Di ujung serambi sebelah kanan terdapat bedug berukuran besar yang masih berada dalam kondisi sangat baik, lengkap dengan kentongan kayu yang juga berukuran besar, bersebelahan dengan papan pengumuman masjid. Pada tiang depan menempel tengara terbuat dari papan kayu bertuliskan huruf Latin dalam bahasa Jawa yang berbunyi "Adegipun Masjid Cipto Mulyo, Pengging - Banyudono - Boyolali, Selasa Pon 14 Jumadil Akhir 1838 Je". Ini adalah tengara tanggal dilakukakannya renovasi masjid oleh Pakubuwana X.
Ruang utama Masjid Cipto Mulyo Pengging dengan pandangan mengarah ke mihrab dengan atap berbentuk limasan tumpang yang memberi sumber cahaya dan udara ke dalam ruangan. Bagian luar atap ruang utama Masjid Cipto Mulyo Pengging ini tidak terlihat dari arah depan karena tertutup atap serambi.
Pada tiang depan menempel tengara terbuat dari papan kayu bertuliskan huruf Latin dalam bahasa Jawa yang berbunyi “Adegipun Masjid Cipto Mulyo, Pengging – Banyudono – Boyolali, Selasa Pon 14 Jumadil Akhir 1838 Je”. Ini adalah tengara tanggal dilakukakannya renovasi masjid oleh Pakubuwana X.
Sudut pandang berbeda pada bagian serambi Masjid Cipto Mulyo Pengging yang memiliki tiga buah pintu utama di tengah serta dua buah pintu tambahan di bagian pinggir. Jumlah pintu sebanyak ini umumnya hanya diperlukan atau dibuka semuanya pada waktu shalat Jumat atau shalat di hari raya Islam, seperti saat Idul Adha dan Idul Fitri.
Ukiran huruf PB X pada ornamen yang berada di atas pintu masuk ke ruang utama Masjid Cipto Mulyo Pengging, Boyolali.
Ruang utama Masjid Cipto Mulyo Pengging dengan pandangan mengarah ke mihrab dengan atap berbentuk limasan tumpang yang memberi sumber cahaya dan udara ke dalam ruangan. Bagian luar atap ruang utama Masjid Cipto Mulyo Pengging ini tidak terlihat dari arah depan karena tertutup atap serambi.
Langit-langit bagian dalam Masjid Cipto Mulyo Pengging yang memperlihatkan lubang cahaya dan udara karena struktur atap tumpang, serta lampu gantung antik di bawahnya.
Tampak muka Masjid Cipto Mulyo Pengging yang memperlihatkan pandangan simetris arsitektur masjid yang bergaya khas Jawa dengan atap limasan terpancung pada serambi, sedangkan atap tumpang ruang utama tidak terlihat.
Sponsored Link