Foto Museum Kretek 1

Patung Nitisemito, perintis industri rokok kretek Kudus, yang lahir dengan nama Rusdi di Desa Janggalan, Kudus, pada tahun 1874. Ia anak bungsu H Soelaeman dan Markanah. Meski anak lurah ia tak pernah sekolah yang membuatnya tak bisa baca tulis, namun ia punya semangat kuat untuk maju. Pada usia 17 tahun ia merantau ke Malang dan bekerja sebagai buruh jahit yang perlahan berkembang menjadi pengusaha pakaian jadi.

museum kretek kudus

Salah satu diorama yang memperlihatkan kesibukan rakyat dalam proses pengolahan cengkeh sebagai salah satu bahan penyusun utama rokok kretek. Ada pula diorama pengolahan daun tembakau, dan diorama proses pengolahan bahan pembungkus rokok klobot. Dahulu daun tembakau cukup diiris dengan pisau atau alat pemotong sederhana dan lalu dijemur hingga kering. Untuk mendapat kualitas tembakau yang baik biasanya tembakau disimpan selama sekitar 3 tahun sebelum digunakan. Sedangkan cengkeh disimpan selama setahun sebelum dirajang dan dikeringkan.

museum kretek kudus

Pada sisi sebelah kanan halaman rumput Museum Kretek yang luas ini terdapat area bermain anak-anak. Ada rumah panggung dengan tangga dan jala, ayunan, prosotan, kereta mini, dan sejumlah permainan anak lainnya. Ada pula kios-kios minuman dan jajanan ringan di dalam area ini.

museum kretek kudus

Gapura paduraksa di sebelah kiri dan Rumah Adat Kudus yang elok terlihat di sebelah kanan. Sayang rumah tradisional itu ditutup sehingga orang hanya bisa melihat ukiran pada pintu dan dinding bagian luar.

museum kretek kudus

Sebuah Dokar Wisata Museum Kretek tampak tengah menunggu penumpang. Dokar memiliki arti sendiri bagi industri rokok Kudus, karena sang perintis, Nitisemito, pernah menjadi kusir dokar, dan pekerjaannya itu yang mempertemukannya dengan mbok Nasilah. Berdua mereka kemudian memulai usaha membuat dan menjual rokok kretek hingga menjadi industri yang mempekerjakan lebih dari 15.000 karyawan.

museum kretek kudus

©2021 Ikuti