Di latar belakang terlihat deret kubur batu yang dibuat dengan unik dan megah, menandai bahwa penghuni kubur adalah orang-orang penting semasa hidupnya. Sedangkan di bagian depan terdapat beberapa kubur biasa tak bersusun.
Kubur batu dari Sombangta I Mappaosong Daeng Manngewai Karaeng Bisei Sultan Ali Tumenangan Ridjakarta, Raja Gowa XVIII. Ia adalah putera Sultan Hasanuddin dari isterinya yang bernama Ipata Daeng Nisali. Dilahirkan pada hari Minggu 20 November 1654, dan memerintah hanya selama tiga tahun dari 1674-1677 karena ulah VOC Belanda. Baginda kemudian pergi ke Jakarta membawa 400 orang pengiring pada 16 September 1678, dan wafat di Jakarta pada 1680/1681. Jenazahnya tiba di Gowa pada hari Minggu 19 Mei 1681 dan dimakamkan di sini.
Sponsored Link