Foto Scientia Square Park

Logo dan tulisan Scientia Square Park Tangerang yang kami lihat setelah berjalan kaki sekitar 100 meter melewati jalan di sisi barat mal SDC. Beberapa langkah di sebelah kanan ada Tanamera Coffee untuk nongkrong, lalu ada taman memanjang dengan prosotan dan tempat duduk bantalan udara nyaman yang disediakan bagi pengunjung yang tak masuk ke dalam area wisata berbayar lumayan mahal ini. Melalui jalur ini kami masuk dari Pintu 3. Jika dari area parkir masuk ke dalam mal, maka pengunjung bisa masuk lewat pintu utama atau dari Pintu 2.



Ada area terbuka hijau Scientia Square Park Tangerang yang disebut amphitheatre dengan hamparan rumput serta pepohonan teduh di pinggirannya dilengkapi tempat duduk bertrap serta sejumlah permainan anak, menjadikan tempat itu sebagai salah satu tempat paling menyenangkan untuk bermain dan bersantai bersama seluruh keluarga.



Untuk naik kuda mengelilingi trek dengan dituntun petugas di Scientia Square Park Tangerang, orang tua membayar Rp 20.00 dengan buka jam 10.00 - 21.00 di hari biasa, atau Rp 30.000 di akhir pekan dengan jam buka 08.00 - 22.00. Area berkuda ini sebelumnya dipakai untuk olah raga bike trial sebelum berganti fungsi. Lokasinya bersebelahan dengan RC Track, yaitu area untuk permainan balapan mobil yang dikontrol radio.



Area Rabbit Farm berada di ujung kompleks Scientia Square Park Tangerang, di sebelah kolam ikan Koi, tempat anak-anak bermain dengan kelinci yang menggemaskan dan memberi mereka wortel dengan membeli Rp 10.000 per ikat. Jam makan kelinci adalah jam 08.00-09.00 dan 16.00-18.00. Yang juga menarik adalah Buffalo Pit, area berumput terbuka di sebelah Butterfly Park dimana anak-anak bisa menyentuh sejumlah kerbau dewasa yang jinak. Jika saja ada seorang gembala meniup seruling di punggung kerbau pasti akan lebih dahsyat.



Di ujung sana tampak prosotan gratis yang disediakan bagi anak-anak yang orang tuanya mungkin enggan membayar uang masuk yang saat itu memang cukup mahal. Denah fasilitas tampak di sebelah kiri untuk menarik minat pengunjung.



Di pojok belakang sana adalah Tanamera Coffeeshop yang namanya terdengar eksotis untuk nongkrong sambil menikmati kopi Indonesia. Di sebelah kiri terlihat beberapa bantalan undara yang cukup nyaman untuk duduk dan berbaring di lapangan berumput. Membawa scooter sangat menyenangkan buat anak-anak karena cukup banyak menghemat tenaga.



Denah fasilitas yang ada di Scientia Square Park, yang tampaknya dibuat pada saat tempat ini belum lama dibuka karena sebagian wahananya sudah berubah, seperti misalnya area nomor 17 yang telah menjadi area berkuda.



Loket pembelian tiket di Gate 3 yang berada di dekat Tanamera Caffee, yang memasang tarif harga pakan untuk kelinci dan paket untuk ikan Koi. Membayar untuk sebuah kesenangan memang kadang mahal.



Beberapa petak sawah dengan padi yang masih muda serta sebagian lagi sudah berbulir menguning. Kegiatan menanam dan panen padi akan menjadi pengalaman yang mengasyikkan bagi anak-anak orang kota, lantaran hanya selingan kesenangan, ketimbang bekerja sebagai petani untuk menyambung hidup.



Di latar depan adalah area untuk bermain skate board, sementara di belakang sana yang terlihat menjulang tinggi adalah permainan panjat tebing yang membutuhkan keterampilan dan stamina prima untuk dapat menggunakannya dengan baik.



Seorang anak muda tampak tengah melompat di pinggiran area skateboard yang bisa juga digunakan untuk bermain ketangkasan bersepeda. Di tempat ini ada juga kursus bermain bagi mereka yang berminat untuk belajar baik teori maupun prakteknya.



Ini adalah bagian luar dari area yang disebut Jumped dengan bantalan-bantalan pegas trampoline di bagian dalamnya untuk anak-anak bermain lompat-lompatan sebebasnya. Orang tua harus siap merogoh kocek cukup dalam agar anaknya bisa bermain di sana.



