Bedug besar yang digantung dan kentongan kayu yang diletakkan di atas dudukan mendatar disimpan di ruang utama Masjid Saka Tunggal Cikakak. Hal yang tidak lazim, karena bedug dan kentongan biasanya disimpan di serambi, di luar ruang utama masjid.
Beberapa ekor kera masih menguntit dan 'parkir' di atas pagar di kiri kanan jalan menuju ke pintu masuk masjid. Seekor induk kera berbulu abu-abu duduk mendeprok di samping undakan, memangku anaknya yang bulunya berwarna kehitaman.
Ornamen pada saka tunggal yang terbuat dari kayu jati setebal 35 cm itu tampak unik, dengan motif ulir pada setiap sudutnya, motif suluran dan bunga pada batangnya, di bagian tengah ada empat sayap mengarah ke empat penjuru angin, dan motif kawung pada bagian atas kayu. Warna yang dominan adalah merah dan hijau, dengan sedikit warna kuning dan putih.
Pada tiang ini terdapat angka tahun yang ditulis dalam huruf Arab 1288, yang diduga merupakan tahun dibuatnya Masjid Saka Tunggal Cikakak ini. Karena angka pada tiang itulah Masjid Saka Tunggal Cikakak dianggap sebagai masjid tertua di Indonesia.
Sponsored Link