Di Museum Surabaya ada kelir dengan sepasang naga keemasan yang menjadi latar beberapa tokoh Wayang Kulit, seperti Bima, Kresna, Arjuna, Puntadewa, dan seorang raksasa, serta Gunungan. Di sebelahnya ada manekin Wayang Orang, lalu ada perangkat pertunjukan Wayang Potehi yang dibawa oleh perantau etnis Tionghoa dan berkembang di wilayah Surabaya bagian utara. Di sebelahnya lagi ada rombong Tahu Campur, makanan khas Jawa Timur dari daerah Lamongan, serta Lontong Balap.
Di sebelah kanan dinding berisikan foto walikota Surabaya terlihat sepasang manekin yang didandani dengan baju daerah lengkap. Museum Surabaya buka dari hari Selasa s/d Minggu pukul 09.00 - 21.00.
Retno, Thanty dan Vinny berdiri di depan banner tegak Museum Surabaya. Di latar belakang adalah foto para walikota Surabaya. Di sebelah kiri ada poster tentang Gombloh, seniman Surabaya yang melejit karena warna suara, penampilan, lagu dan syairnya yang khas.
Deretan dokumentasi foto Walikota Surabaya mulai tahun 1916, dengan walikota terakhir pada saat tulisan ini dibuat dan diperbarui adalah Tri Risma Harini.
Koleksi mebel yang pernah digunakan oleh walikota di jaman Belanda, yang diperkirakan sudah digunakan sejak awal tahun 1900 di Balaikota Surabaya. Mebel kayu jati itu dirancang oleh GC Citroen, seorang arsitek kondang di jaman itu yang juga merancang sejumlah bangunan di Surabaya. Ciri mebel rancangan GC Citroen adalah mempunyai sudut lurus dan sandaran yang bentuknya melengkung.
Sponsored Link