Foto Museum Samanhudi 6

Salah satu dokumentasi Museum Samanhudi yang menyebutkan bahwa pada 1859 - 1870 Solo sudah menjadi pusat industri batik dan mendominasi pasar batik nasional. Dikisahkan bawa bagian Timur dan tengah Kota Solo, seperti Kauman, Keprabon, dan Pasar Kliwon terus membuat batik halus. Sedangkan bagian Barat kota, terutama Tegalsari dan Laweyan, lebih banyak membuat batik cap untuk konsumsi massa.\r\n\r\nSejak dulu Kauman dan Laweyan telah menduduki posisi sentral. Meskipun perdagangan batik borongan untuk pasar nasional dikuasai oleh orang Tionghoa dan Arab, namun perdagangan batik untuk pasar lokal dipegang oleh para pedagang Jawa.

Museum Samanhudi Solo

Penggalan sejarah di Museum Samanhudi yang menceritakan berkembangnya batik cap di Laweyan, mengikuti cara membatik baru yang sudah dimulai terlebih dahulu di Kota Semarang sejak pertengahan Abad ke-19 itu.

Museum Samanhudi Solo

Sebuah dokumentasi tentang kisah berkembangnya Batik Laweyan yang terutama didorong oleh diproduksinya batik cap secara massal sehingga menguasai pasar nasional dengan membuat jaringan dagang sendiri. Haji Samanhudi adalah satu-satunya pedagang besar dan terkemuka saat itu, yaitu antara 1900-1910.

Museum Samanhudi Solo

©2021 Ikuti