Bentuk cungkup berkelambu yang di dalamnya terdapat kijing makam Kalapaking I dan Kalapaking IV, dengan deret kijing makam lainnya yang ada di dalam ruangan sama. Kedua makam itu memiliki kijing dengan ornamen persis sama, dan tampaknya dibuat pada saat yang bersamaan atau dikerjakan oleh orang yang sama.
Pagar makam terlihat terbuka, dan sementara menunggu kuncen datang, saya lebih dulu mendaki undakan dan lalu berjalan masuk ke dalam kompleks Makam Tumenggung Kalapaking, ditemani oleh seorang pria agak sepuh warga setempat yang sempat kami tanyai sebelumnya tentang lokasi makam ini.
Ada sepasang makam bersisian, yang sebelah kiri bertulis “Rd. Ng. Mangoenatmodjo wafat pada 10 Oktober 1928?, dan di sebelahnya makam bertulis “Rd Ayu Mangoenatmodjo wafat pada 31 Juli 1932?. Kedua makam itu terbuat dari batu pualam, nisannya berbentuk bunga dengan lingkaran di tengahnya. Tak saya temukan informasi mengenai siapa kedua mendiang ini.
Lalu ada makam tunggal di bawah cungkup tanpa dinding dengan tinggi makam sekitar satu meter, lebar 2 m dan panjang 2,5 meter. Yang menarik adalah pada nisan terdapat relief lambang bulan sabit bintang, dan bertulis huruf Arab dan Jawa yang susah buat saya untuk membacanya.
Sponsored Link