Foto Museum Zoologi

Kerangka asli ikan paus biru raksasa (Balaenoptera musculus) yang merupakan koleksi terbesar di Museum Zoologi Bogor. Ikan ini ditemukan terdampar mati di Pantai Pamengpeuk, Priangan Selatan, pada Desember 1916. Panjangnya 27,25 m dengan berat 119.000 kg. Kerangka saja beratnya sudah mencapai 64.000 kg. Ikan paus biru merupakan binatang terbesar yang pernah hidup di bumi.



Koleksi Museum Zoologi Bogor lainnya adalah Beruang (Helarctos malayanus, Malay Bear) yang biasa tinggal di hutan lebat di Burma Utara, Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan. Beruang sangat pandai memanjat pohon untuk mencari buah, selain memakan umbut-umbut hutan, madu, dan uret serangga yang didapatkannya dengan cara membelah kayu. Ada pula Kuskus yang hidup di Sulawesi, Maluku, dan Papua.



Awetan Macan Dahan (Neofelis nebulosa) di Museum Zoologi Bogor. Panjang tubuhnya bisa mencapai 95 cm, berkaki pendek dengan telapak kaki besar serta ekor panjang dengan garis dan bintik hitam. Macan Dahan sangat jarang dijumpai karena selalu tinggal di atas pohon dan biasa berburu di malam hari. Makanannya monyet, binatang menyusui, dan unggas.



Landak (Porcupine, Hystric javanica), sejenis hewan pengerat yang dicirikan oleh rambut berdurinya yang runcing dan panjang, dan biasanya tinggal di dalam liang bawah tanah atau diantara bebatuan. Pada malam hari mereka mencari umbi, akar, daun, kulit kayu dan biji buah yang jatuh.



Posisi rangka paus biru saat saya pertama kali datang ke Museum Zoologi Bogor. Panjangnya mencapai 27,25 meter dengan berat 119.000 kg. Kerangka saja beratnya 64.000 kg. Ikan paus biru merupakan binatang terbesar yang pernah hidup di bumi.



Ular Welang (Bungarus fasciatus) yang berkerabat dekat dengan Ular Weling (Bungarus candidus). Perbedaannya adalah belang hitamn Ular Welang dari punggung hingga ke perut, sedangkan pada ular weling hanya di bagian punggung dan perutnya berwarna putih.



Ular Tikus (Elaphae radiata) yang ramping dan panjangnya bisa mencapai 2 meter. Ular ini sangat gesit dan sering memburu tikus yang ada di sawah dan pekarangan. Beberapa nama yang terkait adalah Ular jali (Ptyas korros), Ular babi (Elaphe flavolineata), Ular sapi (Elaphe radiata), Ular bajing (Gonyosoma oxycephalum, dan Ular tikus India (Ptyas mucosa).



Ular Gadung (Trimeresurus albolabris), atau Ular Pucuk, dengan bisa yang meracuni syaraf dan membuat darah tak bisa membeku. Kebanyakan ular ini hidup di daerah kaki gunung, dengan panjang 1,5 meter hingga 2 meter. Di tempat yang sama ada juga Ular Bandotan (T. puniceus) yang hidup di hutan pegunungan, dan Ular Cinto Mani (T. Wagleri) yang hidup di hutan dataran rendah dan perkebunan.



Sumatran pitviper atau Sumatran tree viper (Trimeresurus sumatranus) yang biasa memangsa katak, tikus hutan dan beberapa jenis burung. Ular ini hidup di Sumatera, Nias, Mentawai, Kalimantan, Malaysia, dan Thailand.



Ular Bandotan puspa (Daboia russelii siamensis, Vipera russeli) koleksi Museum Zoologi Bogor, merupakan jenis Ular Beludak berbisa yang endemik di beberapa wilayah Asia Tenggara, Tiongkok Selatan dan Taiwan. Ular ini aktif di malam hari, namun aktif juga di siang hari jika hawanya dingin. Gigitan ular ini bisa membawa kematian.



Bangkong Besar (Bufo asper) yang hidup di hutan dan perkebunan, berukuran 25 cm atau lebih. Kulitnya bisa disamak untuk bahan sarung tangan. Makanannya adalah cacing dan serangga.



