Dalaman ruang utama Masjid Al Huda Desa Bismo yang terkesan sempit karena dibagi dengan jamaah wanita di sebelah kiri, oleh sebab ruangan di bagian lainnya masih sedang diperbaiki. Kami masuk dari ruang belakang dimana terdapat makam, atau tepatnya petilasan Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga, lewat lubang di sebelah kanan itu. Yang terlihat sangat menonjol di dalam masjid ini adalah adanya struktur kayu dengan empat tiang, dan ada pula dudukan kayu di bagian atasnya yang menjadi penyangga atap.
Jalan simpang menurun dengan latar gunung tinggi yang kami lewati setelah sekitar 300 meter berkendara dari gang masuk Pohon Jlamprang. Di lembah bawah sana terdapat area persawahan subur yang luas.
Setelah 3 menit berkendara dari jalan bercabang itu, jalan yang kami lewati mulai menanjak. Jalannya tak lebar, namun cukup mulus. Sebuah poster di pinggir jalan menyebutkan Desa Bismo berada di Dataran Tinggi Dieng yang masuk Kabupaten Batang, dimana terdapat hutan lindung, kawasan resapan air, sumber mata air, dan cagar budaya.
Di lembah kaki bukit di bawah sana terlihat kolam penampungan air yang berasal dari mata air pegunungan. Sumber air Desa Bismo itu kabarnya juga digunakan oleh PDAM Kabupaten Batang.
Sponsored Link