Pemandangan pada jalan di depan pertapaan mengarah ke jalan utama Rahtawu. Kami sempat berkendara menyusuri jalan arah sebaliknya, melewati jembatan yang melintang di atas kali cukup lebar, naik ke bukit, sebelum akhirnya balik lagi ke jalan utama.
Pandangan lainnya pada mtempat dengan cerobong besar yang dipergunakan khusus untuk membakar dupa atau menyan dari para peziarah. Bau dan asap menyan boleh jadi memang dianggap bisa membantu menciptakan suasana yang lebih khusyuk di tempat ziarah seperti ini.
Pandangan tegak pada cerobong yang membantu mengalirkan asap bakaran menyan keluar dari ruangan agar tidak membuat sesak napas para peziarah, terutama jika menyan yang dibakar berjumlah cukup banyak. Kepulan asapa ke angkasa serta bau harum dupa dianggap sebagai tali rasa dalam menyembah kepada Gusti Pencipta Jagad Semesta.
Ruangan tempat mangkal juru kunci untuk berbincang dengan para peziarah yang datang ke Pertapaan Begawan Eyang Sakri. Semoga masih ada yang bisa dengan mudah membaca aksara Jawa yang menempel pada dinding ruangan ini.
Sponsored Link