Ular Sanca Darah atau Sanca Pendek (Phyton curtus) yang hidup di tepian rawa di Suatera dan Kalimantan. Ular ini memakan ikan, tikus, pelanduk, dan burung air. Kulitnya banyak dijual sehingga populasinya mulai langka.



Kepiting Raksasa Jepang (Machrocheira kaempferi) yang merupakan salah satu koleksi Museum Zoologi Bogor yang mengesankan.



Kijang (Muntiacus muntjak) biasa hidup menyendiri atau berpasangan di hutan maupun di lapangan terbuka yang bersemak, di dataran rendah hingga pegunungan. Yang jantan bertanduk pendek dan bercabang. Biasanya beranak satu atau dua ekor. Penyebarannya di India, Sri Langka, sampai Kalimantan dan Nusa Tenggara.



Binturung adalah sejenis binatang yang menyimpang dari golongan suku musang dan tinggal di atas pohon di hutan lebat. Mereka biasanya keluar pada malam hari, dan hidup di Sumatera, Malaysia, Kalimantan, dan Jawa. Ekornya bisa dikaitkan ke pohon ketika turun. Binturung merupakan pemakan buah-buahan, telur, burung, dan binatang kecil lainnya.



Badak (Rhinoceros sondaicus) ini merupakan Badak terakhir di Priangan. Pada 1914 di daerah Karangnunggal, Tasikmalaya, masih terdapat seekor Badak jantan tua, namun yang betina telah dibunuh oleh pemburu gelap. Karena tak bisa dipindahkan ke Cagar Alam Ujungkulon maka pada 1934 Badak ini dibunuh oleh petugas dengan sebutir peluru Mauser kaliber 9,3 untuk koleksi Museum Zoologi, dan agar tak jatuh ke pemburu liar. Beratnya mencapai 2280 kg. Makanan Badak adalah ranting, daun serta rumput.



Badak ini bercula satu, namun ada juga yang bercula dua. Meski binatang herbivora, namun badak merupakan hewan berbahaya. Di India dan Nepal, badak menyebabkan kematian manusia melebihi jumlah yang disebabkan oleh harimau dan macan tutul. Badak juga pernah menyerang gajah pembawa pelancong.



Sero (Aonyx cinerea) merupakan binatang dalam keluarga Mustelidae yang senang hidup berkelompok 4-6 ekor di dekat sungai atau kolam. Makanannya ikan, kerang dan kepiting. Penyebarannya mulai dari Tiongkok Selatan, Burma, Malaysia, dan Indonesia (Sumatera, Kepulauan Riau, Jawa, dan Kalimantan).



Kucing Hutan (Felis bengalensis) atau biasa disebut Blacan atau Meong Congkok.



Kuskus merupakan anggota marga Phalanger (Phalangeridae) yang di Indonesia ditemukan ada 5 jenis di Sulawesi, Maluku, dan Papua. Mereka memakan buah-buahan, daun, dan serangga. Hidupnya di pohon dan gerakannya lamban. Ekornya dapat dipakai untuk memegang dahan. Umumnya beranak satu.



Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), dengan habitat asli di Sumatera dan merupakan satu dari enam subspesies harimau yang masih bertahan hidup namun masuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah dengan jumlah liar sekitar 400-500 ekor saja. Mangsa utamanya adalah babi hutan, rusa, dan binatang lainnya. Harimau juga suka durian masak.



Kucing Batu sudah sangat jarang ditemukan di hutan. Ukurannya lebih besar dari Kucing Hutan, dengan panjang badan dan ekornya mencapai hampir satu meter. Ekornya hampir sama panjang dengan badannya. Kucing ini lebih sering memburu mangsanya di atas tanah, meskipun pintar memanjat. Hidup di India, Nepal, Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan.



Kelelawar merupakan hewan mamalia yang dapat terbang, berasal dari ordo Chiroptera dengan kedua kaki depan berkembang menjadi sayap.



Trenggiling (Pangolin, Peusing, Manis javanica) di Museum Zoologi Bogor yang terkenal dengan kebiasaan menggulung dirinya, sebuah cara mempertahankan diri yang sangat ampuh ketika terancam. Hidup di kawasan Sunda Besar dan Filipina. Mulutnya tak bergigi dan berlidah panjang yang dipakai untuk menangkap serangga.



