Bagian kepala dan sayap Kereta Singa Barong yang disimpan di ruang utama Museum Kereta Singa Barong. Trisula pada belalai menjadi perlambang akan ketajaman cipta, rasa, dan karsa manusia.
Bagian samping belakang Kereta Singa Barong. Menurut penuturan pemandu wisata, nama Singa Barong berasal dari kata sing ngarani bareng-bareng, artinya “yang memberi nama bersama-sama”.
Ukiran pada bagian belakang Kereta Singa Barong yang berbentuk menyerupai gumpalan-gumpalan awan hijau dengan ornamen keemasan di dalamnya. Kereta Singa Barong biasanya dikeluarkan pada saat kirab 1 Muharam dan Pelantikan Sultan.
Lukisan Prabu Siliwiangi, yang dibuat oleh seorang pelukis yang konon bisa melihat sosok Prabu Siliwangi melalui cara mistik. Keunikan lukisan ini adalah selain mata selalu melihat ke pengunjung, telapak kaki juga selalu mengarah ke pengunjung di mana pun pengunjung berdiri.
Duplikat Kereta Singa Barong yang disimpan di bagian lebih ke dalam di Museum Kereta Singa Barong. Mata saya mengatakan bahwa ornamen pada kereta duplikat ini tidaklah seindah seperti yang ada pada kereta aslinya.
Tandu Garuda Mina di Museum Kereta Singa Barong yang dibuat pada tahun 1777 di Gempol Palimanan. Tandu Garuda Mina ini dipakai untuk mengarak anak laki-laki yang akan dikhitan.
Koleksi keris kuno juga ada di Museum Kereta Singa Barong, sebagian tersimpan di dalam warangkanya sebagian lagi terhunus telanjang.
Sponsored Link