Foto Gua Belanda Bandung

Jajaran pohon muda di atas puncak sebuah bukit dengan pemandangan lembah dan perbukitan hijau subur di dekatnya yang diambil dari tepian jalan saat menuju ke arah Gua Belanda Bandung. Kawasan hutan yang masih cukup terjaga itulah yang membuat area ini mampu menjaga kesegaran udara, meski sesekali ada sepeda motor petugas yang lewat melintas.



Rimbun pohon semacam ini cukup banyak kami jumpai saat berjalan menuju ke lokasi. Keberadaan pohon dengan daun rimbun itu membantu memberi suasana yang teduh dan nyaman selama berjalan kaki menyusuri jalan setapak.



Gerumbul semak cukup lebat terlihat menutupi area terbuka dengan sedikit atau tanpa pohon yang tinggi di sana. Jarak jurang yang cukup jauh dari tempat saya berdiri membuat pohon pisang yang ada di bawah sana terlihat sangat kecil. Diperlukan kepedulian dan konsistensi untuk membuat perbukitan itu dilebati dengan pohon-pohon besar.



Bentuk tebing dan jurang ini terlihat cukup menarik, dan bukan mustahil suatu ketika nanti akan ada undakan yang menghubungkan jurang dengan puncak bukitnya. Beruntung Kota Bandung yang berada di dalam lembah itu memiliki Hutan Raya seperti ini, hanya sayangnya wilayah Dago Pakar sudah sangat luas kerusakannya oleh hunian.



Sudut pandang lainnya pada lembah atau jurang curam di bawah sana yang menjadi aliran air yang saya duga adalah bagian dari Sungai Cikapundung yang mengalir ke Selatan dan bermuara di Sungai Citarum.



Pandangan sedikit lebih ke atas pada foto sebelumnya, memperlihatkan hutan tanaman di atas bukit sana serta gerumbul perdu di latar depan. Pemerintahan yang lemah membuat kawasan konservasi semakin menyempit dan menjadi bom waktu terjadinya bencana alam yang tak terhindari saat ini dan di masa depan.



Setelah sekitar 10 menit berjalan kaki, penampakan tebing yang menjadi mulut Gua Belanda Bandung sudah bisa terlihat dari jarak agak jauh. Lubang gua itu menembus dinding batu karang, hingga terus keluar sampai ke ujung bukit karang yang lain. Panjang lorong utamanya sekitar 144 meter dengan lebar 1,8 meter dan tinggi 3 meter.



Pandangan tegak yang memperlihatkan lebih jelas tebing karang yang tinggi serta lubang masuk ke dalam Gua Belanda yang dindingnya dicat dengan warna putih.



Tempat ini terada teduh dan sejuk meski hanya ada bangku batang bambu d tepi jalan. Di ujung sana adalah tugu berisi nama gua serta riwayat singkatnya.



Pandangan pada lorong utama Gua Belanda Bandung dengan lubang keluar di ujung sana yang bisa dilihat dengan jelas.



Dinding Gua Belanda ini terlihat kasar yang sepertinya masih asli sebagaimana ketika selesai ditatah oleh pekerja yang entah dari mana asal mereka.



Siluet orang yang tengah melangkah mendekat terlihat di sana. Di lantai gua terlihat ada dua rel memanjang yang sangat penting dalam mengangkut logistik dan peralatan militer.



Lorong di sebelah kanan dengan memunggungi lubang ventilasi. Di lorong ini terdapat lekuk gua yang digunakan sebai tempat interogasi.



Pandangan pada lorong gua yang sama, hanya saja saya berjalan mundur sejauh beberapa langkah. Tangan iseng tampak mengotori dinding gua di sebelah kanan.



Salah satu lorong yang berada di dalam Gua Belanda Bandung dengan langit-langit yang melancip ke atas dan relatif halus pengerjaannya. Lorong memanjang di sebelah kanan digunakan sebagai jalur ventilasi untuk menjaga pasokan oksigen di dalam gua.



Pandangan tegak pada area di sekitar pintu keluar gua. Panjang lorongnya adalah 126 meter, lebar 2 meter, dan tinggi 3 meter. Ada baiknya tumbuhan di atas lubang gua itu dibersihkan untuk tetap menjaga kelestariannya, sebagaimana yang terlihat pada bagian atas lubang gua yang ada di depan.



Pandangan tegak pada area sekitar tugu yang ada di dekat sebuag gubug. Tak ada keterangan untuk apa gua ini dipakai pada saat perang pasifik, namun mestinya juga dipakai untuk tujuan militer. Dengan semakin kuatnya ledakan bom dan meriam, keberadaan gua dan lubang perlindungan sepertinya sudah tak lagi begitu aman dipakai ketika terjadi perang.



©2021 Ikuti