Paling kiri adalah Sudanga berbentuk kelewang sebagai salah satu atribut raja yang dipakai dalam upacara pelantikan raja, dengan panjang 72 cm, lebar 4 cm, daun 9 cm. Benda ini dibawa oleh Karaeng Bayo, suami Tumanurunga, saudara dari Lakipadada. Di tengah adalah Tatarapang, sejenis keris bersarung emas bertahtakan permata yang dipakai dalam upacara kerajaan, dengan berat 986,5 gram, panjang 51 cm, dan lebar 13 cm, pemberian dari Raden Patah Raja Demak abad ke-16 sebagai tanda persahabatan. Paling kanan adalah Lasippo, sejenis parang yang digunakan raja sebagai pertanda ketika akan mendatangi suatu tempat, dengan panjang 62 cm dan lebar 6 cm.
Tampak depan rumah panggung Museum Balla Lompoa. Rumah panggung yang ditempati Museum Balla Lompoa ini pada mulanya ada sebuah istana kerajaan, yang dibangun pada tahun 1936 oleh Raja Gowa XXXI, bernama Mangngi-mangngi Daeng Matutu, dengan gaya bangunan berarsitektur Makassar yang khas.
Sponsored Link