Poster di area Horse Riding yang memberi informasi bagi pengunjung tentang tiket yang harus dibayar di hari biasa atau di akhir pekan, serta jam layanannya yang buka sampai jam 9 malam untuk hari biasa dan jam 10 malam di akhir pekan. Loket pembelian tiketnya berada di belokan masuk ke area ini. Bangunan tak berdinding dengan tempat duduk sederhana disediakan bagi orang tua yang menunggui anaknya di sana.



Menunggang kuda di area tertutup semacam ini, dengan dituntun pelan oleh petugas membuat orang tua merasa lebih tenang ketimbang jika berkuda di jalan raya dengan aspal yang keras. Di tempat ini anak-anak berputar sebanyak dua atau tiga kali untuk seharga tiket yang dibayar.



Petugas yang ramah dan terampil menuntun kuda berkeliling di sepanjang lintasan menjadikan orang tua merasa tenang dan anak pun senang bisa menikmati senasi berada di atas punggung kuda tunggang yang jinak selama beberapa saat.



Sebuah mobil Radio Control tampak tengah berpacu di atas lintasan tanah lempung keras yang lokasinya berada di sebelah area menunggang kuda. Sayang tak ada musuh untuk bertanding, sehingga tak begitu menarik untuk menontonnya. Pengunjung hanya perlu membayar sewa mobil RC untuk bisa bermain di sini.



Area Buffalo Pit dengan lapangan rumput yang cukup luas dimana anak-anak bisa bermain dengan beberapa ekor kerbau jinak yang ditunggui oleh pemiliknya. Entah kerbau dan pemiliknya itu hanya disewa atau kerbaunya memang sudah menjadi milik Scientia Square Park. Yang menarik untuk ditonton sebenarnya adalah melihat kerbau sedang mandi di sungai, yaitu saat ia menutup hidungnya sebelum membenamkan kepalanya ke dalam air.



Pintu masuk ke dalam area Butterfly Park dengan jaring yang tinggi untuk mencegah kupu-kupu terbang keluar area. Proses metamorfosis kupu-kupu bisa dilihat di dalam taman kupu-kupu mini ini.



Sebuah poster di atas balok kayu yang memperlihatkan foto sejumlah kupu-kupu dengan beragam pola dan warna sayap indah. Ada Hesperiidae (skippers) yang kecil dan bisa terbang cepat, Lycaenidae yang kecil dan berwarna terang, Nymphalidae yang umumnya berukuran besar dan berwarna terang, dan beberapa lagi jenis kupu lainnya.



Sebuah poster yang menceritakan dua tahap awal metamorfosis yang dimulai dari telur dan membutuhkan beberapa hari sebelum berubah menjadi larva atau ulat. Selanjutnya perlu 14-22 hari sebelum larva berubah menjadi kepompong.



Proses metamorfosis selanjutnya yaitu saat larva berubah menjadi pupa atau kepompong yang bisa memakan waktu seminggu hingga lebih dari sebulan sebelum berubah menjadi seekor kupu-kupu yang sangat indah.



Sebuah poster yang menggambarkan hewan apa saja yang menjadi predator atau pemangsa kupu-kupu, selain manusia yang meskipun tidak memakan kupu namun banyak orang yang menangkap dan membunuhnya untuk diawetkan dan dijual.



Seekor kupu-kupu berukuran cukup besar tampak tengah terbang sambil menghisap sari bunga di dalam ruangan Butterfly Park. Sebagian besar kupu-kupu hanya bisa bertahan hidup selama 2-4 minggu, namun ada juga yang bisa bertahan hingga 10 bulan.



Suasana di dalam taman kupu. Taman kupu ini buka pada jam 05.00 - 21.00 di hari biasa dan 05.00 - 23.00 di akhir pekan serta hari libur nasional. Petugas berada di tempat pada pukul 09.00-11.00 dan 15.00-16.00.



Rumah kepompong di dalam area Butterfly Park dengan aneka warna serta ukuran. Meski pintunya tak digembok namun pengunjung hanya boleh membuka rumah kepompong saat sedang ada petugas berjaga di sana.



Seekor burung hantu dengan kaki dirantai yang menjadi tontonan pengunjung butterfly park Scientia Square Park. Bayangkan bagaimana kasihannya jika seorang manusia yang dirantai dan menjadi tontonan burung hantu ... :((



Sebuah papan yang berisi penjelasan tentang jam operasional di Rabbit Farm, juga informasi kapan petugas jaga di sana, serta sejumlah peraturan yang wajib diikuti oleh para pengunjung.