Mawas atau Orangutan merupakan sejenis kera besar dengan lengan panjang dan berbulu kemerahan atau cokelat. Mawas hidup di hutan tropika Indonesia dan Malaysia, khususnya di Pulau Kalimantan dan Sumatera.



Kotak pamer di Museum Zoologi Bogor yang berisi hewan primata Siamang yang telah diawetkan. Siamang jenis ini tampaknya masih bisa dilihat di Kebun Binatang Ragunan, di Jakarta Selatan.



Rangka Anoa, Tapir, dan Harimau Sumatra. Anoa pegunungan (Bubalus quarlesi) dan Anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis) hidup di Sulawesi namun sejak tahun 1960-an telah masuk dalam status terancam punah, dan diduga tinggal kurang dari 5000 ekor yang masih bertahan hidup. Anoa diburu untuk diambil kulit, tanduk dan dagingnya.



Rangka Tapir / Tenuk (Tapirus indicus) yang bentuk badannya menyerupai babi, telinga mirip badak dan moncong mirip trenggiling, namun lenguhannya lebih mirip suara burung. Makanan utamanya daun muda dari tumbuhan semak atau pohon kecil, juga buah-buahan yang jatuh seperti nangka, semangka, dan durian.



Kerangka Harimau Sumatera. Binatang ini merupakan subspesies harimau terkecil dengan warna paling gelap di antara semua subspesies harimau lainnya. Panjangnya sekitar 250 cm dengan tinggi 60 cm, dan beratnya bisa mencapai 140 kg.



Koleksi rangka Harimau Sumatra, Tapir dan Anoa ini berada di ruang antara koleksi ular dan ruangan memanjang dimana terdapat koleksi binatang berukuran besar.



Koleksi burung di Museum Zoologi Bogor dengan warna bulu kombinasi biru menyala dan biru tua yang cantik.



Burung Cendrawasih Kuning Besar (Paradise apoda), dan beberapa jenis burung cantik lainnya. Cenderawasih kuning-besar panjangnya sekitar 43 cm, berwarna coklat marun dan bermahkota kuning. Bagian tenggorokan warnanya hijau zamrud dan bantalan pada dada berwarna cokelat kehitaman.



Sejumlah koleksi burung yang elok dengan berbagai ukuran, warna, dan bentuk di Museum Zoologi Bogor yang sudah jarang ditemui di alam bebas.



Koleksi Burung Dewata Elok Ekor Panjang, Namdur Emas, Dewata Jengger Pendek. Burung Dewata Elok Ekor Panjang merupakan burung endemik dari pulau Irian. Burung jantan berbulu warna-warni dan berekor sangat panjang.



Kuau Raja (Argusianus argus) bentuknya menyerupai merak, hidup di hutan dan lazimnya berpasangan. Satu kali musim kawin menghasilkan 2-3 butir telur yang menetas setelah 25 hari. Penyebarannya di Kalimantan, Sumatera, Malaya, dan Thailand. Satu jenis Kuau yang bergaris ganda (Argusianus bipunctatus) sudah dimasukkan dalam status punah.



Terdapat tiga jenis burung Kasuari (Casuarius spp.) yang ditemukan di Indonesia, yaitu Casuarius benetti, C. unapenndicularis, dan C. casuarius (pada foto). Hidup di daerah Papua dan di bagian Utara Australia. Kasuari tidak bisa terbang karena bulunya memendek dan menjadi kuat seperti kawat logam. Kakinya kuat dengan kuku tajam, makannya biji-bijian, pisang, dan serangga.



Elang (Brahminy kite, Haliastur indus intermedius) yang merupakan burung pemangsa yang paling banyak ditemui di seluruh wilayah kepulauan Indonesia, hidup terutama di sepanjang pesisir pantai dan pelabuhan. Mereka suka memakan bangkai bekas makanan binatang buas, selain memangsa ikan, kepiting, serangga, dan kadal.



Sejenis burung pipit yang membuat sarang dari ranting di puncak pepohonan untuk menghindari pemangsa ketika bertelur.



