Banyumas, Jawa Tengah, Monumen, Purwokerto

Monumen Jenderal Gatot Soebroto Purwokerto

Monumen Jenderal Gatot Soebroto Purwokerto Banyumas menggambarkan sosok sang jenderal yang bertubuh besar tengah duduk tegak di atas punggung kuda. Monumen dan patungnya diletakkan persis di tengah bundaran simpang empat di pojok RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo, Desa Berkoh, pinggiran Kota Purwokerto, Kabupaten Banyumas.

Sosok pada patung Jenderal Gatot Soebroto dibuat saat ia menggunakan pakaian kebesaran yang menjadi ciri khasnya. Topi yang dikenakan bergaya kolonial bertengger pas di kepala, dagu berjambang lebat, bersepatu boot, tatap matanya lurus, dan sebilah tongkat komando dipegang di tangan kirinya. Monumen Jenderal Gatot Soebroto dibuat di Purwokerto karena ia lahir di Jatilawang, Banyumas pada 10 Oktober 1907, dan Purwokerto adalah ibukota Kabupaten. Meskipun demikian ketika meninggal di Jakarta pada 11 Juni 1962, ia dimakamkan di Desa Sidomulyo, Ungaran, Semarang, sesuai permintaannya sendiri.

Monumen Jenderal Gatot Soebroto Purwokerto berdiri di atas landasan berbentuk segi lima, melambangkan Pancasila, dilengkapi taman seluas 2.270 m2. Jika hendak makan Sroto Sokaraja di tempat aslinya, orang yang datang dari arah Purwokerto pasti akan melewati bundaran dimana monumen berada.

monumen jenderal gatot soebroto purwokerto banyumas

Bundaran dimana Monumen Jenderal Gatot Soebroto berada ini selalu dilewati pengendara yang keluar dari Purwokerto ke arah Sokarja. Sempat dikeluarkan dari Europeesche Lagere School (ELS) karena berkelahi dengan anak Belanda, Gatot Soebroto masuk ke Holands Inlandse School (HIS).

Selesai HIS ia menjadi pegawai, namun keluar untuk masuk sekolah militer di Magelang pada 1923 dan menjadi tentara KNIL (Koninklijk Nederlands Indisch Leger). Ketika Jepang masuk, Gatot Soebroto ikut pendidikan PETA (Pembela Tanah Air) di Bogor, dan setelah tamat diangkat menjadi komandan kompi di Sumpyuh, Banyumas dan lalu menjadi komandan batalyon.

Pada 1949 Gatot Soebroto diangkat menjadi Panglima Tentara & Teritorium (T&T) IV Diponegoro, dan kemudian alih jabatan menjadi Panglima TT VII saat ditugaskan menumpas pemberontakan Kahar Muzakar. Jabatan Panglima TT VII itu beralih ke Let.Kol. Warouw dan diserahterimakan pada tanggal 16 November 1952 di Makassar. Abdul Kahar Muzakkar atau Abdul Qahhar Mudzakkar adalah pendiri Tentara Islam Indonesia di Sulawesi.

monumen jenderal gatot soebroto purwokerto banyumas

Pandangan jarak dekat pada Monumen Jenderal Gatot Soebroto yang diresmikan oleh Menteri Pertahanan Keamanan / Panglima ABRI Jenderal TNI M. Jusuf pada 24 Mei 1982. Setelah proklamasi, Gatot Soebroto masuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR), cikal bakal TNI.

Pada tanggal 3 Februari 1965, dalam Operasi Tumpas yang dipimpin langsung oleh Kolonel M. Jusuf (yang kemudian hari berpangkat Jenderal dan menjadi Panglima ABRI), Kahar Muzakkar dinyatakan tertembak mati oleh pasukan TNI dari satuan Divisi Siliwangi Kujang I 330 di Lasolo. Namun lokasi kuburnya dirahasiakan hingga sekarang.

Setelah proklamasi, Gatot Soebroto masuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR), cikal bakal TNI. Gatot Soebroto kemudian diangkat mejadi Panglima Divisi II, Panglima Corps Polisi Militer, dan sebagai Gubernur Militer Wilayah II (Semarang - Surakarta) saat pecah pemberontakan PKI Madiun dibawah pimpinan Muso pada 18 September 1948.

Menyusul perintah penumpasan yang dimandatkan kepada Jenderal Soedirman, kekuatan pemberontak digempur dari arah Barat oleh pasukan Divisi II dibawah pimpinan Kolonel Gatot Soebroto serta pasukan dari Divisi Siliwangi, dan dari arah Timur digempur pasukan dari Divisi I dibawah Kolonel Soengkono (Gubernur Militer Jawa Timur) dan pasukan Mobile Brigade Besar (MBB) Jawa Timur dibawah pimpinan M. Yasin.

Pada 30 September 1948 Madiun dikuasai seluruhnya oleh pasukan republik. Namun baru akhir November 1948 seluruh pimpinan dan pasukan pendukung Muso tewas atau ditangkap. Sebelas pemimpin kiri, termasuk Amir Syarifuddin (mantan Perdana Menteri RI) dieksekusi pada 20 Desember 1948 di makam Ngalihan atas perintah Gatot Soebroto.

Gatot Soebroto adalah salah satu panglima militer yang ikut mendukung peristiwa 17 Oktober 1952, ketika KSAD Nasution dan sejumlah panglima militer menuntut Presiden membubarkan Parlemen dengan mengarahkan moncong meriam ke Istana Presiden dan Gedung Parlemen.

Patungn di Monumen Jenderal Gatot Soebroto Purwokerto ini dibuat dari bahan perunggu seberat 2 ton dengan tinggi 4 meter, didirikan di atas sebuah landasan berbentuk silinder yang terbuat dari beton setinggi 5 meter.

Karena keterlibatannya pada 17 Oktober 1952, jabatan Panglima TT VII yang dipegangnya diambil alih oleh Letnan Kolonel Joop Warouw, Kepala Staf TT Indonesia Timur, pada 18 November 1952. Gatot Soebroto mengundurkan diri dari militer, pulang ke Semarang dan hidup sebagai orang biasa.

Menulis tentang Monumen Jenderal Gatot Soebroto sedikit banyak membawa saya kembali pada masa-masa pergolakan kepemimpinan militer dan politik pada masa-masa awal kemerdekaan republik. Sebagaimana Nasution yang direhabilitasi setelah dipecat sebagai KSAD, Gatot Soebroto juga dipanggil kembali untuk masuk ke jajaran elit militer dan diberi jabatan sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat pada 1953.

Hanya seminggu setelah meninggal karena serangan jantung, Jenderal Gatot Soebroto dianugerahi gelar Pahlawan Kemerdekaan Nasional yang ditetapkan dengan SK Presiden RI No. 222 Tahun 1962, bertanggal 18 Juni 1962. Semoga beristirahat dengan tenang, Jenderal.


Monumen Jenderal Gatot Soebroto Purwokerto

Alamat : Berkoh, Purwokerto, Banyumas. Lokasi GPS : -7.438669, 109.267913, Waze. Hotel di Purwokerto, Hotel di Baturraden, Tempat Wisata di Banyumas, Tempat Wisata Kuliner Banyumas, Peta Wisata Banyumas.


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! Agustus 24, 2019.