Bandung, Bandung Barat, Jawa Barat, Lembang

Observatorium Bosscha

Observatorium Bosscha Lembang kami kunjungi sebelum membeli Ketan Bakar Lembang yang sedap di depan Pasar Bunga Lembang. Ini semacam kunjungan penyegar ingatan, setelah kunjungan pertama dan terakhir pada 1979, saat masih di T-01 TPB. Jurusan Astronomi waktu itu menyelenggarakan semacam Open House bagi mahasiswa baru FMIPA.

Pada tahun kedua kami akan memilih dan bersaing untuk masuk ke jurusan, dan Jurusan Astronomi waktu itu tergolong jurusan yang kurang populer dibanding Farmasi, Fisika, dan jurusan lainnya di FMIPA. Saat itulah saya bertemu Karlina Supelli yang cantik, Ninok Leksono yang kemudian menjadi suaminya, dan Professor Bambang Hidayat.

Kali kedua ini saya sendirian. Meski kunjungan perorangan hanya pada Sabtu, namun beruntung saya bisa ikut rombongan yang tengah berkunjung. Ada satu kelompok pengunjung yang saat itu sedang berada di dalam Kupel atau gedung kubah ikon Observatorium Bosscha Lembang, dan satu kelompok lagi tengah berada di ruang multimedia. Saya memilih untuk ikut yang ada di dalam Kupel.

Sebelumnya saya melihat Tugu Bosscha berangka tahun 1923 dan bertuliskan "KAR Bosscha", singkatan dari Karel Albert Rudolf Bosscha. Tugu ini berada di depan bangunan teleskop Bamberg. Observatorium Bosscha Lembang dibangun oleh Nederlandsch-Indische Sterrenkundige Vereeniging (NISV) atau Perhimpunan Bintang Hindia Belanda, dengan nama Bosscha Sterrenwacht.

Adalah Karel Albert Rudolf Bosscha, yang saat itu menjadi tuan tanah dan pemilik Perkebunan Teh Malabar, yang bersedia menjadi penyandang dana utama pembangunan observatorium dan berjanji untuk memberikan bantuan bagi pembelian teropong bintang. Karena jasanya itulah, nama Bosscha diabadikan sebagai nama observatorium ini.

Saat menuju Kupel saya melihat beberapa orang tengah berbincang di depan Gedung Surya, dimana disimpan teropong matahari, sebuah teleskop digital yang terdiri dari 3 buah telekop Coronado dengan 3 filter berbeda, serta teleskop proyeksi citra Matahari yang dibuat sendiri.

Gedung ini dirancang oleh Dr. Wijaya Martokusumo dari SAPPK-ITB. Pada 17 Oktober 1951, NISV menyerahkan Observatorium Bosscha ke pemerintah RI, dan menjadi bagian ITB sejak 1959. Tahun 2004, Observatorium Bosscha menjadi Benda Cagar Budaya. Untuk kemajuan Ilmu Astronomi Indonesia, semoga saja ada pengusaha yang rela menyumbang Kupel di Sulawesi Selatan dan di Papua, berikut teleskopnya.

Kupel Observatorium Bosscha Lembang telah menjadi landmark Bandung Utara selama lebih dari 85 tahun masih tetap cantik, dimana di dalamnya disimpan teleskop ganda Zeiss 60 cm. Bangunannya dirancang oleh arsitek Bandung terkenal, K. C. P. Wolf Schoemacher. Kubah gedung ini berbobot 56 ton dengan diameter 14,5 m, terbuat dari baja setebal 2 mm.

Teleskop utamamya memiliki diameter 60 cm, panjang fokus hampir 11 m, dengan medan pandang 1,5 derajat atau sekitar 3 kali diameter citra bulan purnama. Teleskop ini dapat mengamati bintang-bintang yang 100.000 kali lebih lemah dari bintang yang dapat dilihat mata telanjang manusia. Sedangkan teleskop pencarinya memiliki diameter 40 cm.

Pada dinding di dalam Kupel Observatorium Bosscha Lembang dipajang poster-poster berukuran besar berisi teks dan foto dokumentasi lama. Posetr ini membantu pengunjung untuk lebih memahami latar belakang sejarah Observatorium Bosscha, peralatan yang dimiliki, perkembangan Ilmu Asronomi, aktivitas Observatorium Bosscha, dsb.

Di dalam Kupel, seorang mahasiswa senior atau asisten dosen Astronomi ITB tengah memberikan penjelasan kepada serombongan pengunjung tentang observatorium dan penggunaan teleskop ganda Zeiss 60 cm. Teleskop ini merupakan sumbangan dari Karel Albert Rudolf Bosscha, sesuai dengan komitmen yang telah dibuatnya kepada NISV.

Teropong Ganda Zeiss 60cm yang merupakan teleskop terbesar dan tertua yang ada di Observatorium Bosscha Lembang, berusia lebih dari 86 tahun dan masih berfungsi dengan baik. Sejak awal 1990-an, teknologi detektor digital telah mulai digunakan di Observatorium Bosscha, untuk meningkatkan tingkat sensitifitas pengamatan.

observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang observatorium bosscha lembang

Teleskop lainnya yang dimiliki Observatorium Bosscha adalah Teleskop Bamberg, Teleskop GAO-ITB, Teleskop Hilal, Teleskop Radio 2.3 m, Teleskop Radio JOVE, Teleskop Surya, Teleskop TPOA, dan Teleskop Unitron. Pada saat kunjungan saya itu, Teleskop GOTO 45 cm dan Teleskop Schmidt Bima Sakti sedang dalam perbaikan.


Alamat Observatorium Bosscha berada di Jalan Peneropongan Bintang, Lembang, Bandung Barat. Lokasi GPS : -6.824442, 107.615515, Waze. Rute Bandros, Hotel di Lembang, Tempat Wisata di Bandung, Peta Wisata Bandung, Hotel di Bandung, Hotel Murah di Bandung.


Bagikan ke:
Facebook, Twitter, WhatsApp, Telegram, Email. Print!.

, seorang pejalan musiman dan penyuka sejarah. Penduduk Jakarta yang sedang tinggal di Cikarang Utara. Traktir BA secangkir kopi. Secangkir saja ya! April 06, 2021.