Bentuk batu lingga yang disebut Prasasti Salimar IV ini ditemukan pada 25 Desember 1957 oleh tukang gali ketika membangun kompleks SMA De Britto di Demangan, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta. Prasasti Salimar VI ditemukan pada Juli 1988, dibuat dari bahan andesit, ditulis dengan huruf dan bahasa Jawa Kuna sebanyak dua baris.
Lempeng I dari Prasasti Rumwiga II yang ditemukan di Dusun Gedongan, Srimulyo, Bantul pada 1981. Prasasti terbuat dari perunggum, yang terdiri dari dua lempeng dan ditulis pada satu sisi dengan huruf dan bahasa Jawa Kuno, berangka tahun 827 Saka. Lempeng I berisi permohonan anugerah mapasang gunung.
Ada Arca-arca perunggu yang berasal dari Surocolo, Seloharjo, Pundong, Bantul. Arca-arca ini ditemukan pada 1976 oleh Sudarnowijono ketika menggali tanah untuk mengurug lantai rumahnya. Arca dalam posisi berdiri adalah: Vajragantha, dewi pemikat dan pengikat; Vinayaka, dewi pemikat dan penjaga pintu mandala; Vajrasphota, dewi pemikat dan penjaga pintu mandala; Vajralasi, dewi tari, penjaga pintu mandala; Haysya, penjaga pintu mandala, berbadan manusia berkepala kuda; Sukaraysa, penjaga pintu mandala, berbadan manusia berwajah babi.
Sedangkan arca dalam posisi duduk adalah: Vajraraga, bodhisttva cinta; Vjraloka atau Vajradipa, dewi pelita, wewangian dan cahaya; Vajradupa, satu dari empat dewi wewangian, kedua tangan memegang dupa; Vajraraksa, satu dari 16 bodhisttva; Vajrabhasa, bodhisttva; Mukunda, dewi musik, memainkan membranophone; Muraja,dewi musik, memainkan sejenis tamborin; Vamsa, dewi Musik, kedua tangan memainkan seruling; Vajragiti, dewi nyanyian, kedua tangan memainkan alat musik Vina asal India berdawai tujuh.
Koleksi Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Yogyakarta. Diantaranya adalah arca Vajrapani, yaitu Dhyani Bodhisatva yang menguasai mata angin sisi Timur, terbuat dari perunggu, dalam posisi berdiri dengan tangan kanan memegang vajra, ditemukan di Glagah, Temon, Kulonprogo.
Sponsored Link