Foto Perkebunan Teh Rancabali

Deretan pohon teh Perkebunan Teh Rancabali yang terletak tepat di pinggir jalan itu terhampar luas dengan pucuk nyaris rata. Berbeda dengan beberapa perkebunan teh yang berada di daerah Puncak, Perkebunan Teh Rancabali ini umumnya pada posisi yang lebih rendah dari pinggiran jalan.



Pucuk-pucuk pohon teh dengan daun yang berwarna hijau kekuningan segar, berketinggian hampir merata mengikuti kontur tanah yang yang bergelombang. Dari dekat terlihat bahwa daun-daun teh itu tak ada yang terpotong separuh atau sebagian untuk membuat permukaan pohon teh terlihat rata. Namun dari jarak agak jauh demikian ketinggian setiap pohon teh itu nyaris sama.



Memandang hamparan hijau Perkebunan Teh Rancabali ini layaknya seperti sedang menikmati seni instalasi yang sesungguhnya. Di sana-sini terdapat pohon-pohon kecil yang ikut memberi suasana pada pemandangan. Sayang sekali hampir tak ada pohon besar yang bisa dipakai sebagai tempat berteduh.



Dari sepotong ruas jalan terlihat beberapa buah air terjun kecil bertingkat di tepian deret pohon-pohon teh di Perkebunan Teh Rancabali. Air terjun itu berada agak jauh di sebelah kanan jalan yang menuju ke Situ Patengan. Di sana tampaknya terdapat penginapan yang bisa disewa pengunjung jika hendak berwisata di seputaran area Ciwidey yang memiliki sejumlah tempat wisata sangat mengesankan.



Salah satu kaki perbukitan yang menjadi tepian Perkebunan Teh Ranca Bali dengan sejumlah pohon pinus atau karet di lerengnya. Di ujung sana ada dua buah bangunan tak permanen berwarna putih di atas dataran yang tak begitu luas.



Jalan tanah diperkeras agak lebar yang membelah areal Perkebunan Teh Ranca Bali dan bercabang menjadi dua. Cabang jalan yang ke kiri mengarah ke dua buah bangunan di dataran kaki bukit sana. Berkuda akan menjadi kegiatan yang menyenangkan di sini.



Di latar depan adalah daun-daun teh yang terlihat sebagaimana adanya, sedangkan semakin jauh ke sebelah sana menjadi terlihat semakin halus permukaannya, menyerupai gelaran karpet hijau yang luas. Jalur untuk para pemetik teh pada foto ini masih terlihat biasa, hanya di ujung kiri agak jaug di sana yang menyerupa gelombang.



Di tengah hamparan pohon teh Perkebunan Teh Ranca Bali ini hanya ada beberapa batang pohon kecil, dan sejumlah batu besar yang terlihat seperti jerawat. Meskipun hawa di sini cukup dingin, namun tanpa caping di kepala tetap akan terasa panas jika berjalan diantara pohon teh ini.



Sepasang pengunjung tengah berjalan menyusuri jalur pemetik teh untuk mencari lokasi pemotretan yang pas. Lintasan mosaik di kebun teh yang sengaja dibentuk secara indah ini memang bisa memberi hasil pemotretan yang memukau. Sebuah batu besar tampak di sebelah kanan, yang akan elok pula untuk lokasi pemotretan jika saja bisa naik ke atas permukannya.



Kontur berbukit lembah dipadu dengan lintasan mosaik berlatar perbukitan menjadi kombinasi pemandangan yang menarik. Hawa perbukitan yang dingin segar juga menjadikan tempat ini layak sebagai pembersih paru-paru dan penyegar badan.



Dengan area tanaman yang sangat luas ini, tentu dibutuhkan mesin potong untuk membuat pinggir pohon teh ini bisa terlihat cukup rapih. Tanaman teh diduga berasal dari daerah pegunungan Himalaya dan daerah pegunungan yang berbatasan dengan India, Burma, dan Tiongkok. Tanaman teh tumbuh subur di daerah dengan sinar matahari yang cukup dan curah hujan yang memadai sepanjang tahun.