Ayam hutan merah (Kasintu), yang merupakan nenek moyang ayam ternak biasa. Hidup di India, Tiongkok Selatan, Filipina, Malaya, Sumatera, Jawa, dan Bali. Sarangnya dibuat di semak-semak di atas tanah dengan isi 3-6 butir telur.



Di Asia Tenggara ada 17 jenis Burung Pipit yang dikelompokkan dalam suku Ploceidae, diantaranya adalah Pipit Benggala (Amandava amandava), Pipit Hijau Ekor Duri (Erythrura prasina), Pipit Hijau Dada Merah (Erythrura hyperythra), Pipit Perut Putih (Lonchura leucogastra), Pipit Peking (Lonchura punctulata), Bondol Hitam (Lonchura malacca), Bondol Haji (Lonchura maja), Gelatik (Padda oryzivora), dan Burug Gereja (Passer montanus).



Beragam burung rawa yang sebenarnya bukan binatang langka, namun karena tempat hidupnya maka mereka jarang dilihat orang. Diantaranya adalah Belibis Kembang (Dendrocygna arcuata), Itik Kapas ( Nettapus coromandelianus), dan Pecuk-Ular Asia (Anhinga anhinga) yang berleher lekuk.



Culik-Culik Tuwu (Eudynamis scolopacea) yang mendapatkan namanya karena burung betina berbunyi “culik-culik” dan burung jantan berbunyi “tuwu”. Uniknya telurnya burung ini tidak membuat sarang untuk menetaskan telurnya, namun dititipkan ke sarang burung lainnya. Burung ini pemakan buah-buahan dan serangga. Hidup di kawasan sangat luas, dari India hingga Australia.



Serak (Tyto alba, Barn Owl) mempunyai penyebaran luas di dunia. Di Indonesia biasa dijumpai di daerah pantai hingga ke pegunungan, dekat hutan dan di kota, mendiami lubang pohon atau di dalam atap gedung yang tinggi. Makanannya adalah tikus, kadal, kelelawar, dan katak. Telurnya sampai 6 butir, dan dierami langsung sejak telur yang pertama, sehingga besar anaknya bervariasi ketika semuanya telah menetas.



Disebut Burung Hantu mungkin lantaran burung ini lebih suka keluyuran pada malam hari untuk mencari makan, dan sering mengeluarkan suara khas yang bisa menegakkan bulu roma jika berada di tempat yang sepi dan gelap. Sebelah depan adalah Ketupa (Bubo ketupu), dan yang di belakang adalah Serak Hutan (Strix seluputo) yang biasa disebut kukuk beluk bersuara berat.



Bekantan (Nasalis larvatus) hanya hidup secara bergerombol di daerah dataran rendah, di hutan berawa dan hutan bakau di Kalimantan. Mereka pintar berenang, dan senang makan buah lunak, serta kuncup daun dan tunas pohon bakau. Hewan ini dilindungi undang-undang.



Orangutan (Pongo pygmaeus) tinggal di atas pohon di hutan lebat di Kalimantan dan Sumatera. Setiap jelang petang dibuatnya sarang untuk tidur, namun setelah itu jarang digunakannya lagi. Makanannya segala macam buah dan daun. Orang Utan dan semua jenis kera tak berekor dilindungi oleh undang-undang.



Rase tergolong dalam suku Musang yang tinggal di hutan lebat dan dekat permukiman. Baunya sangat khas yang dipancarkan dari kelenjar minyak jebat di sekitar kelamin betinanya. Biasanya keluar pada malam hari untuk mencari makanan satwa liar kecil dan buah-buahan. Hidup di Sumatera, Jawa, Pulau Kangean, dan Bali.



Krabuku (Tarsius spp) adalah kerabat Kukang yang merupakan primata terkecil di dunia. Krabuku aktif pada malam hari untuk berburu mangsa diantara belukar berupa serangga, cicak, ular, dan burung. Ada dua-tiga jenis Krabuku yang hidup di Sumatera, Bangka, dan Sulawesi.



Tenggalung tergolong dalam musang-musangan, hidup di Semenanjung Malaya, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi sampai Pulau Buru. Ia aktif pada malam hari untuk mencari makanan berupa binatang kecil dan buah-buahan.