Kelinci yang berkeliaran bebas di Rabbit Farm membuat anak-anak senang dan betah bermain di sana. Kebanyakan kelinci itu pun tak terlihat takut dengan keberadaan anak-anak. Sayang saat itu waktu makan kelinci telah lewat.



Kolam tempat pengembangan ikan Koi yang airnya jernih berada di sebelah kiri. Sedangkan di sebelah kanan ada kolam lain yang airnya jauh lebih keruh dan tak jelas ikan apa yang dikembangkan di sana. Di sebelah kiri adalah area tanaman hidropinik.



Selada yang ditanam secara hidroponik itu terlihat hijau segar dan sehat. Namun ada juga sejumlah tanaman yang terlihat agak merana.



Melihat kerbau langsung dengan mata kepala sendiri saja sudah senang, apalagi jika bisa memegang tanduknya seperti ini. Begitulah anak kota.



Sebuah petak di sebelah area Buffalo Pit yang tampaknya belum lama dibajak tanahnya dan mungkin disiapkan untuk anak-anak sekolah bergembira ria menanam padi di sana.



Tempat mencuci tangan setelah bermain dengan kerbau. Ada pula showernya untuk membersihkan tubuh dari lumpur setelah praktek menanam atau memanen padi.



Toilet yang bersih ini berada di belakang Butterfly Park. Satu hal yang memang wajib dimiliki untuk tempat wisata kelas menengah ke atas. Pada saatnya nanti hal yang sama juga akan menjadi kewajiban bagi tempat wisata kelas menengah bawah.



Di sebelah kanan adalah tong setan, tempat dimana sejumlah sepeda motor berpacu pada dinding dengan kemiringan sekitar 80 derajat. Sedangkan di sebelah kiri adalah kapal ayun, diperuntukkan bagi mereka yang perutnya tahan dikocok bolak balik tanpa muntah.



Beginilah suasana di dalam area Jumped atau trampoline. Menyenangkan memang meloncat-loncat bebas di tempat ini tanpa takut diomeli, ketimbang leloncatan di kasur tempat tidur.



Area sawah dengan pencahayaan yang cantik pada malam hari. Cahaya itu berubah setiap beberapa detik sekali, membuat orang betah untuk berlama-lama melihatnya.



Menara yang terdapat di area permainan olah raga panjat tebing di Scientia Square Park. Seorang anak tampak tengah memanjat pada posisi cukup tinggi dan beberapa saat lagi akan tiba di puncak tebing.



Area dengan lantai mulus dimana anak-anak bisa menggunakan inlineskateboard atau menggenjot scooternya. Tempat ini berada di dekat pintu masuk utama Scientia Square Park.



Aneka makanan tersedia di kedai bergaya tradisional modern bernama Brewok, terlihat beberapa meter setelah kami keluar lewat pintu utama Scientia Square Park.



Area terbuka di belakang mal SDC dengan kursi dan meja cukup banyak, disiapkan bagi pengunjung yang hendak makan minum sambil bersantai di udara terbuka.



Di latar belakang adalah mal Summarecon Digital Center dengan poster besar Human Body Adventures yang sekarang sudah tutup.



Inilah undar, permainan dari jaman dahulu yang ternyata masih bertahan hingga sekarang. Sayang sekali undar di Night Market SDC Serpong waktu itu tidak diputar sebagaimana seharusnya, sehingga sensasinya hilang.



Permainan mobil listrik di Night Market yang banyak diminati anak-anak hingga harus antri.



Meja-meja dan bangku panjang di udara terbuka menjadi tempat yang cukup nyaman untuk menikmati jajanan yang dibeli di Night Market.



Lapak-lapak penjual makanan di bawah tenda putih yang besar. Tempat duduk dan meja dari bekas paking kayu memberi suasana tersendiri.



Cukup banyak permainan di Night Market yang bisa dinikmati pengunjung, tertama anak-anak.



Permainan menarik, dimana anak-anak masuk ke dalam bola plastik besar dan bergulingan di atas kolam buatan. Di belakang sana adalah tong setan.



Penampilan sebuah band yang membawakan lagu-lagu pop rock, kebanyakan dari tahun 70-an dan 80-an. Mereka cukup piawai bukan saja dalam membawakan lagu, namun juga dalam berinteraksi dan menghibur para penonton, diantaranya sepertinya sudah sangat mengenal band ini.



Seorang seniman pantomim yang beraksi di depan panggung live music membuat anak-anak terhibur dan betah di sana, sementara orang tuanya bisa menikmati hiburan musik gratis dengan tenang. Sebuah kolam ikan di area ini juga memberi hiburan buat anak-anak.



©2021 Ikuti