tradisional khas Jepang yang disebut Torii, serta boneka wanita yang memakai kimono yang indah.



Yang tampak pada foto sepertinya adalah Istana Boneka untuk kawasan Asia Selatan atau India, dengan seorang pria memegang payung sedang naik seekor seekor gajah. Sapi yang disucikan, menara-menara dan sesosok dewa bertangan delapan, serta wanita-wanita berkain adat.



Perahu yang ada di depan kami, dengan tulisan Istana Boneka di bagian belakangnya, sempat tersusul oleh paerahu yang kami tumpangi, mungkin karena lebih besar total berat yang dibawanya. Yang ada pada foto sepertinya kawasan Timur Tengah, dengan menara-menara tinggi eperti pada sebuah masjid. Di ujung sana ada seeokor unta dan Piramid, menandai bahwa tempat itu merupakan area untuk Mesir.



Pandangan lainnya pada area yang sepertinya merupakan instalasi untuk Timur Tengah ini, dengan pakaian boneka pria menyerupai tokoh Aladin dalam kisah seribu satu malam. Yang menjadi hiburan bagi pengunjung adalah memang bergantinya irama musik sesuai dengan area dimana perahu sedang berada.



Dua perahu yang sebelumnya tak terlihat kini ada persis di depan kami. Boleh jadi memang aliran airnya yang melambat, atau jika melihat posisi perahu sepertinya perahu di depan itu akan menyentuh dinding beton di sebelah kanan, yang memperlambat lajunya. Ingatan saya bahwa perahu tak menyentuh dinding kalan boleh jadi salah. Di sebelah kanan tampak bebarapa jenis binatang unik, seperti burung nasar besar, jerapah, burung unta. Di sebelah kiri ada zebra. Ini sepertinya kawasan Afrika.



Sesaat lagi kami akan lewat di bawah ornamen jembata buatan, diantara warna-warni boneka dan ornamen elok lainnya yang kami lalui beberapa saat sebelum sampai ke ujung perjalanan. Di sebelah kanan sepertinya adalah boneka dengan dandanan ala Spanyol.



Di sebelah atas tampak ada sebuah boneka yang tengah berakrobat. Ini sebabnya mengapa boneka di Istana Boneka ini disebut boneka animatronik, karena animasi bonekanya dikontrol dengan menggunakan peralatan elektronik. Di sebelah kiri ada komedi putar, dan di ujung sana adalah dari negeri yang terkenal dengan kincir anginnya, yaitu Belanda.



Pandangan lebih dekat pada area yang menggambarkan kekhasan negeri Belanda dengan kincir anginnya. Selain kincir angin, Belanda juga terkenal dengan ragam bunga tulipnya yang indah, serta kanal-kanal yang digunakan sebagai alat transportasi. Di area ini perahu kami terus beriringan dengan perahu-perahu yang ada di depan.



Pandangan lebih dekat pada boneka di area Belanda dengan sejumlah boneka yang mengenakan topi pada posisi tengah menyanyi. Pada saat tulisan ini dibuat, pendiri kawasan Taman Impian Jaya Ancol, yaitu Ir Ciputra baru saja meninggal dunia. R.I.P.



Di depan sana, jika melihat bentuk bangunannya, adalah adalah kawasan boneka dari Rusia. Mungkin akan ada masanya nanti animasi bonekanya akan diganti dengan menggunakan artificial intelligence yang bukan hanya bisa bergerak layaknya manusia, namun juga bisa menari dan bernyanyi dengan suara elok.



Mendekati akhir perjalanan kami melewati area Eskimo dengan bangunan Iglo yang khas serta suasana alam yang dipenuhi dengan salju dan es. Penguin dan anjing laut pun terlihat di area ini.



Area ini menampilkan sejumlah boneka dengan dandan yang berasal dari berbagai negara. Ada yang memakai busana model Eropa, Jepang, India, dan Indian.



Dandanan pada boneka ini menggunakan pakaian yang berasal dari Jember Fashion Festival yang gaungnya telah mendunia, yang meskipun berukuran mini namun masih memperlihatkan keelokan dan keanggunan rancangan busananya. Ini adalah akhir perjalanan kami di Istana Boneka, dengan tulisan berbunyi "Selamat Jalan" di sebelah kiri atas kami.



©2021 Ikuti