Foto pertama di bawah ini memperlihatkan salah satu sudut Benteng VOC Jepara dengan temboknya yang relatif rendah itu. Ini berbeda dengan Benteng Speelwijk Serang yang meskipun sudah utuh namun masih tampak kokoh, dan tetap terlihat menyerupai sebuah benteng pertahanan yang kuat. Namun betapa pun kuatnya sebuah benteng, tetap saja suatu ketika bisa dihancurkan oleh kekuatan musuh.
Reruntuhan tembok benteng yang sekarang menjadi pembatas dengan area pemakaman umum di sebelah kanannya, sementara di sebelah kiri dua orang remaja sedang duduk-duduk di bawah kubah peneduh. Bisa dikatakan bahwa pemerintah daerah yang gagal membuat area pemakaman menjadi kubur yang tertata rapi dan asri, masih gagal juga dalam mengurus penduduknya yang masih hidup.
Gerbang Benteng VOC Jepara dilihat dari arah dalam, dengan lampu sorot segi empat di bagian atasnya. Entah mengapa ada kesan bahwa gerbang ini bukan desain dari era jaman kolonial. Ada yang berbeda. Di latar depan tampak kambing berkeliaran. Ternak mestinya tidak diperbolehkan berkeliaran di area cagar budaya ini, karena hampir pemiliknya sering tak bertanggung jawab pada kotoran yang mereka tebar.
Sepotong reruntuhan dengan latar area Taman Makam Pahlawan Giri Dharma. Reruntuhan tentu saja tak bisa berbicara, namun sepertinya reruntuhan itu adalah sebuah monumen, pilar, atau bisa juga tembok kubur. Tidak perlu biaya mahal bagi dinas setempat untuk membuat papan tanda layak di depan reruntuhan ini, sebagai informasi bagi pengunjung. Hanya perlu perhatian, dan kepedulian.
Sponsored Link