Banyumas, Jawa Tengah, Kelenteng, Purwokerto

Kelenteng Hok Tek Bio Pasar Wage

Kelenteng Hok Tek Bio Pasar Wage Purwokerto saya kunjungi ketika senja sudah mulai turun di Kota Purwokerto pada bulan September lalu. Ini adalah kunjungan terakhir pada hari itu, sebelum kembali ke tempat saya menginap di rumah saudara setelah seharian berkeliling di beberapa tempat di sekitar Purwokerto dan Baturraden.

Kelenteng Hok Tek Bio Pasar Wage letaknya di belakang pasar, dan berdirinya kelenteng memang tidak lepas dari adanya Pasar Wage sebagai tempat perdagangan dan tempat mencari nafkah. Itu sebabnya tuan rumahnya adalah Dewa Bumi, yang dipuja para pedagang agar mendapatkan rezki berlimpah dalam menjalankan usahanya.

Umbul-umbul di depan gerbang menyebutkan bahwa di kelenteng saat itu tengah menyelenggarakan acara Sembahyang King Hoo Ping atau Sedekah Bumi. Orang Tionghoa percaya bahwa rizkinya akan berlimpah jika sebelum sembahyang di altar Dewa Bumi, mereka telah terlebih dahulu berbuat kebaikan pada sesama. Di sana ada pula spanduk berisi tulisan "Di empat penjuru lautan, semua umat bersaudara."

kelenteng hok tek bio pasar wage purwokerto

Gerbang masuk Kelenteng Hok Tek Bio Pasar Wage Purwokerto yang didominasi warna merah kuning dan ornamen khas kelenteng, diantaranya sepasang naga berebut mustika di atas wuwungan gerbang. Di beberapa kelenteng yang pernah saya kunjungi, patung naga itu diganti dengan burung Hong (Feng huang) atau Phoenix.

Ada pula sepasang Ciok say (patung singa) berwarna hijau di depan gerbang. Lazimnya di sebelah kiri adalah singa jantan yang memegang uang logam China (gobok) atau bola, sedangkan di sebelah kanan adalah singa betina yang menimang anaknya. Tugas Ciok say adalah mengusir roh jahat agar tidak masuk ke dalam kelenteng dan mengganggu orang.

Di halaman kelenteng terdapat pagoda beratap tumpang yang digunakan untuk membakar kertas sembahyang bagi arwah leluhur. Menurut catatan, bangunan kelenteng Hok Tek Bio Pasar Wage Purwokerto telah berdiri sejak 1831. Bentuk bangunannya pada awalnya sederhana saja, namun kemudian mengalami perbaikan beberapa kali, yaitu pada 1879 dan terakhir pada 1987.

Di sebuah sudut ruang terlihat beberapa joli yang biasa diarak pada perayaan Cap Go Meh, serta Naga hitam bersisik merah kuning yang digunakan dalam pertunjukan barongsay. Tampak pula sebuah Tambur yang biasa ditabuh pendoa ketika hendak melakukan ibadah. Sedangkan tumpuk karung beras yang saya lihat di sana waktu itu adalah untuk fakir miskin dalam acara Sedekah Bumi.

kelenteng hok tek bio pasar wage purwokerto

Pintu bagian dalam Kelenteng Hok Tek Bio Pasar Wage Purwokerto dijaga sepasang naga emas melilit pilar dengan sisik perut dan punggung berwarna kemerahan yang dibuat halus dan sangat cantik. Patung naga dan harimau biasanya selalu ada di setiap kelenteng yang saya kunjungi, dan hanya beberapa yang memasang patung burung Hong dan kepiting.

Di kiri kanan pintu masuk terdapat mural dewa yang berdiri melayang di atas awan, berpakaian perang dan pedang terhunus memandang setiap tamu yang memasuki gerbang. Lampion di sebelah kiri dihias lukisan harimau, bentuk yang jarang saya lihat. Dibalik pintu masuk adalah altar untuk menyembah Dewa Langit (Giok Hong Tai Tee).

