Pulau ini adalah atol berbentuk cincin yang ditengahnya ada karang dangkal. Menurut Pak Adul, salah seorang awak kapal, dulunya Pulau Gosong merupakan tempat menarik untuk berenang dan snorkeling. Terumbu karang dan ikannya cantik, dan itu dibuktikan beberapa teman yang sempat turun, dengan air laut yang jernih serta berpasir putih…
Dermaga kayu Pulau Biawak yang sebagian kayunya sudah sedikit rapuh, diambil sesaat setelah kapal yang kami tumpangi merapat ke dermaga ini.
Dalam gambar hitam putih tampak gerbang masuk ke Pulau Biawak, yang kami lalui sesaat setelah menginjakkan kaki di pulau. Tulisan KKLD pada gerbang merupakan kependekan dari “Kawasan Konservasi Laut Daerah”. Melewati gerbang, kami kemudian berjalan mendekat ke arah mercusuar.
Mercusuar Pulau Biawak ini masih berfungsi dengan baik, dan lampu sonar yang dipergunakan diambil dari tenaga surya. Hanya saja beberapa kerangka besi bajanya sudah tampak tua berkarat dimakan waktu, tapi bangunannya masih tampak kokoh.
Tangga Ulir yang ada di dalam Mercusuar Pulau Biawak dilihat dari bawah. Saat menuruni mercusuar sebaiknya posisi badan menghadap ke belakang menghindari betis terkena gesekan anak tangga.
Pemandangan hutan bakau saat menuju makam orang Belanda tak dikenal itu.
Wajah senja di Pulau Biawak diambil dari dermaga kayu, cantik sekali…
Sponsored Link