Kukang termasuk golongan bangsa kera primitif yang aktif pada malam hari untuk mencari makanan diantara pepohonan berupa serangga, katak pohon, cicak, dan buah-buahan. Hidup di Sumatera, Jawa, Kalimantan dan pulau-pulau kecil sekitarnya.



Musang besar atau Binturung ini panjangnya bisa mencapai hampir satu meter dengan berat sekitar 14 kg hingga sampai 20 kg. Rambutnya panjang dan kasar, ekornya bisa dipakai berpegangan pada dahan. Binturung betina memiliki penis palsu yang langka ditemui.



Nokdiak (Zaglossus bruijni) hanya terdapat di Papua, tergolong sub-klas Monotremata, yaitu hewan menyusui dan bertelur. Telur yang dikeluarkan (1-3 butir) langsung dimasukkan dalam kantung yang ada di bawah perutnya. Telurnya menetas dalam waktu 10 hari. Anak Nokdiak menyusu hingga berumur satu tahun. Makanannya adalah anai-anai dan cacing.



Musang / Luwak (Paradoxurus hemaphroditus) adalah hewan karnivora yang lebih suka makan buah matang daripada daging. Biji yang ditelan tidak dicerna, dan dikeluarkan kembali. Tumbuhnya pohon aren selalu mengikuti pola penyebaran dan jasa musang.



Garangan aktif pada siang dan malam hari untuk mencari tikus, burung, ular, kadal, kodok, ikan, dan serangga. Jenis ini hidup di Jawa, sedangkan jenis lainnya hidup di Sumatera, Kalimantan, daratan Asia, Afrika, dan Eropa.



Bajing Kerdil adalah bajing terkecil di dunia, dengan panjang seluruhnya 12,5 cm atau lebih. Hidup di hutan di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Makanannya buah-buahan, biji-bijian, dan serangga.



Bajing Terbang (Petaurista elegans) dan Bajing Terbang Hagen (Petinomys hageni). Bajing terbang dapat meloncat dan melayang sampai sejauh 65 meter dari puncak pohon. Di Indonesia kerabat bajing ada sekitar 50 jenis. Mereka pemakan berbagai bagian tumbuhan dan juga satwa kecil.



Kucing Hutan (Felis bengalensis) biasa hidup dalam hutan dan di malam hari sering mencuri ayam. Anak kucing hutan yang dipelihara akan terlihat lucu seperti anak kucing biasa, namun setelah besar akan menjadi garang, liar, dan lari tak kembali lagi.



Kucing Akar lebih besar dari Kucing Hutan. Panjang badan dan ekornya bisa mencapai 1 meter, dengan ekor yang pendek. Tinggal di hutan dan semak belukar dekat sungai atau hutan payau. Kucing ini bisa berenang untuk mencari ikan, ketam, siput dan mamalia kecil. Hidup dari India sampai Sumatera, dan Jawa.



Ajag (Cuon alpinus javanicus) biasa hidup bergerombol di hutan-hutan dan padang savana di Sumatera dan Jawa, dari dataran rendah hingga pegunungan tinggi. Mereka bersama-sama memburu mangsanya berupa kelinci, kancil, kijang, rusa, babi hutan, dan binatang lainnya. Musuhnya adalah Macan Tutul. Rusa Jawa (Rusa timorensis) hidup di daerah pegunungan hingga daerah pantai di Jawa dan beberapa pulau kecil. Mereka hidup berkelompok hingga lebih dari 100 ekor. Hanya rusa jantan yang bertanduk.



Janggilus (Tetrapturus brevirostris) yang diambil dari Pasar Ikan, Jakarta, pada 1933. Ikan ini juga dikenal sebagai Black marlin dengan banyak nama sinonim, yaitu Istiompax indica, Tetrapturus indicus, Macaira indica, dan banyak lagi nama lainnya. Ikan terbesar yang pernah ditemukan panjangnya mencapai 4,65 m dengan berat 750 kg. Marlin ini merupakan salah satu jenis yang tercepat, yang bisa mencapai 130 km per jam.