Di kelenteng biasanya tidak ada gambar atau arca Dewa Langit, namun hanya ada hiolo besar berkaki tiga (Hiolo Thi Kong) yang diletakkan di teras, atau kadang dibuat cungkup sendiri beberapa meter di depan bangunan utama. Sebelum bersembahyang ke altar lain, umat biasanya berdoa dulu kepada Thi Kong dengan membakar dupa dan menancapkan hionya.

Pada sisi sebuah dinding di Kelenteng Hok Tek Bio Pasar Wage terdapat tulisan tentang Delapan Pengakuan iman yang isinya: 1. Sepenuh iman percaya kepada Tuhan YME, 2. Sepenuh iman menjunjung Kebajikan, 3. Sepenuh iman menegakkan Firman Gemilang, 4. Sepenuh iman menyadari adanya Nyawa dan Rokh, 5. Sepenuh iman memupuk Cita Berbakti, 6. Sepenuh iman mengikuti Genta Rokhani Nabi Kongzi, 7. Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing, dan 8. Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci.

Ada altar Hian Thian Siang Tee (Dewa Langit Utara) di ruang utama Kelenteng Hok Tek Bio Pasar Wage Purwokerto. Sosoknya digambarkan sebagai dewa dengan pakaian perang berwarna keemasan yang terkesan mewah. Tangan kanannya menghunus pedang penakluk iblis, sedangkan kedua kakinya yang tidak menggunakan sepatu menginjak kura-kura dan ular.

Altar lainnya yang ada di kelenteng ini adalah untuk pemujaan Guan Yu atau Kwan Kong, Dewa Pelindung Perdagangan, Dewa Pelindung Kesusastraan dan Dewa Pelindung Rakyat dari petaka perang. Kwan Kong juga dipuja karena memiliki watak yang budiman, memegang janji, setia, dan berani.

Juga ada altar Tju Sen Nyo Nyo dan Ngo Tjoo yang diapit sepasang naga. Selain itu ada altar Wu Lu Chai Sen (Dewa Rejeki 5 Penjuru), terdiri dari Jiang Zi Ya yang diberi kitab 'Yu Fu Jin' dari Kaisar Langit, Zhao Gong Ming Dewa Reksa Arta yang memimpin dan mengatur kekayaan manusia di Dunia Timur, Na Zhen Tian Cun Ji Bao untuk Dunia Barat, Zhao Cai Shi Zhe Deng Jiu Gong untuk Dunia Selatan, dan Xian Guan Tao Shao Si yang memimpin dan mengatur kekayaan manusia di Dunia bagian Utara.

Sebuah altar memanjang di ruang utama Kelenteng Hok Tek Bio Pasar Wage Purwokerto sempat saya potret. Di tengah adalah altar Dewa Bumi Fude Zhenshen (Hok Tek Ceng Sin, Da Bo Gong), yang menjadi tuan rumah kelenteng. Di sebelah kanannya adalah Dimu Niangniang (Tuti Papho) dan Sanbao Daren (Sampo Taydjien). Sedangkan di sebelah kirinya adalah Huangze Zhunwang (Kongtek Cun Ong) dan Taishang Laojun.

Pada kolongnya terdapat altar yang diperuntukkan bagi Lao Hu Shen (Dewa Macan), Long Shen (Dewa Naga), dan Tuthi Pakung-Tuti Papho. Altar Konghucu juga ada di Kelenteng Hok Tek Bio Pasar Wage dengan Genta Rohani berwarna keemasan lambang Konghucu terlihat pada dinding, yang menjadi perlambang penyuluh kehidupan bagi umat Konghucu.


Kelenteng Hok Tek Bio Pasar Wage Purwokerto

Alamat : Jalan Pemotongan No 3, belakang Pasar Wage, Purwokerto, Banyumas. Lokasi GPS : -7.42608,109.24917, Waze. Jam buka : sepanjang waktu selagi ada penjaganya. Hotel di Purwokerto, Hotel di Baturraden, Tempat Wisata di Banyumas, Tempat Wisata Kuliner Banyumas, Peta Wisata Banyumas.


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! Agustus 25, 2019.