Foto Masjid Al Alam

Pandangan pada sebuah bangunan pendopo baru bergaya joglo yang berada di sebelah Masjid Al Alam Marunda. Saat itu pendopo tengah digunakan sebagai tempat pengajian sekelompok ibu-ibu yang datang dari berbagai kelurahan di sekitar Marunda.



Bagian dalam Masjid Al Alam Marunda terkesan sederhana, dengan empat pilar besar pendek penyangga atap masjid, dan pilar yang lebih kecil pada bagian mihrab. Konstruksi tiang sokoguru ini dibangun pada abad ke-18. Beberapa tulisan kaligrafi terlihat menempel pada dinding Masjid Al-Alam Marunda ini. Dulu bagian dalam atap tanpa plafon ditutup anyaman bambu, dan bagian luarnya ditutup genteng berbentuk limas tumpang dua dengan puncak memolo berbentuk mahkota raja.



Bagian mihrab Masjid Al Alam Marunda berhias kaligrafi Arab berbentuk setengah lingkaran di sebelah kanan mengikuti bentuk lengkung mihrab yang ada di bawahnya. Sedangkan kaligrafi di sebelah kiri lurus saja. Saya selalu menemukan kesulitan ketika mencoba membaca tulisan Arab yang dibuat kaligrafi semacam ini.



Gedung Masjid Al Alam Marunda Jakarta dilihat dari depan, dengan bangunan pendopo di sebelahnya. Di bagian sebelah kiri dan belakang masjid terdapat kompleks pemakaman tua, yang sebagian dikeramatkan dan sering dikunjungi oleh peziarah. Saya sempat ke bagian belakang dan melihat sebuah makam tak bernama di sana.



Pilar masjid ini terlihat kokoh karena tebal dan relatif pendek. Bentuk bagian atasnya yang menyerupai botol disangga oleh umpak segi empat yang tinggi. Mungkin ini adalah umpak terbesar dan tertinggi yang pernah saya lihat di sebuah masjid.



Pandangan pada pojok masjid yang lainnya. Bentuknya persis sama dengan pojok lain, karena memang dibuat dalam bentuk simetri sempurna. Diletakkan pada pilar adalah kotak amal, yang biasanya merupakan sumber pemasukan utama sebuah masjid untuk membiayai pengeluaran rutin bulanan.



Pandangan lurus pada bagian mihrab masjid dimana terdapat ruang imam di sisi sebelah kiri dan ruang khatib di sebelah kanan. Tanpa adanya mimbar, dan adanya undakan yang membuat posisi khatib lebih tinggi dari posisi jamaah, memberi pandangan yang tak biasa.



Seorang jamaah tampak tengah tiduran di samping bedug masjid yang ada di sisi kiri teras, sambil menunggui telepon genggam yang tengah diisi baterenya, Bedug merupakan bagian budaya masjid di tanah air yang tampaknya diadopsi dari kebudayaan Tionghoa.



Pemandangan pada pendopo yang atapnya dibuat dalam bentuk limasan tumpang saat para ibu tengah menghadiri sebuah acara pengajian. Di ujung kiri sana adalah Masjid Al-Alam Marunda.



Makam tanpa nisan ini berada di sebuah ruangan di bagian belakang masjid, dengan pintu tersendiri. Tak ada tengara nama di sana. Hanya ada tumpuk hitam legam bekas bakaran dupa serta buku-buku tahlil dan kitab suci. Konon ini adalah Makam Kyai Jami'in.



Kompleks makam kecil di sisi sebelah kiri masjid. Adanya pohon di ujung sana sangat membantu memberi keteduhan bagi makam yang kurang terawat ini. Makam yang dikelilingi tembok rendah ada tulisan Al Habib Abdul Halim Hay pada dindingnya.



©2021 Ikuti