Bido (Spilornis cheela bido, Serpent Eagle) adalah jenis burung yang sering dijumpai di daerah perkebunan yang berbatasan dengan hutan. Makanannya adalah ular, kadal, dan beberapa binatang lainnya. Penyebarannya dari India, Tiongkok, Filipina, Sulawesi, dan Bali. Jika sedang melayang tinggi, Bido mengeluarkan suara berbunyi "klii-lie-lie-lieuw".



Ketupa (Bubo ketupu) merupakan jenis burung hantu yang paling sering didapati, dengan penyebaran mulai dari Indochina hingga Kalimantan dan Jawa. Makanan utamanya ikan, namun senang juga memakan tikus dan kelelawar.



Mambruk (Goura victoria) termasuk dalam suku yang sama dengan merpati, dan Mambruk merupakan jenis yang terbesar. Hidup di hutan dataran rendah. Makanannya biji-bijian dan buah-buahan yang jatuh ke tanah.



Pemandagan pada ruangan yang menyimpan koleksi binatang besar, termasuk Badak, Banteng, Harimau, dan banyak lagi yang lainnya.



Tengara papan nama Museum Zoologi Bogor yang ternyata merupakan bagian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Pusat Penelitian Biologi, lengkap dengan alamatnya.



Lorong diantara dua gedung yang menuju ke pintu masuk Museum Zoologi Bogor. Di sebelah kanan adalah gedung yang menyimpan rangka raksasa Paus Biru.



Papan yang menunjukkan bahwa Museum Zoologi Bogor buka setiap hari, termasuk hari libur, hanya jam bukanya saja yang sedikit berubah. Pada hari libur buka setengah jam lebih lambat, namun ditutup setengah jam lebih lama dari hari lainnya.



Burung Mambruk sering berkelompok dalam jumlah 2-7 ekor. Bertelur 1-2 butir, penyebarannya di Irian dan pulau di sekitarnya. Burung Mambruk merupakan jenis satwa langka yang terus mengalami tekanan, baik habitat maupun populasinya.



Rangkong (Buceros rhinoceros) dan Julang (Aceros undulatus) merupakan jenis burung yang banyak dijumpai di hutan-hutan Malaysia dan Indonesia Barat. Paruhnya panjang dan kadang bertanduk. Makanannya buah-buahan dari jenis ficus dan palem, namun kadang makan serangga, tikus kecil, bengkarung, burung kecil, dan kelelawar.



Babi Hutan (Wild Boar) merupakan leluhur babi jinak, berasal dari hutan di Eropah Tengah, Mediterranean, Asia sehingga Indonesia. Babi hutan masuk famili Suidae yang sama dengan Warthog dan Bushpig di Afrika, Pygmy Hog di India utara, dan Babi Rusa di Indonesia.



Pengunjung tengah melihat diorama yang menggambarkan pemandangan di salah satu padang penggembalaan di Taman Nasional Ujung Kulon, Jawa Barat, tempat margasatwa berkumpul. Ada Banteng jantan, Banteng betina, Jalak kaleng, Biawak, Kuntul, Babi hutan, dan Monyet.



Pada dinding terdapat koleksi kepala binatang yang telah diawetkan, seperti Gajah, Rusa, Kambing Hutan, Babi Hutan, Babi Rusa, Badak Sumatra, Menjangan, Badak bercula dua, dan Kerbau Malang.



Baning Dayak (Olitia borneensi, Bornean Toortoise) merupakan spesies kura-kura dalam keluarga Bataguridae, dan ditemukan di Indonesia serta Malaysia.



Bulus / Labi-labi (Trionyx cartilageneus) berpunggung lunak karena sebagian perisainya terdiri dari tulang rawan dan tempurung punggungnya dilapisi kulit tebal dan licin.



Kura-kura punggung datar (Notochelys platynota, flat backed tortoise) yang dibedakan melalui keping vertebral ke-5 (atau ke-6 kedua dari belakang) yang jauh menyempit dibandingkan keping sebelum dan sesudahnya.



Banteng (Bos Javanicus) masih sekerabat dengan sapi, dan hidup di Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Kalimantan, Jawa, and Bali. Banteng dibawa ke Australia Utara pada 1849. Banteng bisa mencapai tinggi 1,6 meter di bagian pundaknya, panjang badan 2,3 meter, dan berat bisa mencapai satu ton.



©2021 Ikuti