Tanaman teh di Perkebunan Teh Ranca Bali ini terlihat masih sangat segar dan produktif. Masa produktif tanaman teh adalah ketika umur tanamannya berkisar antara 5?25 tahun. Setelah berumur lebih dari 30 tahun hasil produksinya biasanya sudah kurang baik dan perlu diremajakan.



Pepohonan di kaki bukit di pinggiran Perkebunan Teh Ranca Bali itu sepertinya belum dikelola dengan baik sehingga kurang mendukung pemandangan perkebunan teh yang sudah terlihat rapi. Tanaman teh sebenarnya bisa tumbuh sampai setinggi 9 m, namun di perkebunan teh seperti ini pohonnya selalu dipangkas agar tingginya tak lebih dari 1 meter.



Jika tak ada yang sedang memetik daun teh seperti ini, suasananya di tengah kebun akan sangat sepi dan tenang. Daun teh dipetik dalam sekali setiap 7 hari hingga 14 hari. Cara memetik daun teh akan menentukan mutu teh yang dihasilkan. Untuk hasil terbaik maka hanya daun pucuk dan dua daun di bawahnya saja yang dipetik. Namun ada pabrik teh yang hanya menggunakan teh pucuk yang dipercayai memberi hasil teh terbaik.



Melihat kebun yang sangat luas yang telah ada sejak jaman Belanda ini saya membayangkan tentu telah ditemukan cara-cara yang paling efisien dalam melakukan pemetikan, baik dari sisi penghematan waktu maupun tenaga pekerja yang digunakan. Di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat saja ada 12 perkebunan teh yang dikelola PTPN VIII, dari seluruhnya 24 yang dikelolanya.



Di beberapa tempat, seperti terlihat di sisi kanan jauh di belakang sana, tanaman teh membentuk kontur seperti terasering karena pohon tehnya ditanam di sepanjang lereng bukit. PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) merupakan hasil peleburan PT Perkebunan XI, PT Perkebunan XII, dan PT Perkebunan XIII yang dilakukan pada 11 Maret 1996.



Jika sebelah kiri area tanaman teh berada di bawah jalan menuju Situ Patengan, maka area di sebelah kanan ada yang lebih tinggi dari jalan. Itu karena jalur jalannya dibuat dengan membelah pinggang bukit. Perkebunan teh Ranca Bali ini telah ada sejak tahun 1870, dibuka oleh pengusaha keturunan Belanda.



Pemandangan yang sama dengan salah satu foto sebelumnya, namun kali ini saya mendapat sinar matahari sehingga pohon teh di bagian depan tampak lebih cerah. Air teh mengandung kafein, teofilin, vitamin (A, B, C), serat, protein dan pati, gula, asam amino dan mineral dalam jumlah sedikit. Teh juga bisa menjadi penawar racun logam berat dan alkaloida.



Lekuk perbukitan bergelombang di sisi perkebunan teh ini terlihat indah, membuat mata tidak bosan melihatnya. Jika kebanyakan teh di Indonesia dipetik setiap 6-12 hari, maka teh hijau Jepang biasanya dipanen setiap 55 hari sekali.



Mosaik perkebunan teh ini sungguh indah. Jika anda bekerja setiap hari menghadapi tanaman yang sama, maka cara agar tidak bosan adalah berbuat kreatif seperti yang dilakukan siapa pun dia yang menciptakan mosaik tanaman teh ini. Jika tidak maka anda akan cepat bosan dan pikun, dan menjadi pengeluh yang menjengkelkan.



Jika saja perekonomian tumbuh semakin baik, dan kemakmuran meningkat, akan sangat menyenangkan jika saja dibangun kereta gantung yang melintas di atas Perkebunan Teh Ranca Bali, dimulai dari area sekitar Kawah Putih hingga Situ Patengan.



©2021 Ikuti