Kelenteng, Padang, Sumatera Barat

Kelenteng See Hin Kiong Padang

Kelenteng See Hin Kiong Padang kami kunjungi pada beberapa tahun lalu, tepatnya tahun 2010. Sejumlah tempat sembahyangnya masih menggunakan lokasi sementara karena belum direnovasi setelah beberapa bagian bangunannya hancur terkena musibah gempa dahsyat 7,9 Skala Richter yang melanda wilayah Sumatera Barat pada 30 September 2009.

Saat itu lokasi kelenteng masih berada di Jalan Kelenteng No. 321, di dalam lingkungan kompleks dimana terdapat banyak gedung tua Kota Padang. Pada awalnya Kelenteng See Hin Kiong dibangun oleh marga Tjiang dan Tjoan Tjiu, dan diduga berdiri pada tahun 1841 berdasar tanggal yang tertera pada sebuah genta. Namun kelenteng terbakar habis pada 1861 dan baru mulai dibangun kembali pada 1893 yang diprakarsai Kapten (Tionghoa) Lie Goan Hoat, Letnan (Tionghoa) Liem Soen Mo dan Lie Bian Ek.

Kapten Lie Goan Hoat lalu mengutus seorang anaknya yang bernama Khong Teek untuk berlayar ke Tiongkok dengan tugas mencari tukang kayu yang pandai membangun kelenteng. Ada sepuluh tukang kayu yang akhirnya didatangkan dari Tiongkok untuk membangun kembali kelenteng, dan baru selesai pada 1897. Sebagai peringatan bagi jasa-jasa Letnan Liem Soen Mo dan Lie Bian Ek bagi etnis Tionghoa Padang maka dibuatlah prasasti oleh Kapten Lie Goan Hoat pada tanggal 1 November 1905.

kelenteng see hin kiong padang
Sebuah kolam di depan Kelenteng See Hin Kiong di lokasi lama dengan bunga teratai di permukaan airnya. Di atasnya terdapat sebuah hiolo besar terbuat dari kuningan yang dijaga oleh sepasang naga berwarna dominan hijau. Sementara sepasang patung Ciok Say menjaga dengan setia di depan altar utama, dan di ujung sana ada Kim Lo tempat pembakaran kertas sembahyang. Wuwungan Kelenteng See Hin Kiong saat itu dijaga oleh beberapa pasang naga.

Ada pula relief sepasang burung hong atau burung phoenix, beberapa binatang lain serta ornamen bebungaan pada wuwungan bagian tengah yang berada di bawah patung seorang dewa yang berada dalam posisi duduk. Foto di atas tinggal kenangan oleh sebab kelenteng baru sudah berdiri di lokasi berdekatan yang dibuka pada tahun 2013. Peletakan batu pertama pembangunan kembali Kelenteng See Hin Kiong dilakukan tiga tahun sebelumnya, yaitu pada 30 Juli 2010.

kelenteng see hin kiong padang
Altar sembahyang bagi Koean Im Hoe Tjo atau Dewi Kwan Im di Kelenteng See Hin Kiong, dengan paras yang berbeda dari yang umumnya saya lihat di sebuah kelenteng, oleh sebab warna kulit wajahnya yang gelap dan rambutnya yang keriting. Kwin Im, dewi welas asih, biasanya digambarkan sebagai sosok perempuan yang cantik berkulit terang dengan rambut lurus yang digelung, berbaju putih dan duduk di atas bunga teratai.

Waktu itu di sebelah kiri altar Kwan Im adalah altar sembahyang bagi Sam Pai Tjo Soe yang adalah Dewa Keselamatan, sedangkan di sebelah kanannya adalah altar bagi pemujaan Mak Tjo Po, Dewi Penguasa Laut. Sin Bing atau dewa lain yang ada di Kelenteng See Hin Kiong adalah Koan Tee Kong (Kwan Kong) yang dipuja karena kejujuran, kesetiaan, kebijaksanaan dan budinya yang luhur; Hok Tek Tjeng Sin yang dipuja sebagai dewa rejeki, dan Soe Sian Nio-Nio sebagai dewi pelindung anak dan kelahiran.

kelenteng see hin kiong padang
Ukiran kayu yang indah namun tak lazim, karena biasanya ada dua ekor Naga yang tengah berebut mustika, atau kadang sepasang Burung Hong (Feng Huang, Phoenix). Namun ukiran ini memperlihatkan seekor Burung Hong dan seekor Naga yang saling berhadapan untuk berebut mustika. Entah siapa yang menang dalam perebutan itu, karena posisi keduanya tak pernah berubah.

Kata Se atau See pada See Hin Kiong berarti barat yang merupakan kependekan dari 'Se Tjong', Hin atau Hien berarti Timbul atau terbit. Se Hien atau See Hin karenanya berari agama yang terbit dari 'See Tjong', dan Kiong berarti balairung atau tempat kedudukan. Kelenteng ini merupakan Tempat Ibadah Tri Dharma, yaitu diperuntukkan bagi penganut Tao, Konghucu, dan Buddha.

kelenteng see hin kiong padang
Altar sembahyang untuk para pengikut Tao di Kelenteng See Hin Kiong Padang lama, dengan patung Thay Siang Laow Tjin (Lao Tze) memegang kipas bergambar Yin-Yang, yang dikenal juga sebagai simbol Taiji. Tatapan mata patung itu seperti menyelidik orang yang melihatnya, dengan kumis dan jenggot panjang memanjang hingga dada, serta rambut digelung ke atas.

Dalam kosmologi Tao, lingkaran menggambarkan Tao, kesatuan yang tidak bisa dipisahkan darimana semua kehidupan muncul. Warna separuh hitam putih melambangkan Yin-qi dan Yang-qi - energi maskulin feminin primordial yang melahirkan ke dunia Lima Elemen dan Sepuluh Ribu Zat.

Saat itu kawasan gedung tua Kota Padang di sekitar Kelenteng See Hin Kiong kebanyakan masih tidak terurus dan rusak. Mungkin saat ini pemilik dan pemda setempat sudah melakukan renovasi dan menjadikannya sebagai kawasan wisata kota tua di Kota Padang. Setidaknya Kelenteng See Hin Kiong Padang yang baru terlihat sangat cantik dengan halaman luas, namun saya belum sempat berkunjung ke sana.

Kelenteng See Hin Kiong Padang

Alamat lama: Jalan Kelenteng No. 321, lokasi GPS -0.9621222, 100.3621137, Waze. Alamat baru : Jalan Kelenteng No. 252 Padang, Sumatera Barat, lokasi GPS -0.9620256, 100.3627414, Waze. Telepon : 0751-25117/30014. Jam buka : setiap hari 06.00 - 20.00. Referensi : Wisata Padang, Peta Wisata Padang, Hotel Padang.


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! Februari 06, 2018.