Gereja, Katedral, Prancis, Vinny Soemantri

Saint Bertrand de Comminges di Prancis

Saint Bertrand de Comminges di Prancis katredral yang menjadi salah satu tempat wisata unggulan di Kotamadya Saint Bertrand de Comminges, departemen Haute Garonne daerah Kota Saint Gaudens Prancis. Sudah tiga kali mengunjungi Saint Bertrand de Comminges di tahun dan musim yang berbeda tidak membuat bosan, menurut saya Saint Bertrand seperti tempat ibadah lainnya adalah tempat suci dan selalu menarik untuk ditela'ah. Seperti juga halnya mesjid, kuil dan vihara mempunyai keasikan tersendiri, melihat detail bangunan dan segala sesuatu yang terdapat di dalamnya. Selain itu mengamati mereka yang berkeyakinan berbeda menjalankan ritualnya kepada Sang Pencipta.

Katedral Notre Dame Saint Bertrand de Comminges, juga disebut Katedral Sainte Marie, adalah sebuah katedral Katolik Roma. Deretan pegunungan Pyrenees yang mempesona menghiasi pemandangan di sekitarnya, merupakan situs warisan dunia UNESCO. Saint Bertrand adalah peninggalan keuskupan agung, dan nama Saint Bertard diambil dari nama uskup Betrand de Goth dari Comminges antara tahun 1295 - 1299.

Berwisata ke katedral Negara Eropa, senantiasa disuguhi arsitektur klasik di masa lampau dengan kemegahan yang tidak terpikirkan bagaimana bisa membuat karya seni seperti itu. Meskipun katedral lain lebih megah, Saint Bertrand tetap mempunyai daya tarik yang tidak dimiliki oleh katedral lainnya.

saint bertrand de comminges
Di bagian luar gereja yang merupakan kesatuan bangunan dari Saint Bertrand, salah satunya adalah Cloitre tempat biara Saint Bertrand de Comminges. Pilar-pilar yang kokoh dengan warna yang pudar justru lebih membawa kita ke suasana masa lalu, memasuki musim semi rumput di tengah-tengah biara tumbuh menghijau. Untuk memasuki area biara yang terletak di belakang katedral harus menaiki beberapa anak tangga.

Lokasi ini salah satu incaran fotografer, karena sangat elok dan tipikal. Saya sendiri senang memandang pilar dengan ukiran klasik berjajar atasnya berbentuk oval. Lalu dari tempat biara ini, memandang pelataran belakang katedral dari dataran yang lebih tinggi. Udara di Bulan April 2017 lalu masih dingin, tetapi sinar matahari sudah mulai nakal. Area belakang Saint Bertrand adalah tempat yang paling tersorot siang matahari di waktu siang, begitu pula biara Saint Bertrand dengan pilar-pilarnya.

saint betrand de comminges
Katedral Saint Bertrand dari kejauhan terlihat sangat cantik dan bagian lain di luar katedral adalah rerentuhan bangunan kuno yang masih dipertahankan sisa bebatuannya. Kami sempat duduk di sisa tembok batu sambil memainkan kecapi dam rebana bersama kawan-kawan seperjalanan.

Saya mendengar dari orang Prancis, reruntuhan adalah bekas pemandian air panas. Biarpun hanya batu dan tembok yang tersisa, namun sangat terpelihara dengan baik. Hanya sekitar 300 meter dari katedral Saint Bertrand dan reruntuhan bangunan ini juga merupakan satu kesatuan dengan katedral.

saint bertrand de comminges
Tidak sempat memotret detail gereja bagian dalam, karena keburu tahu bahwa di dalam Saint Bertrand tidak boleh memotret inipun spontan dijepret oleh teman seperjalanan. Hanya beberapa foto yang tidak terlalu bagus, termasuk foto saya yang sedang berdiri di depan lukisan dan pagar kayu yang membatasinya. Aksen warna keemasan mendominasi dan sentuhan merah pada beberapa bagian. Lantai katedral terbuat dari batu alam yang dingin ketika saya pegang.

Seperti layaknya katedral lainnya, selalu ada organ di dekat altar, sayang sekali saat itu kami tidak mendengar suara organ dimainkan. Langit-langitnya sangat tinggi dengan sentuhan seni yang elok, kaca patripun turut melengkapi interior katedral dengan gaya gothik. Menurut catatan, kaca patri dipasang pada tahun 1523-1551. Bangku-bangku kayu para jema'at terlihat tua dengan serat kayu yang menonjol, sayapun melihat permadani yang tentunya berkualitas sayangnya tidak sempat difoto.

saint bertrand de comminges
Kayu yang diukir sangat apik menyerupai lemari dipasang di atas dengan menempel pada dinding dekat pintu masuk. Saya berdiri tepat di bawahnya dengan tengadah melihat detail ukiran, tingginya kira-kira sekitar 7 meter dari lantai diantara dua bidang dinding katedral.

Unsur kayu sangat mendominasi menghiasi desain dan perabot katedral . Biasanya jika saya mendatangi rumah ibadah ada beberapa jema'at yang sedang melakukan ritual keagamaan, namun di Saint Bertrand saya tidak melihat satu orangpun jema'at Khatolik yang sedang beribadah. Sepi dan senyap, bahkan berbisik saja bisa terdengar saking menggemanya ruangan katedral Saint Bertrand de Comminges.

Saint Bertrand de Comminges
Seperti biasa kenarsisanpun dimulai untuk kenang-kenangan bahwa kami sudah pernah mendatangi Katedral Saint Bertrand de Comminges daerah Saint Gaundens kota tempat kami tinggal selama di Prancis. Kami berpose bersama di belakang katedral, bagian ini menurut saya sangat unik, dinding bebatuan katedral yang menjulang sangat artistik. Dengan anak tangga yang juga terbuat dari batu alam, kami sangat menikmati pemandangan indah di sekitar belakang katedral.

Sebagai peninggalan sejarah keuskupan Khatolik selain tempat beribadah, Saint Bertrand de Comminges adalah situs sejarah dan pemerintah Prancis merawatnya dengan baik. Hal itulah yang membuat saya kagum, cara perlakuan mereka terhadap peninggalan sejarah juga melestarikan situs bersejarah apapun tanpa kecuali.

Masyarakatnyapun sudah mempunyai tingkat kesadaran yang tinggi, perlu digaris bawahi bahwa orang Indonesia yang sudah lama tinggal di sana atau beberapa diantaranya sudah menjadi warga negara Prancis, kebanyakan yang saya kenal memiliki pemikiran dan kesadaran yang baik menjaga tempat-tempat bersejarah. Hal ini perlu menjadi virus untuk kita orang Indonesia yang berada di tanah air sebab Indonesia mempunyai banyak peninggalan sejarah yang wajib dijaga dan dilestarikan. Indonesia kaya budaya yang memiliki sejarah panjang dengan artefak-artefaknya yang luar biasa.

Saint Bertrand de Comminges

31510 ,Prancis


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, Senang membuat catatan diri setiap perjalanan sekedar penghargaan atas apa yang dilihat dan dirasakan sebagai ritual ungkapan rasa syukur kepada Sang Pencipta.(Jatuh cinta pada lembah, gunung dan pepohonan ). Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! Desember 29, 2017.