Pandangan dari depan Gua Sarabadak ke arah jalan setapak menuju ke Tebing Belerang dan Gua Selirang. Arah kebalikannya untuk naik menuju ke area Pancuran Pitu juga akan berjalan di samping bagian atas Tebing Belerang.
Pandangan lebih dekat pada area di bagian dalam Gua Saranadak, yang di dalamnya mestinya ada tempat yang menjadi pertemuan antara aliran air panas dan air dingin. Longsornya Gua Sarabadak ini menjadi peringatan bagi pengelola untuk mempelajari kembali kondisi tanah dan hutan di wilayah bagian atas lereng Gunung Slamet.
Yang memakai topi adalah warga desa sekitar lokasi wisata yang terlihat agak lugu dan mengikuti kami turun dari Pancuran Pitu, meski sebelumnya sempat menolak tawaran anak-anak untuk memandu jalan, yang kami memang tak butuh bantuan. Begitu pun si bapak menerima salam tempel sebagai apresiasi.
Sebuah aliran sungai yang merambat melewati tebing di sebelah kanan Gua Sarabadak yang saya duga adalah aliran air dingin yang sumbernya sama dengan aliran air yang bertemu dengan air panas di dalam Gua Sarabadak.
Pemandangan pada undakan yang menuju ke area parkir kawasan wisata Pancuran Pitu Baturraden yang di dalamnya terdapat juga Tebing Belerang, Gua Selirang, dan Gua Sarabadak. Ada pula akses jalan setapak menuju ke Kolam Tando PLTA Ketenger.
Sponsored Link