Cirebon, Jawa Barat, Kelenteng, Wihara

Vihara Pemancar Keselamatan Cirebon

Vihara Pemancar Keselamatan Cirebon atau Kelenteng Bun San Tong merupakan kelenteng paling ramah yang pernah saya kunjungi sejauh ini. Kelenteng ini juga memiliki keunikan yang belum pernah saya jumpai di kelenteng lain. Hawa Kota Cirebon yang sangat panas mendadak menjadi terasa sejuk ketika memasuki kelenteng ini.

Hawa panas ini sebelumnya sempat membuat kepala tiba-tiba seperti berputar dan tubuh terasa lemas layaknya dehidrasi atau hipoglisemia, padahal Vihara Pemancar Keselamatan Cirebon ini merupakan tempat pertama yang kami kunjungi pagi itu. Kios di pinggir jalan kemudian menolong mengisi tubuh dengan air manis dan berangsur memulihkannya.

Lebih dari sekadar ramah, setelah diantar berkeliling dan mendapat penjelasan tentang Vihara Pemancar Keselamatan Cirebon ini, seorang pengurus yang telah berusia lanjut dengan sangat antusias mendatangkan seorang medium yang seharusnya tidak 'berpraktek' pada hari itu. Ini sebuah keberuntungan yang tak terduga, dan tentu saja menyenangkan.

vihara pemancar keselamatan cirebon

Tampak muka pintu gerbang Vihara Pemancar Keselamatan Cirebon yang berada di Jl. Winaon no.26 / 69, di sudut pengkolan jalan, terusan Jl. Kasunean, Cirebon. Sebuah genta tampak di tengah atap gerbang yang menyudut di tengah, berbeda dengan bangunan kelenteng umumnya yang biasanya berbentuk pelana dan ada arca sepasang naga berebut mustika. Di ruangan bagian depan Vihara Pemancar Keselamatan Cirebon terdapat lampion dan lonceng yang merupakan dua buah benda yang hampir selalu ada di setiap kelenteng yang saya datangi.

Bedug dalam ukuran kecil j uga adadi bagian depan kelenteng. Bedug atau tambur serta kencreng biasa ditabuh dengan bunyi ritmik sewaktu ada acara karnaval. Lampion telah digunakan oleh bangsa Tionghoa sebagai alat penerang sejak 2.000 tahun silam, dan menjadi simbol Cap Go Meh. Lampion mengandung harapan masa depan yang terang dan doa yang terkabul. Di bagian depan Vihara Pemancar Keselamatan Cirebon ada lampion berbentuk guci dengan ornamen merah dan kuning keemasan dengan detail indah. Dalam perkembangannya, lampion memiliki bentuk dan ukuran yang sangat beraneka ragam, dan fungsinya pun ikut berkembang.


Di bagian tengah Vihara Pemancar Keselamatan Cirebon ada lampion berbentuk seperti joli (tandu) dengan ornamen kepala naga berwarna kuning keemasan indah di keenam sudutnya. Ada pula lukisan-lukisan dengan karakter dan huruf Tionghoa berukuran kecil berimpit yang menempel pada dinding ruang belakang Vihara Pemancar Keselamatan Cirebon. Lukisan-lukisan itu berisi kisah kuno yang mengandung pesan dan ajaran moral. Vihara ini memiliki ruang depan dan ruang tengah yang berukuran sedang, dan ruang belakang yang luas.

vihara pemancar keselamatan cirebon

Tek Ceng Sin (Dewa Bumi) dengan sejumlah rupang / arca sang dewa berada di sana. Orang bersembahyang di altar Dewa Bumi untuk mendapatkan berkah usaha lancar dan limpahan rejeki yang berketerusan. Hanya saja agar doanya bisa terkabul, orang harus berbuat kebaikan terlebih dulu sebelum bersembahyang kepada Dewa Bumi.

Patung Dewi Kwan Im saya lihat di ruang bagian tengah Vihara Pemancar Keselamatan Cirebon. Bagi masyarakat Tionghoa, Kwan She Im Phosat (Guan Yin, Avalokitesvara) adalah merupakan penjelmaan Buddha Welas Asih. Ada empat ekor naga besar yang melilit pilar merah serta dua pengawal langit yang menjaga di depan altar Dewi Kwan Im di vihara ini.

Avalokitesvara digambarkan sebagai seorang laki-laki di India, dan juga selama jaman Dinasti Tang (tahun 618-907). Baru pada awal Dinasti Sung (960-1279), beberapa pengikut melihatnya sebagai sosok wanita, dan lebih kentara semasa Dinasti Yuan (1206-1368). Sejak masa Dinasti Ming, sekitar abad ke 15, Kwan Im digambarkan sebagai sosok wanita.

Selanjutnya ada boneka Dewi Pek Ku Thay Fud yang digunakan oleh medium pemanggil arwah, dengan sebuah pena di tangannya, dan lembaran kertas sebagai tempat untuk menulis wejangan kepada si pasien ketika arwah sudah memasuki boneka ini. Video singkat yang saya ambil ini adalah pelayanan ritual sangat unik di Vihara Pemancar Keselamatan yang tidak pernah saya lihat di kelenteng lain.

Di Vihara Pemancar Keselamatan Cirebon ada altar Kwan Te Kong atau Kwan Kong, yang dipuja karena kejujuran dan kesetiannya pada janji sumpahnya. Karenanya anggota mafia dan perkumpulan rahasia konon melakukan sumpah setia di altar Kwan Kong. Ia juga dipuja sebagai Dewa Pelindung Perdagangan, Pelindung Kesusasteraan dan Dewa Pelindung Rakyat dari malapetaka peperangan. Sedangkan ruang utama di bagian belakang Vihara Pemancar Keselamatan Cirebon terdiri dari lima altar, yaitu altar Dewi Pek Kiung Min Fud, Dewi Pek Kiung Liem Fud, Dewi Pek Ku Thay Fud, Dewi Pek Kiung Kung Fud, dan altar Dewi Pek Ku, Cay Ku, Lien Ku, Min Ku.

Keramahan pengurus Vihara Pemancar Keselamatan Cirebon dan pertunjukan ritual pemanggil arwahnya benar-benar mengesankan. Ketika berpamitan, kami diantar oleh Bapak sepuh sampai ke tepi jalan dimana becak-becak yang kami sewa telah menunggu, seperti layaknya menghantar pergi anak dan cucu yang disayanginya. Sungguh mengharukan. Vihara Pemancar Keselamatan Cirebon dibangun pada 1680, namun sumber lain ada yang menyebut angka 1894.


Vihara Pemancar Keselamatan Cirebon

Alamat : Jl. Winaon no.26 / 69 Cirebon. Lokasi GPS : -6.72077, 108.56615, Waze ( smartphone Android dan iOS ). https://www.aroengbinang.com/p/foto-vihara-pemancar-keselamatan-1.htmlHotel di Cirebon, Hotel Murah di Cirebon, Tempat Wisata di Cirebon, Peta Wisata Cirebon.


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! Juni 20, 2019.