Foto Gedung Sate

Gedung Sate Bandung di atas diambil dari dalam sebuah kamar di Hotel Hyatt Regency, yang terletak di Jl. Sumatera, di belakang Bandung Indah Plaza. Gedung Sate merupakan gedung dengan arsitektur neo-klasik yang diperkaya dengan elemen-elemen setempat, dirancang oleh arsitek kondang lulusan Fakultas Teknik Delft bernama Ir. J. Gerber, yang melibatkan Ir. Eh. De Roo dan Ir. G. Hendriks dalam timnya, dengan masukan berharga dari Dr.Hendrik Petrus Berlage.



Tak salah jika Gedung Sate menjadi ikon utama kota Bandung karena memang terlihat sangat cantik. Kombinasi atap sirap bersusunnya yang berwarna kelabu dengan bulatan tusuk sate di puncaknya disangga pilar-pilar beton dan dek di sekelilingnya yang bercat putih terlihat sangat elok. Di jaman kolonial Gedung Sate disebut sebagai Gouvernements Bedrijven (GB).



Gedung Sate Bandung dengan panorama pemandang perbukitan dan Gunung Manglayang di belakang sana. Lingkungan di sekeling gedung itu terlihat masih baik karena ada banyaknya pepohonan rimbun yang menghijaukan pemandangan. Juga terbantu dengan adanya Taman Lansia yang cukup luas di sisi sebelah kirinya, tepat di seberang Yoghurt Cisangkuy yang terkenal itu.



Sisi pandang lain pada Gedung Sate Bandung yang memperlihatkan latar depan lebih banyak yang bisa diambil dari kamar hotel. Dengan jarak yang cukup jauh memang dibutuhkan lensa zoom setidaknya 200mm untuk memotret gedung itu agar memberi hasil yang cukup baik. Hanya jangan lupa untuk meminta kamar dengan view ke gedung bersejarah itu saat memesan kamar.



Masih pemandangan dari kamar hotel ke arah Gunung Tangkubanperahu di ujung sana, dan sebagian lanskap Kota Bandung. Bagi penggemar tenis lapangan, tentu akan sangat senang bermain di puncak gedung seperti terlihat pada sisi sebelah kiri foto.



Pandangan pada sisi Gedung Sate memperlihatkan rimbun pepohonan hijau bermahkota kuning. Ada yang menyebut bahwa keenam ornamen pada puncak gedung itu sebagai jambu atau melati. Namun mungkin akan terdengar aneh jika dinamai Gedung Melati, apalagi Gedung Jambu.



Pemandangan sampingan setelah saya memotret Gedung Sate dari dalam kamar, lantaran tertarik melihat seorang pedagang gorengan yang tengah mendorong gerobaknya.



Rejeki yang menyapa si tukang gorengan di pojok taman.



Denyut kehidupan lainnya ketika seorang pedagang sayur mengayuh becak terbukanya, dan sebuah becak mangkal di depan hotel menunggu rejeki dari tamu yang menginap di sana.



Kota Bandung yang permukiman dan tempat-tempat bisnisnya menyebar di cekungan lembah dan perbukitan yang membuatnya rawan banjir.



©2021 Ikuti